Menulis itu mudah. Siapapun bisa menulis. Lha wong kita tinggal menggerakkan jemari, memencet huruf-huruf, lantas terciptalah kata dan kalimat di layar ponsel ataupun laptop. Buktinya, sampean (Anda) setiap hari bisa dengan mudah menulis pesan ketika saling berkabar dengan kawan di aplikasi chat.
Banyak orang juga fasih menulis status di beberapa akun media sosial yang mereka miliki. Termasuk bagi mereka yang masih suka cara konvensional dalam menulis. Cukup mengambil pensil atau bolpen, bisa langsung menulis di kertas ataupun buku. Mudah bukan?
Namun, semudah-mudahnya menulis, sebuah tulisan pastinya tidak 'ujug-ujug' lahir. Ia tercipta karena terlebih dulu melalui serangkaian proses berpikir. Ambil contoh mereka yang gemar menulis status di akun media sosial.
Sesederhana apapun tulisannya, pastinya mereka berpikir dulu sebelum menulis tentang apa. Sebelum mem-posting tulisan itu, mereka juga membacanya ulang (mengedit) untuk memastikan kebenaran kalimatnya. Atau bahkan, sampai memikirkan dampak dari postingan tulisan tersebut.Â
Itu baru tulisan status di media sosial yang umumnya hanya dua tiga kalimat. Apalagi, sampean yang rutin "melahirkan" tulisan di 'rumah ini' (baca Kompasiana). Tulisan yang dihasilkan pastinya bukan hanya melalui proses berpikir, tetapi juga proses kreatif.
Berhenti menjiplak tulisan orang lain, mari berpikir kreatif menghasilkan tulisan
Ya, sebuah tulisan yang berkualitas, pasti lahir karena ada proses kreatifnya. Proses kreatif berupa membaca, membaca, dan membaca segala informasi yang bisa menjadi bahan tulisan, juga mencari data-data.
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI), makna kreatif berarti memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan.
Artinya, mereka yang menulis adalah orang yang punya kemampuan untuk menciptakan tulisan. Bukan menulis dengan hanya menyalin alias men-copy paste tulisan milik orang lain yang berseliweran di media arus utama, media sosial ataupun blog sosial/pribadi.
Menulis adalah proses berpikir mencipta sebuah tulisan. Bila tulisannya bukan dari proses berpikir (yang diawali dengan banyak membaca referensi dan data), boleh jadi tulisannya itu sekadar menjiplak milik orang lain yang diklaim. Boleh jadi tulisan itu hasil mengambil tulisan orang lain karena dilakukan tanpa izin.
Istilah umumnya adalah plagiat. Menurut KBBI, plagiat adalah pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri; jiplakan.