Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tradisi Ramadan di Kampungku yang Kini Tergerus Zaman

9 Mei 2019   13:42 Diperbarui: 9 Mei 2019   14:16 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi membangunkan sahur yang kini mulai tergerus zaman/Foto: NU Online

Bulan Ramadan itu ternyata romantis. Setiap Ramadan datang, ia seperti mengajak kita kembali ke masa lalu. Tanpa harus melakukan perjalanan waktu (time travel) seperti di film megah Avengers End Game, kita bisa mengingat momen-momen seru di masa lampau.

Terlebih bagi saya yang tumbuh besar di sebuah kampung di Sidoarjo pada akhir tahun 80-an. Ada banyak momen seru berupa tradisi-tradisi di bulan Ramadan yang pernah saya alami langsung.

Saya selalu senang membagi cerita tradisi Ramadan di kampung di masa lalu itu kepada dua anak saya. Termasuk kepada beberapa keponakan di kampung ketika berkumpul di rumah ibu.

Dulu, momen Ramadan di kampung itu jadi bulan yang paling menyenangkan. Dari waktu sahur hingga waktu berbuka sampai sahur lagi, dari hari pertama hingga Lebaran, selalu Ada l cerita menyenangkan.

Sehari jelang Ramadan, kami berkumpul di musholla untuk kerja bakti agar warga bisa beribadah dengan nyaman. Kala itu, bagi bocah seperti saya, momen menjemur sajadah dengan naik di atas genteng mushola juga menguras kamar Mandi berukuran besar, menjadi momen paling seru.

Foto ilustrasi kerja bakti membersihkan mushola menyambut Ramadan/Foto: pondokinspirasi95.wordpress.com
Foto ilustrasi kerja bakti membersihkan mushola menyambut Ramadan/Foto: pondokinspirasi95.wordpress.com
Malamnya, orang-orang di kampung saya memiliki tradisi Megengan. Semacam bentuk syukur menyambut datangnya Ramadan. Selepas Maghrib, warga menyiapkan tumpeng kecil-kecilan di rumah masing-masing. Lantas, warga satu RT saling berkunjung ke rumah untuk kenduren. Biasanya dibagi per kelompok ( ke rumah siapa saja) demi memudahkan Megengan.

Lalu, pagi pertama di bulan Ramadan, selepas Shubuh, ada banyak warga yang keluar ke jalan. Sekadar berolahraga ringan, jalan-jalan sampai jembatan layang di seberang desa sembari bertegur sapa sesama warga. Bagi anak-anak, tidak lupa bermain petasan yang membuat suasana semakin meriah.

Sebelumnya, ketika waktu Sahur tiba, menjadi momen paling menyenangkan. Kami berkeliling kampung untuk membangunkan warga bersantap sahur dengan membawa bedug yang diangkut sepeda. Plus membawa alat lainnya seperti kentongan hingga botol yang bisa dibunyikan. Demi bisa ikut tur keliling kampung ini, saya dan teman-teman rela tidur malam di musholla. Sebab, bila tidur di rumah, khawatir tidak bisa ikut karena ketinggalan.

Kalaupun tidak berkeliling kampung karena kekurangan personil, kami tetap membangunkan sahur dari musholla melalui pengeras suara plus 'musik pengiring'. Ah, itu momen paling seru.

Malam harinya selepas sholat Tarawih, kami tadaruz-an di musholla. Selain bergantian membaca Al-Quran, ada hal yang paling kami tunggu. Warga mengirimkan makanan/minuman (takjil) ke musholla bagi mereka yang ikut tadaruz. Bila di kebanyakan tempat, takjil adanya ketika berbuka, di kampung kami adanya selepas Tarawih. Kami biasa menyebutnya tradisi puluran alias memberikan makanan/camilan.

Sayangnya, tidak semua tradisi di kampung selama Ramadan tersebut berumur panjang alias bertahan hingga kini. Beberapa diantaranya kini tinggal kenangan yang hanya bisa diceritakan. Dinamika zaman telah menggerusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun