Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

"Berbuka Dengan yang Manis", Antara Anjuran, Meme dan Pandainya Pencipta Iklan

21 Mei 2019   22:58 Diperbarui: 21 Mei 2019   23:32 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbuka dengan yang manis, anjuran atau tagline iklan/Foto: sajiansedap.grid.id

Berbuka dengan yang manis, anjuran atau iklan?

Jika saya mengandaikan ada dua ruang, ruang A dan ruang B untuk diisi oleh sampean (Anda) yang pro dan kontra dalam menyikapi pertanyaan itu, sampean pilih yang mana. Apakah masuk ke ruangan A yang menyatakan berbuka dengan yang manis ini merupakan anjuran. Ataukan sampean masuk ke ruangan B yang berarti menganggap itu hanyalah tagline iklan.

Tetapi memang, terlepas dari pro kontra, ungkapan "Berbukalah dengan yang Manis" ini memang jadi kalimat hits ketika Ramadan. Ia selalu hadir menjadi ungkapan yang paling sering disebut ketika jelang berbuka puasa. 

Malah, ungkapan ini menjadi sumber 'kreativitas' bagi warganet. Ada banyak gambar meme menggelitik yang beredar di internet dan menjadi versi lucu dari ungkapan ini. 

Ambil contoh narasi meme yang berbunyi "Berbukalah dengan yang setia, karena yang manis belum tentu setia". Atau juga kalimat "berbukalah dengan keluarga, karena yang manis dan sayang belum tentu mau diajak berkeluarga".

Satu lagi, ada juga kalimat begini "selamat berbuka puasa, awali dengan air putih tawar, bukan yang manis-manis, karena manis di awal akhirnya selalu pahit eeea. Kalau mau lebih banyak lagi kalimat menggelitik seperti itu, monggo masuk ke mesin pencarian dan tinggal menulis "berbukalah dengan yang manis".

Ungkapan "Berbuka dengan yang Manis" Bukan Hadist

Sebenarnya, bagaimana ceritanya kalimat "Berbukalah dengan yang Manis" ini awalnya bisa muncul dan lantas populer. Malah, ada yang menganggap ungkapan tersebut merupakan hadits Rasulullah (?). 

Dikutip dari laman muslimah.or.id, ternyata dalam kitab hadits maupun kitab fiqih, tidak ada hadits yang terang-terangan berbunyi "Berbukalah dengan yang manis" ataupun yang mendekati makna itu. Namun, beberapa orang malah menganggap ungkapan ini sebagai hadits.

Hadits yang ada adalah tuntunan mengenai apa yang dimakan oleh Rasulullah ketika beliau berbuka. Yakni hadits riwayat Abu Daud 2356 yang dishahihkan Al Albani dalam Sahih Sunan Abi Daud. Bunyinya: "biasanya Rasulullah SAW berbuka puasa dengan ruthab sebelum sholat (maghrib). Jika tidak ada ruthab (kurma muda) maka dengan tamr (kurma matang), jika tidak ada tmr maka beliau meneguk beberapa teguk air".

Lantas, sebagian ulama dari hadits ini meng-qiyas-kan kurma dengan makanan yang manis-manis. Ada yang berpendapat, dianjurkan berbuka dengan kurma atau jika tidak ada maka dengan air, karena yang manis-manis itu menguatkan tubuh dan air itu membersihkan tubuh. Meski pendapat ini juga dikritisi.

Pandainya Pencipta Iklan Menciptakan Tagline

Nah, terkait iklan minuman yang memunculkan tagline "berbukalah dengan yang manis' yang tentu saja kemunculan jauh setelah hadits tentang tuntunan mengenai apa yang dimakan oleh Rasulullah ketika beliau berbuka, menurut saya yang orang awam, lebih kepada pandainya para pencipta iklan ini.

Ya, para pencipta iklan tersebut pandai dalam menangkap pesan dan menciptakan tagline iklan yang bersumber dari tuntunan tersebut. Merujuk pada kalimatnya yang simpel dan mengena, tentu saja tagline iklan ini keren. Citra yang dimunculkan dari iklan tersebut juga bagus.

Kita selaku konsumen minuman tersebut yang tidak tahu-menahu asal usul ungkapan tersebut, cenderung menganggap pesan dalam iklan tersebut memang benar dan tidak asal. Karenanya, banyak yang lantas menganggap pesan tersebut sebagai anjuran.

Perihal tagline iklan "berbukalah dengan yang manis" ini, pesan yang diusung hampir sama dengan iklan air mineral yang menekankan pentingnya kita meminum air delapan gelas dalam sehari selama puasa.

Sebagai orang awam, kita paham bahwa air putih sangat penting bagi tubuh kita. Terlebih di bulan puasa. Namun, harus diakui, iklan air mineral yang menekankan kebutuhan air putih delapan gelas itu, telah mengusung tagline yang mudah diterima. Bahkan mungkin mampu mempengaruhi masyarakat untuk ikut melakukan seperti yang diiklankan.

Lalu, bagaimana ungkapan "berbuka dengan yang manis tersebut menurut ranah kesehatan?

Dikutip dari doktersehat.com, saat berpuasa, tubuh akan menjadi lebih lemas dan rentan mengalami pusing kepala karena kekurangan asupan gula. Karena itulah, banyak orang yang kemudian memilih untuk berbuka dengan yang manis-manis.

Menu minuman seperti es teh manis, teh hangat manis, es kelapa muda, es sirup, kolak pisang ataupun makanan manis, menjadi pilihan banyak orang ketika berbuka puasa.

Namun, berbuka dengan yang manis ini bukannya tanpa masalah. Terlebih bila kita mengonsumsinya secara berlebihan karena berpikir jika makanan/minuman manis tidak apa-apa mengingat selama seharian kita tidak mengonsumsi apapun.

Padahal, bila mengonsumsi makanan/minuman manis secara berlebihan ketika berbuka puasa, hal ini bisa memicu penurunan kadar gula darah. Akibatnya, tubuh berasa lemah dan lesu setelah berbuka puasa. Selain itu, terlalu sering mengonsumsi makanan manis juga bsa memicu resistensi insulin sehingga bisa berimbas pada meningkatnya risiko terkena diabetes.

Jadi, terlepas dari pro kontra "berbuka dengan yang manis" ini, terlepas dari anjuran yang ada ataupun hanya sekadar terpengaruh iklan, terpenting adalah bagaimana menyikapinya dengan benar. Jalan tengahnya adalah berbuka dengan manis secukupnya. Tak perlu berlebihan.

Namun, yang terpenting adalah, seperti kata pesan di gambar meme, "berbukalah dengan yang ada, karena yang manis dan yang sayang, belum tentu selalu ada". Iya, yang penting seadanya. Salam.

Referensi: muslimah.or.id | doktersehat.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun