Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menikah di Bulan Syawal, Persiapkan Lebih Awal!

16 Juni 2019   06:58 Diperbarui: 16 Juni 2019   07:02 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah bulan Ramadan berlalu, kita sebagai muslim merayakan Idul Fitri yang bertepatan dengan tanggal 1 Syawal. Selain merayakan Lebaran dengan kembali bertemu orang tua (bagi yang merantau) dan bersilaturrahmi ke saudara dan kerabat, kita juga disunnahkan untuk melaksanakan puasa Syawal selama 6 hari yang dilakukan selama bulan Syawal.

Nah, selain anjuran puasa sunnah tersebut, di bulan Syawal ini, ada banyak orang yang juga senang melakukan amalan ibadah lainnya. Yakni menikah. 

Tentu saja, menikah adalah ibadah yang dianjurkan untuk dilakukan. Ketika kita menikah, kita dikatakan sudah menyempurnakan separuh agama.

Ya, ada banyak orang yang memutuskan untuk menikah di bulan Syawal ini. Sampean (Anda) mungkin juga mendapati ada beberapa kawan ataupun rekan kerja yang akhirnya mengakhiri masa lajang.

Saya pun begitu. Di awal bulan Syawal ini, saya bahkan sudah mendapat lima undangan dari kawan-kawan yang menikah. Pendek kata, Syawal bisa dibilang bulan yang identik dengan pernikahan.

Apa istimewanya Syawal sehingga menjadi "bulan baik" untuk menikah ?

Ternyata, bukan tanpa alasan bila ada banyak orang yang menikah pada bulan Syawal. Tentunya bila memang sudah menemukan pasangan hidup. Ada beberapa sumber literatur yang meriwayatkan alasan menikah di bulan Syawal. Salah satunya sunnah dari Rasulullah.

Menikah adalah sebuah ibadah yang baik untuk disegerakan. Jika Anda sudah bertemu dengan orang yang tepat, tidak ada salahnya untuk melaksanakan pernikahan pada bulan Syawal.

Ya, anjuran menikah di bulan Syawal ternyata diperkuat dengan adanya dalil berupa hadist dari Aisyah Radhiyallahu Anha yang menceritakan: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menikahiku di bulan Syawal dan membangun rumah tangga denganku pada bulan syawal pula". (Perawi) berkata, "Aisyah dahulu suka menikahkan para wanita di bulan Syawal".

Dalam hadist yang diriwayatkan Muslim tersebut, disebutkan bahwa Nabi Muhammad menikahi Aisyah pada saat bulan Syawal. Selain itu, Aisyah juga lebih suka menikahkan para wanita pada saat bulan Syawal. Karenanya, mengikuti hadist ini, menikah pada bulan Syawal adalah salah satu sunnah yang tentu saja tidak ada salahnya diikuti.

Anjuran menikah di bulan Syawal juga untuk mematahkan dan menghilangkan kepercayaan yang sempat dianut oleh masyarakat jahiliyah bahwa menikah di bulan Syawal hanya akan membawa kesialan kepada pasangan tersebut.

Dari beberapa referensi yang saya baca, mitos ini muncul karena pada suatu waktu di bulan Syawal, ada sepasang unta yang ingin dikawinkan. Akan tetapi, unta betina kemudian mengangkat ekornya sebagai tanda bahwa unta tersebut tidak mau dikawinkan.

Tanda ini juga dimaknai bahwa unta jantan dilarang mendekati unta betina tersebut. Masyarakat Makkah waktu itu lalu menganggap bahwa para wanita juga harus menolak jika ingin dinikahkan pada bulan tersebut. Nah, seorang muslim tidak boleh percaya pada mitos atau kesialan yang dibawa oleh sesuatu.

Pertimbangan lainnya menikah di bulan Syawal itu istimewa karena adanya momentum Lebaran yang menjadi waktu silaturrahmi bagi umat Islam. 

Sementara menikah juga dilakukan untuk menjalin silaturrahmi antara dua keluarga. Dengan adanya ikatan pernikahan, maka hubungan antara dua keluarga juga semakin erat.

Berbagai pertimbangan tersebut yang lantas mendasari banyak pasangan untuk memutuskan menikah ataupun banyak orang tua yang menikahkan anaknya di bulan Syawal. Tetapi yang terpenting, terkait menikah ini, kalau memang sudah ada pasangan, kalau memang sudah mantap, kalau memang sudah siap, sudah seharusnya disegerakan.

Segerakan Menikah, tapi jangan tergesa-gesa

Namun, menyegerakan menikah tentunya berbeda dengan makna tergesa-gesa. Itu dua hal yang berbeda. Makna menyegerakan berarti sampean siap ingin segera melangsungkan pernikahan karena sudah memiliki calon suami/istri yang memang terbaik serta mempersiapkan dengan baik. Mulai dari persiapan secara fisik, mental, ilmu, dan finansial.

Sebaliknya, tergesa-gesa menikah maknanya cenderung melakukan pernikahan tanpa didasari persiapan yang matang. Lebih banyak didasari karena terburu-buru dan tidak berpikir panjang. Termasuk bila hanya demi menghindari omongan orang lain karena sudah jenuh mendengar pertanyaan "kapan menikah?" dari orang lain.

Karenanya, dalam konteks menyegerakan dan tergesa-gesa ini, usia sejatinya bukanlah faktor utama. Bila usianya sudah banyak tetapi belum siap, baik belum siap calonnya hingga persiapan finansial untuk membangun keluarga, apa iya mau memaksakan segera menikah?

Sebaliknya, menikah di usia dini ketika belum matang secara ilmu dan mental, juga hanya bentuk terburu-buru. Bukankah sudah banyak pernikahan dini yang berujung perceraian dan pada akhirnya anak menjadi korban karena imbas 'ilmu berumah tangga' yang masih pendek dan sikap egois yang masih tinggi? 

Bagi saya, usia menikah ideal itu pada rentang usia 25-30 tahunan. Ketika kita mulai memiliki kemampuan finansial karena telah bekerja, kita juga sudah lebih berilmu dan lebih bisa menghargai pasangan sehingga siap berumahtangga. 

Pun, ketika dikaruniahi momongan, usia kita belum terlalu banyak sehingga "batere" kita masih cukup penuh untuk mendampingi mereka bertumbuh.

Menikah di bulan Syawal, persiapan harus lebih awal

Terlepas pentingnya menyegerakan menikah serta menikah di bulan syawal merupakan sebuah anjuran dan disunnahkan, sampean yang kelak berencana menikah ataupun menikahkan anak di bulan Syawal, sampean harus menyiapkan agenda pernikahan lebih awal. Terlebih bila mengundang banyak tamu.

Pasalnya, karena kesamaan pandangan bahwa Syawal merupakan "bulan baik" untuk menikah, maka ada banyak orang yang juga berbarengan memutuskan menikah di bulan Syawal. 

Imbasnya, Anda harus berlomba-lomba untuk memesan gedung tempat resepsi pernikahan, catering makanan, souvenir pernikahan, ataupun tenda bila menggelar resepsi pernikahan di halaman rumah.

Belum lagi ada banyak orang yang juga menggelar hajatan di luar pernikahan semisal halal bihalal di bulan Syawal. Tentu saja, mereka juga memesan tenda dan catering. Artinya, semakin banyak orang yang di waktu bersamaan memakai jasa catering dan kawan-kawannya itu.

Karenanya, bila tidak dipersiapkan lebih awal, Anda bisa kesulitan mendapatkan gedung tempat menikah hingga catering. Tentunya tidak lucu bila agenda menikah sudah ditentukan tetapi lantas kesulitan mendapatkan tempat, tenda atau bahkan keperluan cateringnya.

Seperti akhir pekan kemarin, ketika hadir memenuhi undangan dari rekan senior saya di tempat kerja dulu yang hari ini menikahkan putranya, saya sempat dicurhati perihal pentingnya persiapan punya hajatan di bulan Syawal.

Kata senior saya itu, tidak mudah mencari jasa catering bahkan tenda di bulan ini. Sebab, sudah banyak yang di-booking orang lain di tanggal yang sama dengan pernikahan anaknya. 

Dia bahkan sampai harus berkeliling ke banyak tempat dan mengontak banyak kenalan demi mendapatkan jasa catering yang oke.

"Banyak orang yang bahkan sudah memesan catering dan tempat sejak tahun 2018 lalu. Kalau kita baru gerak dua tiga bulan sebelum acara, pasti tidak dapat karena sudah penuh. Ini pelajaran bila kamu nanti ingin menggelar acara di bulan Syawal," tegas senior saya itu.

Pada akhirnya, saya sampaikan selamat menikah dan merayakan hidup baru untuk siapa saja yang melangsungkan pernikahan di bulan Syawal ini. 

Selamat memenuhi undangan bagi sampean yang mendapat banyak undangan hadir di pernikahan. Dan, bagi sampean yang sudah siap menikah tetapi belum menemukan pasangan, semoga segera dipertemukan dengan calon terbaiknya. Aamiin. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun