Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Indonesia Tinggal Berharap Ganda Putra, Target Satu Gelar Memang Realistis

20 Juli 2019   08:25 Diperbarui: 20 Juli 2019   12:11 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hendra/Ahsan memperlihatkan kematangan saat mengalahkan ganda Jepang/Foto: Twitter Badminton Ina

Toh, "slogan class is permanent" itu memang benar adanya. Dalam situasi seperti itu, Hendra/Ahsan memperlihatkan kematangan mereka. Diawali menyamakan skor 20-20. Lantas, serangan bertubi-tubi yang membuat Watanabe dan Endo terkapar di lapangan, membuat skor 21-20. Lantas, bola pengembalian yang keluar dari pasangan Jepang itu, membuat Hendra/Ahsan memenangi pertandingan, 22-20.

Melihat ekspresi Watanabe di akhir pertandingan yang seolah tak percaya, menjadi cerminan betapa serunya laga itu. Seolah rollercoaster yang naik turun dan tidak tahu siapa yang akhirnya akan menang. Toh, seusai laga, Hendra/Ahsan yang sepantaran dengan Endo, bisa bercanda akrab.

Jonatan kali ini kalah dari lawan yang "favoritnya"
Sayangnya, setelah perjuangan heroik Hendra/Ahsan itu, kita mendapatkan kabar pahit beruntun. Diawali Tontowi/Winny yang dikalahkan pasangan senior Malaysia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying 11-21, 21-14, 14-21. Dulu, ketika Owi bersama Liliyana, mereka seringkali unggul atas Chan/Goh. Termasuk di final Olimpiade 2016. Namun, Owi kini memang masih harus 'ngemong' Winny.

Di laga berikutnya, Jonatan Christie menghadapi pemain Taiwan, Chou Tien-Cen (CTC) yang merupakan ulangan final Asian Games 2018 lalu. Jonatan lebih diunggulkan karena punya rekor bagus, 6-1 dalam tujuh pertemuan melawan CTC. Pendek kata, CTC adalah lawan favorit Jonatan.

Rekor apik itu sepertinya akan berlanjut ketika Jonatan menang 21-16 di game pertama. Namun, di game kedua, CTC "meledak'" Dia sempat unggul jauh, 7 poin dan akhirnya menang 21-18 untuk memaksakan rubber game.

Lagi-lagi pertemuan mereka diakhiri rubber game. Seperti halnya di final Asian Games 2018 lalu saat Jojo menang di game pertama, kalah di game kedua dan akhirnya menang. Atau juga di Australia Open awal Juni lalu. Jojo juga menang 22-20 di game pertama, kalah 13-21 di game kedua dan akhirnya menang 21-16 di game penentuan. Namun, kali ini ceritanya berbeda. CTC tampil lebih kalem. Dia bisa mengalahkan Jojo 21-14 untuk melaju ke semifinal.

Menariknya, seusai laga, Chou menyebut kemenangannya karena terinspirasi Jojo. "Jojo pemain yang bagus. Saya banyak belajar dari dia karena tipenya yang tidak mau menyerah. Maka dari itu kali ini saya bisa menang dari dia," ujarnya.

Satu lagi pemain Indonesia yang tumbang di perempat final kemarin adalah pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Runner-up Asian Games 2018 ini takluk straight game dari ganda Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.

Pasangan Jepang inilah yang akan menjadi lawan Hendra/Ahsan di semifinal, Sabtu (21/7) siang nanti. Merujuk pada kemenangan Hendra/Ahsan atas Watanabe/Endo, seharusnya Daddies--julukan Hendra/Ahsan bisa menang atas Hoki/Kobayashi yang noatabene merupakan "pemain baru" di ganda putra level atas.

Bagaimana Marcus/Kevin?

Ini yang menarik. Mereka akan menghadapi ganda putra terbaik Tiongkok, Li Junhui/Liu Yuchen. Penggemar bulutangkis pastinya akan menunggu laga ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun