Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Dari Kamar Tidur, Kami Berpartisipasi Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

3 Agustus 2019   22:04 Diperbarui: 3 Agustus 2019   22:28 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perencanaan keuangan keluarga harus dipikirkan matang/Foto: mrizky

Bila kita macet beberapa bulan dalam pembayaran, besaran suku bunga pinjaman kian hari kian melambung, utamanya suku bunga KPR, bisa memicu tingginya angka kredit macet atau non performing loan (NPL). Bila itu terjadi, akan timbul risiko cukup serius dan mengganggu kelancaran sistem pembayaran. Terlebih jika kegagalan itu berisiko menular (contagion risk) hingga menimbulkan gangguan bersifat sistemik. Ujung-ujungnya, sistem keuangan kita bisa tidak stabil serta perlu biaya tinggi untuk menyelamatkannya. Karenanya, dengan rutin membayar angsuran KPR tepat waktu, kita telah ikut berpartisipasi dalam menjaga Stabilitas Sistem Keuangan.

Dalam hal ini, lagi-lagi, kamar tidur mengambil peran penting bagi kami. Saya dan istri terbiasa mengobrol di kamar sebelum tidur perihal urusan mengatur dan menjaga stabilitas keuangan keluarga agar tetap sehat serta terhindar dari ancaman 'paceklik tak terduga'. Termasuk alokasi untuk pembayaran KPR rumah tiap bulannya, hingga akhirnya lunas.

Bijak Memakai Kartu Kredit, Jauhi Gaya Hidup Boros
Menabung di bank nasional, mengatur keuangan keluarga dan melunasi pembayaran KPR tepat waktu menjadi contoh bentuk partisipasi kita sebagai masyarakat untuk berpartisipasi membantu agar SSK negara kita aman.

Termasuk bagi sampean (Anda) yang terbiasa menggunakan kartu kredit. Agar pembayaran kartu kredit tak sampai membuat pusing karena suku bunga majemuk yang dikenakan setiap hari atau setiap bulan, penting untuk bijak menggunakannya. 

Bijak dalam artian menggunakan kartu kredit hanya jika benar-benar diperlukan. Jangan berpikiran karena tinggal gesek kartu, lantas tergoda membeli banyak barang demi menuruti keinginan. Imbasnya, tingkat utang masyarakat menjadi tinggi.

Padahal, kondisi enak tidak berlangsung terus-menerus. Bisa saja tiba-tiba datang masa sulit. Karenanya, penting mendidik diri sendiri maupun keluarga agar tidak boros ketika enak. Jauhi gaya hidup boros karena merasa sedang dalam kondisi 'panen'. 

Membuka Wawasan, Mengambil Keputusan dengan Melihat ke Depan
Semangat kita sebagai masyarakat untuk ikut berpartisipasi menjaga Stabilitas Sistem Keuangan negara, tentunya tak cukup bermodal semangat. Namun, penting untuk membekali diri dengan informasi cukup perihal cara pengelolaan keuangan.

Semisal mencari tahu apa itu sistem keuangan, stabilitas sistem keuangan dan bagaimana cara menjaganya agar tetap stabil. Atau juga informasi peraturan yang dikeluarkan BI. Toh, semua informasi itu bisa kita diketahui mudah hanya dengan mengakses www.bi.go.id lewat ponsel pintar yang kita miliki.

Dengan memiliki informasi yang cukup, kita akan mampu mengambil keputusan keuangan keluarga dengan melihat ke depan (forward looking). Merujuk pada kisah Nabi Yusuf yang bisa memberikan solusi menghadapi krisis karena mengartikan 'mimpi di masa depan', kita juga akan mendapatkan gambaran ketika berhubungan dengan jasa keuangan.

Lalu, apa tujuan yang ingin dicapai dengan adanya Stabilitas Sistem Keuangan?

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata stabilitas bermakna kemantapan; kestabilan; keseimbangan. Bila dijelaskan dengan kalimat, stabilitas adalah kondisi di mana sebuah sistem dalam keadaan mantap, stabil, dan seimbang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun