Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Agar Belanja Lebaran Jadi Simpel, Pakai "BCA-Sakuku" Saja

15 Mei 2019   18:44 Diperbarui: 15 Mei 2019   18:54 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transaksi makin seru dengan BCA-Sakuku/Foto: www.hildaikka.com

"Makna teknologi bagi hidup adalah tentang mengurangi yang sudah jelas dan menambahkan yang bermakna". Begitu kata John Maeda dalam bukunya, The Laws of Simplicity: Design, Technology, Business, Life yang cetak awal tahun 2006 silam.

John Maeda adalah designer dan teknolog asal Amerika yang karyanya mengeksplorasi area di mana bisnis, desain, dan teknologi berpadu. Salah satu kutipan Maeda yang terkenal, dia berujar bahwa "seni dan desain siap untuk mengubah ekonomi kita di abad ke-21 seperti yang dilakukan sains dan teknologi di abad terakhir.

Dan memang, seperti yang disampaikan Maeda, 'wajah' dunia ekonomi di abad 21 ini telah banyak berubah dengan sentuhan desain dan teknologi. Salah satunya dalam transaksi jual beli sebagai potret ekonomi mikro yang kini melibatkan "uang tak berbentuk".

Dulu, ketika hendak berbelanja untuk kebutuhan Lebaran di pusat perbelanjaan (mal), orang akan mengisi dompetnya dengan duit segepok. Bila merasa masih belum cukup, mereka membawa tas selempang yang juga berisi duit. Bahkan, di kantong celananya juga masih ada berlembar-lembar duit.

Begitu juga untuk mudik Lebaran, pemudik yang tujuan mudiknya jauh, akan membawa uang fisik alias uang tunai dalam jumlah cukup banyak. Tujuannya agar selama perjalanan pergi-pulang mudik, mereka bisa leluasa melakukan keinginan untuk membeli sesuatu, tanpa ada rasa khawatir bakal kekurangan. Namun, di sisi lain, mereka justru khawatir bila membawa uang dalam jumlah besar, akan mengundang terjadinya tindak kejahatan.

Kini, zaman telah berubah. Bukan lagi zamannya, berbelanja kebutuhan Lebaran ataupun mudik, harus membawa uang tunai dalam jumlah banyak. Justru, banyak orang yang kini bisa bertahan menjalani hari demi hari tanpa bergantung uang tunai di dompet maupun di saku celana. Kok bisa?

Mengenal BCA-Sakuku, 'Pengganti' Uang Tunai

Bisa bila sudah mengenal "Sakuku". Bak pepatah tak kenal maka tak sayang, bila sudah mengenal Sakuku yang merupakan produk dari PT Bank Central Asia (BCA) Tbk, urusan untuk pembayaran belanja, isi pulsa dan transaksi perbankan lainnya, bisa diatasi tanpa perlu adanya uang tunai. Singkat kata, dengan Sakuku yang merupakan uang elektronik yang dapat digunakan bertransaksi melalui aplikasi smartphone, urusan hangout jadi lebih simpel.

Kemudahan seperti itulah yang telah dirasakan Binti Sholihah (26 tahun) sejak menggunakan Sakuku dalam beberapa tahun terakhir. Awalnya, dia mengaku tertarik menggunakan Sakuku, karena dipaksa keadaan.

Ketika bertugas di Jakarta pada tahun 2014 silam, profesinya yang mengharuskan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, sementara dirinya bukan pengguna setia kendaraan pribadi, membuatnya memilih moda transportasi umum seperti kereta komuter maupun busway Trans Jakarta. Sementara, angkutan massal di Jakarta seperti KRL dan Trans Jakarta, bayarnya harus dengan uang elektronik.  

Berawal karena terpaksa, lama kelamaan, perempuan yang hobi naik gunung ini akhirnya jatuh cinta pada uang elektronik. Dia bisa merasakan betapa praktisnya Sakuku BCA karena dirinya tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar seperti yang selama ini dia lakukan. Dia pun mulai 'melupakan' uang tunai. Apalagi, pemakaian uang eletronik tersebut tidak ribet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun