Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Orang Awam Wajib Paham "Ilmu Basic Life Support"

17 Juni 2019   06:40 Diperbarui: 17 Juni 2019   13:10 1820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang awam wajib paham ilmu pertolongan emergency/Foto: Tempo.Co

Bila dalam sistem perumah sakitan itu namanya code blue. Kalau ingin menolong, teriak code blue. Semua orang bisa membantu, semisal telpon ambulance ada code blue di lokasi A. Siapapun mestinya bisa. Penanganan code blue di rumah sakit di sini tidak jauh beda dengan di luar negeri. Aturan di rumah sakit, bahwa semua orang di rumah sakit harus mampu mengerti pertolongan pertama.

Semisal bila mendapati ada kejadian kegawatdaruratan di dekat kantin di rumah sakit, ada yang teriak code blue, juga ada yang segera menelpon contact center code blue di rumah sakit. "Bilang begitu saja semua orang sudah tahu ada kejadian emergency yang segera perlu pertolongan. Nah, sembari menunggu petugas, orang yang menjumpai korban ini memberikan pertolongan lebih dulu," jelasnya.

Mengajak masyarakat agar paham BLS

Sebenarnya, sejak beberapa tahun lalu, sudah muncul inisiatif untuk mengedukasi orang awam perihal penanganan emergency. Dokter yang saya wawancara tersebut mengisahkan, sekira sejak dua dekade lalu, dia bersama tim dokter sudah aktif melakukan sosialisasi basic life support di berbagai daerah maupun instansi.

Mereka hadir di lebih dari 20 provinsi. Masuk ke pusat-pusat pendidikan, karang taruna, juga pondok pesantren. Bahwa orang awam dilatih supaya mengerti penanganan kondisi kegawatdaruratan. Mereka dibekali ilmu untuk menolong berbagai kondisi yang semestinya tidak menyebabkan kematian.

Sudah ada ribuan orang yang mendapatkan pelatihan pertolongan yang mengancam nyawa. Semua itu demi harapan sederhana: agar orang awam di Indonesia walaupun bukan dari kalangan medis, bisa melakukan pertolongan pertama dengan benar.

Hanya saja, entah apakah mereka yang mengikuti pelatihan tersebut, lantas membagikan dan menyebarkan ilmunya ke masyarakat. Atau malah ilmunya sekadar untuk dirinya sendiri.

Karenanya, setelah mewawancara pak dokter tersebut, saya bersemangat untuk membagikannya kepada lebih banyak orang. Siapa tahu, dengan membaca tulisan singkat ini, ada banyak orang yang lantas tergugah untuk membaca lebih banyak referensi perihal pentingnya penanganan situasi kegawadaruratan. Sehingga, akan ada lebih banyak orang awam yang mampu memberikan pertolongan basic life support ini. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun