Sampean (Anda) yang sudah menjadi orangtua, apakah selama ini sampean memberikan perlakuan berbeda kepada kata "menang" dan "kalah" ketika mengenalkannya kepada anak.
Perlakuan berbeda dalam artian, Anda akan senang luar biasa bila mendapat kabar anak menang/juara dan kecewa berat bila anak kalah/gagal. Ataukah, sampean menganggap menang dan kalah itu sebenarnya sama saja karena sama-sama bermakna penting bagi anak-anak.
Tetapi memang, tidak sedikit orangtua yang mungkin tanpa sadar telah mengajarkan anak-anaknya agar mencintai kemenangan dan membenci kekalahan dalam setiap aktivitas yang mereka lakukan. Anak-anak seolah didoktrin untuk selalu menang, menang, dan menang.
Tentu saja, tidak ada yang keliru memotivasi anak-anak untuk berusaha menjadi pemenang dalam kelas, kegiatan ekstrakurikuler olahraga di sekolah, maupun bersaing dengan teman sebayanya di tempat les/kursus bahasa Inggris.
Namun, yang kurang benar adalah ketika anak-anak ditekan tidak boleh gagal dan harus selalu menjadi yang terbaik. Seolah kekalahan itu dianggap aib.
Padahal, dalam setiap kompetisi, pertandingan, perlombaan atau apalah namanya, hasil akhirnya tentu selalu memunculkan cerita ada yang menang dan ada yang kalah. Tidak ada ceritanya semua menang dalam sebuah kompetisi. Apa iya ada juara 1 a, juara 1 b, dan seterusnya.Â
Disinilah, penting bagi orangtua untuk tidak selalu menuntut anaknya menang dan menang. Sebab, tidak kalah penting adalah mengajari mereka untuk "berkenalan" dengan kalah.Â
Penting untuk membiarkan mereka merasakan kekalahan. Sebab, dengan begitu, mereka bisa belajar memahami apa sebenarnya fungsi kalah.
Agustus, kesempatan terbaik mengenalkan fungsi kalah kepada anak
Pendek kata, orangtua seharusnya tidak melulu mengenalkan menang, tetapi juga fungsi kalah dalam kompetisi kepada anak-anaknya. Sebab, menang dan kalah kelak akan menjadi salah satu bagian penting dalam hidup yang akan mereka jalani.Â
Bagian penting yang akan terus terjadi berulang.
Nah, dalam kaitan hal ini, bulan Agustus menjadi kesempatan terbaik bagi para orangtua untuk mengenalkan fungsi menang dan kalah.Â