"Kok gw (saya) kagum dan pengen nangis bangga. Gw sudah nonton 2 kali di hari pertama. Gw bangga banget sekeren itu film superhero Indonesia. Besok teman ngajaki lagi nonton untuk yang ketiga kalinya dan gw mau nonton lagi," tutur salah seorang warganet.
"Tenang om, sebagian belum nonton karena kerja. Saya sendiri belum nonton. Tapi pasti akan ke bioskop nonton Gundala".
Berpotensi jadi film Indonesia terlaris
Pertanyaannya, apakah Gundala akan bisa menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa seperti harapan beberapa penonton? Terlaris dalam artian mendapatkan jumlah penonton terbanyak seperti halnya Avengers: End Game yang konon menjadi film terlaris dalam sejarah perfilman dunia.
Sebelum menjawab kemungkinan tersebut, mari kita sejenak meminjam "pintu ajaibnya" Doraemon untuk mundur ke masa lalu. Mari kita sejenak menengok sejarah panjang jatuh bangun film Indonesia dalam mendapatkan penontonnya.
Bicara perfilman Indonesia, nasibnya di negeri memang pasang surut. Di era 80-an, film-film Indonesia pernah merajai bioskop-bioskop lokal. Diantaranya film Saur Sepuh, film Warkop DKI, ataupun Catatan Si Boy. Namun, di era 90-an, nasib film Indonesia justru jeblok. Salah satu penyebabnya karena mayoritas tema filmnya berkutat seputar tema "khusus orang dewasa".
Baru di era 2000-an, film Indonesia kembali mampu jadi tuan di negerinya sendiri. Dimulai dengan film Petualangan Sherina (2000), lantas film "Ada Apa dengan Cinta?" (AADC/2002) yang mencatat rekor penonton terbanyak kala itu. Film yang disutradarai Rudy Soedjarwo dan melambungkan nama Dian Sastrowardoyo bersama Nicholas Saputra ini ditonton 2,7 juta penonton.
Sampean (Anda) yang pada 2002 silam masih berstatus ABG, mungkin menjadi bagian dari 2,7 penonton. Saya sendiri yang waktu itu masih kuliah semester 3, dua kali nonton bareng kawan-kawan kuliah. Malah ada yang rela bolos kuliah demi hadir di gedung bioskop untuk menonton Cinta dan Rangga.
Film AADC bertahan enam tahun sebagai film Indonesia terlaris. Predikat itu akhirnya tergeser oleh Ayat-Ayat Cinta (AAC) yang tayang perdana pada 28 Februari 2008. Film karya Hanung Bramantyo yang diangkat dari novel best seller-nya Habiburrahman El Shirazy ini ditonton oleh 3.676.135 penonton.
Namun, predikat AAC tersebut tak bertahan lama. Pada 26 September 2008, Laskar Pelangi yang disutaradari Riri Riza, berhasil mendapatkan  4.719.453 penonton.
Nah, dalam beberapa tahun terakhir, film Indonesia mendapatkan kabar menggembirakan. Beberapa film Indonesia direspons dengan baik oleh masyarakat dan mendapatkan jumlah penonton luar biasa. Seperti Cek Toko Sebelah (2016), My Stupid Boss (2016), serta Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 yang meraup 6.858.616 penonton. Hingga kini, film besutan Anggy Umbara ini menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 sempat didekati oleh film Dilan 1990. Namun, film karya Fajar Bustomi yang tayang pada 2018 ini maksimal "hanya" meraih 6.315.664 penonton.