Lha wong sudah diberitahu tidak akan dipakai. Ataukah mau mencari petualangan baru dengan bergabung di "perusahaan lebih kecil" tetapi bisa memberikan kenyamanan.
Pilihan terakhir itulah yang akhirnya diambil oleh pesepak bola keturunan Indonesia ini. Nainggolan memilih menjalani masa peminjaman di klub kecil Italia, Cagliari. Pada 6 Agustus lalu, Nainggolan secara resmi dipinjamkan ke Cagliari dengan kesepakatan "season long deal" alias peminjaman jangka waktu lama.Â
Dibandingkan dengan Inter Milan yang tenar, Cagliari jelas hanya sebuah "perusahaan kecil". Bila Inter didukung modal kuat, Cagliari mungkin hanya separuhnya.Â
Bila Inter berada di kota mode Milan yang menjadi salah satu kota tenar di Italia, Cagliari berada di Pulau Sardinia yang tentu saja tak semaju Kota Milan.
Toh, dalam hidup, kebahagiaan terkadang tidak melulu diukur dengan besar kecilnya tempat bekerja. Kenyamanan dan kegembiraan, menjadi hal utama. Nainggolan sangat paham itu. Karenanya dia tak ragu memilih Cagliari. Dia menolak tawaran klub lain yang datang kepadanya.
Ya, Nainggolan sangat paham, di klub yang pernah sekali juara Liga Serie A di tahun 1970 itu, dia akan bisa merasakan kebahagiaan. Rasa bahagia yang sempat hilang di Inter Milan.
Sebab, Cagliari dan Sardini adalah cinta masa lalunya. Di sanalah, dia mulai "menggambar" masa depannya di sepak bola. Nainggolan pernah membela Cagliari selama empat tahun (2010-2014).
Memang, Cagliari bukan klub pertamanya di Italia. Dia pernah main di Piacenza pada 2006-2010. Namun, di Cagliari-lah, kemampuan terbaiknya bisa keluar. Dia jadi pujaan fans Cagliari yang menganggapnya salah satu pemain terbaik dalam sejarah klub Cagliari.
Cagliari bak seperti menjadi "tiket" bagi Nainggolan untuk bisa menapak ke panggung yang lebih besar. Dia lantas membela klub ibu kota, AS Roma. Di Roma, Nainggolan berkembang menjadi salah satu pemain tengah terbaik di Liga Italia.Â
Selama empat musim (2014/15 hingga 2017/18), dia selalu masuk dalam tim terbaik Serie A Italia. Dia bahkan pernah menjadi pemain terbaik AS Roma di musim 2016/17. Dari Roma, dia berlabuh di Inter Milan yang ternyata menjadi titik balik dari kejatuhan kariernya.
Kini, kembali ke Cagliari, Nainggolan ingin membuktikan bahwa dirinya belum habis. Dia ingin Inter melihatnya bahwa klub yang pernah meraih treble winner tahun 2010 itu telah salah "membuang" dirinya.