Nah, bila mengibaratkan puasa Ramadan sebagai periode pelatihan mental, maka ketika Idul Fitri datang, kita berarti sudah 'lulus'. Di bulan Syawal, sesuai maknanya sebagai bulan peningkatan, kita ditantang untuk meningkatkan semua amalan dan perilaku bagus yang telah kita jalani selama Ramadan.
Jangan sampai, selesai Ramadan, perbaikan-perbaikan diri yang telah kita lakukan, justru langsung lenyap karena kita malah kembali seperti sebelum Ramadan. Jangan sampai, skor yang sudah kembali 0-0 di momen Idul Fitri ini, malah tercoreng karena nafsu dan ego.
Mengutip sekali lagi tulisan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir  berjudul "Mencerahkan Akal Budi", bahwa pascapuasa Ramadan dan Idul Fitri, setiap Muslim penting meningkatkan kualitas iman, ihsan, dan akhlak mulia sebagai basis pencerahan akal budi kaum beriman untuk menebar kebaikan dan rahmat bagi semesta. Kemuliaan itu melebur dalam kebaikan perilaku yang membuahkan kebajikan yang serba melampaui.
Selamat Idul Fitri, salam kembali 0-0.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI