Bila seperti itu, level persaingannya jelas lebih ketat. Ambil contoh di tunggal putra, Jonatan Christie akan bersaing dengan nama-nama top seperti Kento Momota, Shi Yuqi hingga Chou Tien-chen. Begitu juga di ganda campuran, ganda andalan Tiongkok, Zheng Siwei/Huang Yaqiong yang selama ini "rakus gelar" juga bakal tampil.
Pertimbangan lainnya, kita tahu, dua gelar Indonesia tahun lalu, salah satunya diraih lewat kolaborasi pemain senior, Tontowi Ahmad/Liliyan Natsir. Nah, tahun ini, Liliyana pensiun. Tentu saja, pensiunnya Liliyana berpengaruh pada kekuatan ganda campuran Indonesia.
Beberapa pasangan penerus seperti Praveen/Melati dan Hafiz Faizal/Gloria Widjaja juga Tontowi bersama pasangan barunya, Winny Octavina, harus diakui masih sering tampil labil dan belum mampu mengimbangi ganda campuran top dunia.Â
Pada akhirnya, semua perdebatan itu menemukan jawabannya di babak perempat final, Jumat (19/7) kemarin. Bahwa, target satu gelar yang dicanangkan PBSI di Indonesia Open 2019 itu memang terbukti.
Marcus/Kevin dan Hendra/Ahsan memperlihatkan kematangan
Di babak perempat final kemarin, asa Indonesia untuk meraih gelar, masih ada harapan di tiga sektor. Yakni tunggal putra lewat Jonatan Christie, ganda campuran lewat Tontowi/Winny dan selebihnya ganda putra yang masih memiliki tiga wakil.
Pada akhirnya, (lagi-lagi) hanya ganda putra yang berhasil menjaga peluang juara. Marcus/Kevin dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan berhasil lolos ke semifinal. Keduanya bahkan berpeluang menciptakan final sesama Indonesia.
Kemarin, Marcus/Kevin bermain matang ketika menghadapi 'rival lama' mereka, Zhang Nan yang kini berpasangan dengan anak baru, Ou Xuan Yi. Jelas terlihat, chemistry Zhang Nan dan Ou Yuan belum nyetel. Berbeda ketika Zhang dipasangkan dengan Liu Cheng yang membuahkan gelar juara dunia 2017.
Marcus/Kevin mendominasi sepanjang pertandingan. Malah, Kevin sempat membuat "prank" di tengah pertandingan ketika seolah menaruh raketnya di pinggir lapangan lantas memungutnya kembali. Minions--julukan Marcus/Kevin pun menang 21-12, 21-16 hanya dalam waktu 31 menit.
Beda dengan Marcus/Kevin, pasangan Hendra/Ahsan melakoni salah satu pertandingan paling seru di perempat final kemarin. Mereka terlibat duel rubber game selama 1 jam 3 menit melawan ganda Jepang juara Asia 2019, Yuta Watanabe/Hiroyuki Endo.
Pertandingan ketat terjadi di game ketiga. Ahsan/Hendra sempat memegang kendali. Mereka sempat unggul lima poin 19-14. Namun, siapa sangka, Watanabe/Endo mampu mengejar dengan meraih lima poin beruntun. Bahkan, mereka membalik situasi dengan lebih dulu mencapai angka 20. Satu angka lagi mereka ke semifinal.