Mudah untuk menyebut bahwa pecinta sepak bola yang mengenal Ajax Amsterdam adalah generasi yang sudah berusia matang--untuk tidak menyebut tua. Mengenal dalam artian paham cerita hebat klub ini di masa lampau dan juga sempat menyaksikan masa kejayaan klub asal Belanda ini di panggung Eropa.Â
Ya, butuh waktu 23 tahun untuk tahu kapan kali terakhir Ajax tampil di final Liga Champions. Tepatnya di final edisi 1996. Kala itu, Ajax yang berstatus juara bertahan, gagal untuk mempertahankan gelar setelah kalah adu penalti dari Juventus di final di Kota Roma, Italia.Â
Sebelumnya, Ajax pernah juara empat kali. Jauh sebelum juara 1995, Ajax pernah hat-trick juara di tahun 1971-1972 dan 1973 di era mendiang Johan Cruyff dan teman-teman hebatnya.
Setelah kisah pilu di Roma itu, usai pemain-pemain muda potensial binaan akademi klub seperti Clarence Seedorf, Patrick Kluivert, Edgar Davids, dan Frank/Ronald de Boer dibajak oleh klub-klub top Eropa, Ajax kesulitan untuk kembali tampil di babak penting Liga Champions. Selama dua dekade lebih, rasanya sedikit saja yang mengenang kejayaan Ajax, sang juara Liga Champions empat kali.
Nama besar mereka di Liga Champions semakin meredup, bahkan mungkin terlupakan oleh pecinta bola generasi kelahiran 2000-an yang lebih mengenal Real Madrid, Barcelona ataupun Manchester United yang memang berjaya setelah era 2000-an dan menjadi klub dengan jumlah fans terbanyak.
Kini, setelah 23 tahun, setelah kekalahan adu penalti di Kota Roma, Ajax berpeluang untuk kembali tampil di laga final Liga Champions. Peluang ke final ada di depan mata Ajax usai meraih kemenangan 1-0 atas tuan rumah Tottenham Hotspur di London pada pertandingan pertama semifinal Liga Champions, Rabu (1/5/2019) dini hari waktu Indonesia.
Ajax memang pantas menang di London
Gol tunggal kemenangan Ajax di markas Tottenham dicetak oleh Danny van den Beek ketika pertandingan berjalan 15 menit. Gol tersebut diawali oleh permainan operan memikat dari pemain-pemain Ajax. Secara keseluruhan, merujuk pada penampilan Ajax dari kick off hingga laga usai di markas Spurs, mereka memang layak memenangi pertandingan.
Data statistik dari soccerway memperlihatkan, Ajax yang tampil dengan skema 4-2-3-1, mampu menguasai penguasaan bola mencapai 53 persen.Â
Tim asuhan Erik ten Hag mampu memainkan ciri khas permainan mereka yang dinamis dan enak ditonton dengan mengalirkan bola memijak ke tanah secara cepat. Bahkan, mereka nyaris membawa pulang kemenangan dua gol andai bola sepakan pemain muda asal Brasil, David Neres, tidak membentur tiang dan berbalik menjauhi gawang.
Sementara Tottenham yang memang tampil tanpa "mesin gol", seiring cederanya Harry Kane dan Son Heung-min yang menjalani skorsing satu laga, tidak memiliki peluang yang benar-benar berbahaya.Â
Penyerang senior asal Spanyol, Fernando Llorente dan winger asal Brasil yang "dipaksa" jadi penyerang, Lucas Moura, nyaris terisolasi di lini depan selama pertandingan. Kalaupun melancarkan serangan, Spurs hanya mengandalkan crossing kurang terukur maupun sepakan sporadis.
Kita tahu, sebelum menang di markas Tottenham Spurs dini hari tadi, Ajax menang 2-1 di markas Juventus pada laga kedua perempat final yang meloloskan mereka ke semifinal. Dan yang paling sensasional, Ajax menang 4-1 di markas Real Madrid pada laga kedua babak 16 besar yang seperti menjadi 'batu loncatan' bagi Ajax hingga sampai di semifinal.
Ajax juga menjadi tim pertama dalam 21 pertandingan yang mampu mencatat clean sheet alias tidak kemasukan gol ketika bertanding di markas Tottenham Spurs di Liga Champions. Sebelumnya, tim-tim top seperti Manchester City, Borussia Dortmund, Inter Milan dan bahkan Barcelona, gawang mereka jebol saat bermain di markas Spurs.
Pemain belakang Ajax, Matthijs de Light juga menorehkan sejarah sebagai pemain termuda yang menjadi kapten tim yang tampil di semifinal Liga Champions. Bek yang kini menjadi incaran Manchester United dan Real Madrid ini kini berusia 19 tahun 261 hari.
Dituntaskan di Amsterdam pekan depan
Namun, bagi suporter Ajax dan juga loyalis pecinta Ajax, kemenangan atas Tottenham Spurs ini tentunya bukan hanya tentang data statistik. Lebih dari itu, kemenangan ini menjadi bekal penting untuk bisa berangkat ke Stadion Wanda Metropolitano di Kota Madrid yang merupakan venue final Liga Champions pada 1 Juni mendatang.
Bila harus sedikit lebay, bolehlah menyebut Ajax kini sudah memijakkan satu langkah mereka di final. Mereka tinggal menuntaskan di laga semifinal kedua yang akan digelar di Amsterdam Arena pada Rabu (8/5) tengah pekan depan.
Bila memakai ilmu gathuk, kita bisa berujar: "Bermain di markas Tottenham saja, Ajax mampu menang 1-0. Bila bermain di kandang sendiri, Ajax bakal bisa menang dengan skor lebih besar". Masalahnya, ilmu gathuk seringkali tidak berlaku di sepak bola.
Pekan depan, Tottenham Spurs pastinya akan bermain habis-habisan untuk bisa comeback dan membalik ketertinggalan. Apalagi, Tottenham akan kembali bisa memainkan Son Heung-min yang menjadi pahlawan kemenangan timnya saat menyingkirkan Manchester City di perempat final.
Ah ya, satu lagi, Ajax punya anomali di musim ini. Mereka tampil luar biasa di laga away tetapi acapkali tampil gagap di kandang sendiri. Faktanya, saat melawan Real Madrid di laga pertama babak 16 besar, mereka kalah 1-2. Ajax juga ditahan Juventus 1-1 di laga pertama babak 16 besar.
Namun, dengan kini hanya berjarak 90 menit plus beberapa menit, Ajax yang berbekal kemenangan 1-0, tentunya tidak akan menyia-nyiakan kesempatan membuat sejarah lolos ke final.Â
Mereka juga pastinya tidak mau dipaksa memainkan extra time alias perpanjangan waktu apalagi adu penalti semisal karena Tottenham juga menang 1-0 di Amsterdam Arena.Â
Ah, rasanya Ajax akan tampil di final Liga Champions tahun ini. Dan, andai saja tahun ini mereka bisa juara, rasanya mendiang Johan Cruyff akan tersenyum di alam sana. Sebab, ajaran agungnya tentang sepak bola yang dimainkan secara sederhana (tetapi mematikan), kini bisa dimainkan dengan baik oleh pemain-pemain Ajax. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H