Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Trio Tunggal Putra Indonesia Tembus Perempat Final Japan Open

25 Juli 2019   17:00 Diperbarui: 26 Juli 2019   10:46 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anthony Ginting, akan bertemu Kento Momota di perempat final Japan Open 2019/Foto: badmintonindonesia.org

Mendukung pebulutangkis Indonesia bertanding di turnamen level tertinggi, utamanya di sektor tunggal, itu perlu kesabaran tingkat tinggi. Sebab, bila kurang sabar, sampean (Anda) bakal mudah patah hati. Bahkan, sampean mungkin  bisa uring-uringan sendiri. Kok bisa?

Sangat bisa bila merujuk pada penampilan tunggal putra Indonesia era kekinian yang seringkali membuat gemas. Ya, tunggal putra Indonesia era kekinian bukan lagi seperti eranya Taufik Hidayat, ataupun Hariyanto Arbi, Alan Budikusuma, Ardy B Wiranata dan Joko Suprianto yang dulu sering bergantian naik podium juara. 

Faktanya, dua tunggal putra Pelatnas yang diprioritaskan tampil di Olimpiade 2020, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, juga pemain senior Tommy Sugiarto, masih sering tampil angin-anginan--untuk tidak menyebut labil.

Mereka bisa tampil hebat ketika menghadapi pemain unggulan. Namun, di lain hari, mereka bisa kalah tak terduga dari lawan yang kurang diperhitungkan. Pun, terkadang mereka tampil luar bisa di turnamen A. Tetapi di pekan berikutnya, mereka melempem di turnamen B. Padahal, lawan-lawan yang dihadapi di rangkaian turnamen BWF World Tour, sejatinya ya itu-itu saja.  

Pekan lalu, ketiganya tak mampu berbuat banyak di kandang sendiri ketika tampil di Indonesia Open 2019. Tommy langsung out di babak pertama usai dikalahkan pemain Tiongkok, Chen Long. Ginting terhenti di putaran kedua usai kalah dari pemain bukan unggulan asal Thailand, Kantaphon Wangcharoen. Padahal, Ginting unggul head to head 3-1.

Hanya Jonatan yang tampil lumayan. Dia sampai di perempat final sebelum dikalahkan pemain Taiwan, Chou Tien-chen yang akhirnya tampil sebagai juara.

Nah, usai dari Istora, ketiganya langsung tampil di Japan Open 2019 yang dimulai Selasa (23/4). Ginting, Jonatan dan Tommy mampu move on dari hasil pahit di Istora. Setidaknya, mereka mengawali turnamen dengan baik.

Kamis (2/7) siang tadi, kabar bagus datang dari Musashino Forest Sport Plaza di Tokyo, tempat berlangsungnya Japan Open 2019. Trio tunggal putra Indonesia ini kompak lolos ke perempat final usai meraih kemenangan di putaran II.

Tommy yang bermain lebih dulu, berhasil mengalahkan pemain Hongkonng, Wong Wi Ki Vincent yang pekan lalu tampil hebat di Indonesia Open dengan melaju hingga semifinal. Tommy menang straight game 21-16, 21-17 dalam waktu 45 menit.

Ginting yang tampil setelah Tommy, lagi-lagi menghadapi kesulitan ketika bertemu pemain asal Thailand. Ginting dipaksa bermain rubber game oleh Sittikhom Thammasin selama 1 jam 4 menit.

Ini pertemuan pertama Ginting dengan pemain berusia 24 tahun tersebut. Mungkin karena belum panas, Ginting cukup sering tertinggal di game pertama hingga kalah 20-22. Dia lantas menang di game kedua, 21-17. Di game ketiga, pemain kelahiran Cimahi berusia 22 tahun ini 'mengamuk' dan menang dengan skor telak, 21-6.

Seperti tak mau ketinggalan, Jonatan Christie kemudian mengikuti lolos ke perempat final usai mengalahkan pemain Hongkong, NG Ka Long Angus, 21-16, 21-15. Hasil ini membuat Jonatan bisa menyamakan head to head dengan Angus menjadi 4-4.  

Lalu, bagaimana peluang mereka di perempat final yang akan dimaikan Jumat (26/7) besok?

Merujuk pada rute drawing Japan Open 2019, ketiganya akan menghadapi lawan tangguh di perempat final. Tetapi memang, namanya perempat final tentunya tidak ada lagi lawan mudah. Sebab, lawan juga lolos ke perempat final bukan karena kebetulan.

Tommy akan bertemu pemain India, Sai Praneeth. Secara rangking BWF terkini, Tommy lebih unggul. Putra legenda bulutangkis Indonesia, Icuk Sugiarto ini kini ada di rangking 17. Sementara Sai Praneeth ada di rangking 23.

Namun, Tommy harus waspada. Sebab, Sai Praneeth (26 tahun), tengah tampil on fire. Di babak sebelumnya, dia menyingkirkan dua pemain tuan rumah yang rangkingnya cukup jauh di atasnya. Kenta Nishimoto yang kini ada di rangking 10, dikalahkan di babak pertama. Lalu, Kanta Tsuneyama yang kini menempati rangking 15, ditaklukkan di putaran II. bahkan, Sai Praneeth selalu menang straight gama.

Bagaimana dengan Jonatan?

Jonatan juga menghadapi lawan tangguh. Dia akan bertemu finalis Indonesia Open 2019, Anders Antonsen. Secara rangking, keduanya tidak berbeda jauh. Jonatan rangking 7 dan Antonsen rangking 9. Bila Jonatan merupakan unggulan 6, Antonsen tidak masuk daftar unggulan.

Namun, pemain asal Denmark ini acapkali membuat kejutan. Bukankah di Indonesia Open 2019 pekan lalu, Antonsen juga tidak masuk unggulan. Siapa sangka dia justru bisa menembus final. Karenanya, Jojo wajib tampil dalam form terbaik bila ingin lolos ke semifinal.

Pertemuan paling menarik akan tersaji ketika Ginting bertemu pemain tuan rumah yang kini menempati rangking 1 dunia, Kento Momota. Setelah cukup lama tidak bertemu, duel yang oleh fans bulutangkis dijuluki "MomoGi" ini akan kembali tersaji di perempat final Japan Open 2019.

Ginting dan Momota memang cukup sering bertemu. Dan pertemuan keduanya selalu menarik. Tahun ini, MomoGi sempat tersaji di final Singapore Open pada April lalu. Hasilnya, Momota keluar sebagai juara usai menang rubber game 10-21, 21-19, 21-19. Kita juga masih ingat kemenangan Ginting atas Momota di final China Open Super 1000 tahun lalu yang hingga kini menjadi pencapaian terbaik Ginting di turnamen BWF World Tour.

Pekan lalu, Ginting sebenarnya bisa bertemu Momota di babak perempat final Indonesia Open 2019. Duel yang tentunya dinantikan fans bulutangkis Indonesia. Namun, ternyata di luar dugaan, keduanya terhenti di putaran kedua.

Lalu, bagaimana peluang Ginting kali ini?

Dikutip dari badmintonindonesia.org, Ginting menyebut tidak berpikir akan ketemu Kento dari awal. Sebab, dia memang memilih fokus pada satu demi satu pertandingan, bukan berpikir jauh ke babak berikutnya yang belum tentu. "Sama saja kalau ketemu Kento atau Kantaphon, sama-sama tidak mudah dikalahkan," ujar Anthony dikutip dari badminton indonesia.

Dan memang, di babak perempat final, head to head ataupun rangking pemain, sejatinya tidak terlalu berpengaruh. Sebab, yang paling menentukan adalah kesiapan pemain, baik fisik maupun mental di lapangan. Karenanya, semoga trio tunggal putra Indonesia bisa tampil maksimal di perempat final Japan Open besok.

Rasanya, akan menyenangkan bila ketiganya berhasil lolos ke babak semifinal. Bila seperti itu, merujuk pada rute drawing, Ginting akan bertemu Tommy. Dan, bukan tidak mungkin, akan terjadi final sesama pemain Indonesia.

Tapi ya, berharap boleh saja. Asal jangan gampang baperan. Sebab, bila ternyata harapannya tak kesampaiannya, khawatirnya sampean malah jadi marah-marah sendiri. Salam bulutangkis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun