Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pilih Mana, Lebih Dulu Kerja Jadi Karyawan atau Langsung Berwirausaha?

21 Juni 2019   07:49 Diperbarui: 21 Juni 2019   13:37 1549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bekerja menjadi karyawan bisa mendapatkan keuntungan untuk bekal berwirausaha/Foto: navigatehk.com

Pernahkan sampean (Anda) menghitung, berapa jumlah grup WhatsApp yang sampean tergabung di dalamnya? Lima, tujuh, atau mungkin sepuluh. Bergabung di banyak grup WhatsApp, sampean akan menjadi orang yang kaya informasi.

Betapa tidak, grup WhatsApp ini kini bak sebuah pasar malam. Apa saja ada. Ia bukan hanya tempat untuk menghimpun kawan-kawan lama lantas mengobrol di ruangan itu. Lebih dari itu, setiap hari hampir selalu muncul pesan motivasi, informasi penting hingga kabar receh.

Seperti beberapa waktu lalu, saya mendapatkan kiriman pesan yang menginformasikan adanya bursa kerja (job fair). Namanya bursa kerja, tentunya ada puluhan bahkan ratusan lowongan pekerjaan yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan yang ikut dalam job fair tersebut.

Dan selayaknya peribahasa ada gula ada semut, informasi lowongan kerja itupun diserbu para pencari kerja dari berbagai kota. Tidak hanya mereka yang berstatus baru lulus kuliah (fresh graduate), tetapi juga mereka yang sudah bekerja tapi ingin mengadu nasib pindah ke tempat kerja yang memberikan iming-iming gaji lebih besar.  

Bagi saya, pesan via WA tersebut serasa mengirim saya ke masa lalu.  Kok bisa?

Dulu, ketika masih bekerja sebagai pekerja lepas di kantor pemerintahan, saya acapkali hadir dalam acara bursa kerja (job fair) yang digelar oleh pemerintah setempat. Saya hadir bukan untuk ikut mendaftar bekerja. Namun, untuk melakukan peliputan. Maklum, tugas saya adalah menulis rilis, lantas dibagikan ke kawan-kawan wartawan.

Nah, salah satu yang paling saya ingat ketika meliput acara bursa kerja adalah sambutan dari kepala daerah yang selalu menyelipkan imbauan (lebih tepatnya harapan) kepada para pencari kerja. 

Kepala daerah maupun kepala dinas terkait, seringkali berpesan kepada para pencari kerja untuk tidak sekadar mencari kerja, tetapi bisa menciptakan lapangan pekerjaan.

Lebih bagus mana, mencipta lapangan kerja atau bekerja untuk orang lain?
Imbauan itu memang bagus. Bahkan menurut saya sangat bagus. Sebab, bisa mendorong anak-anak muda untuk kreatif dalam membuat sendiri lapangan pekerjaannya, tidak hanya mencari, dan menunggu kabar diterima bekerja di perusahaan yang diinginkan.  

Masalahnya, menciptakan lapangan pekerjaan itu bukan urusan mudah. Memang, di zaman sekarang, ada banyak orang, terutama dari kalangan pekerja atau karyawan yang tiba-tiba memutuskan mundur dari perusahaan/instansi tempatnya bekerja lantas terjun ke dunia usaha. 

Alasannya karena ingin mengejar passion dan hobi di bidang tertentu yang sejak lama diidamkan. Siapa sih yang tidak ingin 'melakukan hobi tapi dibayar'.

Namun, tidak semua orang bisa begitu. Mereka ini mayoritas yang telah memiliki modal, khususnya uang yang cukup untuk membiayai usaha atau minimal mengetahui akses untuk mendapatkan modal. Mereka juga punya wawasan cukup, bahkan jaringan yang cukup luas. Pendek kata, mereka punya kesiapan mental dalam berwirausaha.

Sementara bagi sebagian orang yang lainnya, mereka merasa nyaman bekerja di perusahaan atau yang acapkali disindir dengan kalimat "bekerja ikut orang". 

Dari penuturan beberapa kawan ketika saya dulu resign dari tempat saya bekerja, mereka belum terpikir untuk berwirausaha karena belum ada modal, masih bingung mau membuka usaha apa, hingga karena faktor usia yang tidak muda lagi sehingga lebih tenang bekerja di perusahaan yang secara penghasilan perbulan memang lebih stabil dan kontinyu.  

Nah, merujuk pada pernyataan para kepala daerah yang seringkali disampaikan ketika bursa kerja tersebut, sebenarnya mana yang perlu lebih dulu dilakukan setelah lulus dari kampus?

Apakah mereka yang fresh graduate perlu langsung mencoba menciptakan lapangan kerja sendiri dengan kemampuan dan modal yang ada, toh nanti bisa belajar sambil melakukan (learning by doing) bahkan bisa mencoba cara lain dengan belajar dari kesalahan (trial by error)? Ataukah, lebih dulu mencoba bekerja dengan orang lain demi mencari pengalaman lantas ketika merasa siap, berani berusaha sendiri?

Bagi saya, berdasarkan pengalaman, pilihan yang kedua menarik untuk dicoba.  Ya, tidak ada salahnya bekerja lebih dulu di perusahaan/instansi yang memang membuat kita tertarik untuk bergabung. Sebab, dengan menjadi karyawan terlebih dahulu, ada beberapa keuntungan yang bisa kita rasakan dan kelak bisa bermanfaat ketika kita berniat memiliki usaha sendiri. Apa saja keuntungannya?

Kita bisa menyisihkan gaji untuk modal usaha
Dengan bekerja sebagai karyawan, sampean (Anda) akan memiliki penghasilan setiap bulannya dari gaji yang dibayarkan oleh perusahaan. Tentu saja, mendapatkan gaji menjadi pengalaman menyenangkan bagi  pekerja, utamanya mereka yang baru memulai kerja.  Selain tidak lagi meminta duit kepada orang tua, kita jadi mulai belajar mengatur keuangan.

Nah, bila sampean kelak memang berniat ingin berwirausaha setelah sekian tahun bekerja di perusahaan, sampean bisa mulai menyisihkan sebagian dari gaji untuk di tabung sebagai modal usaha. 

Bila rutin menyisihkan sebagian gaji bulanan di rekening tabungan yang disendirikan, ketika sekian tahun, Anda pastinya punya modal usaha yang cukup. Itu tentunya kesempatan yang bisa dioptimalkan ketika masih bekerja sebagai karyawan.

Kesempatan memperluas jaringan dan punya banyak relasi
Selain gaji, salah satu keuntungan paling besar ketika bekerja di perusahaan adalah kesempatan bisa bertemu banyak orang. Bekerja sebagai karyawan tentunya akan membuat kita bisa mengenal sesama karyawan. Belum lagi kesempatan mengenal banyak orang di luar perusahaan yang bisa kita temui karena masih ada sangkut pautnya dengan pekerjaan.

Ambil contoh ketika dulu saya bekerja di "pabrik koran". Selain mengenal rekan kerja di perusahaan yang sama, saya juga bisa kenal dengan kawan-kawan seprofesi dari perusahaan media lainnya. Termasuk kesempatan untuk berkenalan dan menjalin relasi dengan banyak narasumber dari berbagai kalangan.

Nah, kesempatan mengenal banyak orang tentunya membuat kita memiliki banyak relasi. Jaringan pertemenan kita akan luas. Dan, dalam dunia wirausaha, keberadaan relasi itu sangat penting, Sebab, semakin banyak memiliki relasi,  itu akan memudahkan kita dalam melakukan strategi pemasaran usaha ketika di awal memulai wirausaha.

Kita terbiasa berkomunikasi dengan banyak orang, jadi lebih percaya diri
Ketika kita bekerja di perusahaan, karena terbiasa berinteraksi dengan banyak orang, secara tidak langsung itu akan melatih cara kita dalam berkomunikasi dengan orang lain. 

Kita yang awalnya mungkin kurang cakap berkomunikasi, lambat laun bisa belajar berkomunikasi dengan cair, baik yang bersifat  formal maupun non formal.

Nah, kemampuan berkomunikasi baik dengan banyak orang, tentu saja menjadi poin penting ketika kelak kita mengawali bisnis sendiri. Sebab, ketika menjalankan usaha sendiri, kita akan  menjadi owner sekaligus pelayan pelanggan. Dan itu membutuhkan komunikasi yang baik demi mencapai tujuan yang diharapkan.

Saya bisa merasakan pentingnya komunikasi ini ketika memutuskan resign dari tempat perusahaan lantas bekerja sebagai penulis freelance. Sebab, bagaimanapun, ketika bekerja dengan membawa nama pribadi (bukan perusahaan), kita tidak hanya 'menjual kualitas', tetapi juga sikap baik dan gaya berkomunikasi yang menyenangkan. Orang lain akan mau bekerja sama bila kita punya bekal tersebut.

Kita bisa belajar manajemen kerja
Satu lagi manfaat ketika pernah menjadi karyawan perusahaan, sampean jadi bisa belajar tentang manajemen kerja secara langsung, bukan sekadar teori text book. Apalagi bila kita pernah merasakan bekerja di lebih dari satu perusahaan, kita bisa merasakan perbedaan peraturan, kebijakan, hingga prosedur kerja di perusahaan lama dan baru.

Lantas, kita bisa mengambil poin-poin positif dari manajemen di masing-masing perusahaan yang berbeda itu, untuk kemudian dipadukan dengan pola manajemen yang sampean inginkan untuk kebaikan usahamu.

Salah satu manfaat yang saya rasakan dari pernah bekerja di perusahaan adalah disiplin kerja. Tidak hanya disiplin soal waktu tetapi juga dalam pemenuhan target-target yang telah ditetapkan perusahaan. 

Nah, ketika bekerja sendiri alias berwirausaha, kalaupun tidak ada aturan ketat perusahaan, tetapi sangat penting untuk kita bekerja disiplin dalam waktu dan pemenuhan target kerja yang ditetapkan.

Ambil contoh penulis freelance, meski pada dasarnya santai, tetapi kita harus mendisplinkan diri dengan menetapkan waktu kapan kita harus mulai menulis dan berapa lama target penyelesaiannya. Bila begitu, kita bisa bekerja produktif dan tidak bekerja semaunya.

Tambahan pengalaman dan keterampilan
Dengan pernah bekerja sebagai karyawan, selain bisa mengenal banyak orang, tentu saja sampean bisa mendapatkan pengalaman berharga. Semisal bila kita terbiasa mengerjakan urusan administrasi dan birokrasi demi kelancaran pekerjaan, maka kelak ketika memutuskan menjadi wirausaha, sampean tidak akan kaget ketika berurusan dengan dua bidang yang memang menjadi 'syarat wajib' kelancaran  operasional usaha.

Selain itu, kita juga akan menguasai keterampilan tertentu yang awalnya tidak kita kuasai. Memang, sedari awal, perusahaan pasti ingin mempunyai karyawan yang berkompeten dan memiliki kapasitas yang dibutuhkan. 

Nah, selama menjadi karyawan, tidak jarang perusahaan memberikan fasilitas pelatihan yang bersertifikat. Harapannya agar karyawan memiliki keterampilan tambahan yang dapat dipraktekkan untuk perusahaan. Pelatihan keterampilan itu tentu saja akan bermanfaat ketika kelak kita 'banting stir' menjadi pemilik usaha.

Nah, dari sekian keuntungan yang bisa didapatkan dengan menjadi karyawan, tidak ada salahnya bila lebih dulu mencoba menjadi karyawan. Tentunya tetap harus melihat perusahaan yang memang sesuai passion dan sabar menjalaninya. Meski juga tidak kelamaan.  

Sebab, bila sampean memang tertarik untuk kelak membangun usaha sendiri, perlu untuk menetapkan target berapa lama sampean bekerja di perusahaan. Bila memang punya passion berwirausaha, perlu untuk menetapkan di usia berapa sampean ingin re-sign lantas memulai usaha sendiri. 

Jangan sampai menunggu pensiun. Sebab, di usia purna pensiun, tentunya kondisi fisik, semangat dan produktivitas sampean tidak akan sesegar ketika masih usia produktif. Salam.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun