Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kita, Liverpool, dan Hidup yang Dinamis

7 April 2019   21:40 Diperbarui: 11 April 2019   12:46 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mo Salah dan kawan-kawannya masih berpeluang juara Liga Inggris 2018/19/Foto: Twitter Liverpoolfc

Hidup itu dinamis. Ia tak selalu terlihat manis. Sesekali ia mungkin membuat kita menangis. Namun, selalu ada kesempatan kedua, ketiga dan seterusnya bagi mereka yang optimistis.

Tentang gambaran hidup yang dinamis itu, seperti itupula penampilan Liverpool di Liga Inggris musim ini. Di banyak pekan, mereka bisa tampil istimewa. Namun, di beberapa pekan lainnya, mereka tampil biasa saja. Salah duanya ketika mereka hanya bermain imbang melawan Leicester (31/5) dan West Ham (5/2).

Penampilan biasa itu berdampak parah dalam ikhtiar mereka mengejar gelar Liga Inggris untuk kali pertama sejak tahun 1990 silam. Liverpool yang sempat berada di garis terdepan, meninggalkan Manchester City, lantas terkejar.

Di pekan-pekan berikutnya, mereka berkejaran dengan City. Terkadang menyalip, terkadang tersalip. Tetapi yang jelas, mereka kini menjadi tim yang mengejar, bukan yang dikejar. Sebab, City-lah kini menjadi yang terdepan menuju garis finish.

Toh, seperti kata The Beatles yang berumah di Liverpool, cukuplah mengucap mantra sakti "let it be...let t be...let it be". Bahwa, bagi orang-orang yang percaya bahwa hidup itu bergerak naik turun naik, kesalahan di masa lalu sejatinya tidak akan merusak semua harapan. Cukuplah kesalahan itu menjadi penuntun untuk menemukan semangat baru. Sebab, selalu ada kesempatan untuk membuat cerita baru di lain waktu.

Liverpool menang beruntun dalam lima pertandingan

Liverpool pun begitu. Mereka paham, selagi Liga Inggris belum sampai pada akhir, mereka masih punya kesempatan. Yang terjadi, akhir pekan di minggu ini, ketika perebutan gelar Liga Inggris musim 2018/19 mulai memasuki fase krusial karena mulai mendekati masa akhir kompetisi, Liverpool paham apa yang harus dilakukan.

Bahwa, tidak boleh ada cerita terpeleset alias kehilangan poin. Semua laga tersisa harus dimenangi demi memperbesar peluang juara. 'Skenario' itulah yang dijalankan Liverpool saat meraih kemenangan 3-1 di markas Southampton pada pertandingan ke-33 Liga Inggris akhir pekan ini. 

Meski tertinggal lebih dulu ketika Southampton sudah unggul di menit ke-9, Si Merah lanats 'meledak' di akhir masing-masing babak. Tiga gol dari Naby Keita, lalu Mo Salah dan Jordan Henderson membuat Liverpool akhirnya menjadi tim yang terakhir tertawa di St Marys' Stadium.

Kemenangan di kandang Southampton itu sangat bermakna bagi Liverpool. Mengawali laga dari peringkat kedua, kini mereka kembali ke puncak klasemen dengan unggul dua poin dari Manchester City yang turun ke posisi dua. Liverpool kini mengoleksi 82 poin dari 33 pertandingan. Sementara Man.City mengumpulkan 80 poin dari 32 pertandingan.

Memang, Liverpool memainkan satu pertandingan lebih banyak dari City. Artinya, City berpeluang kembali menggeser Liverpool bila memainkan jumlah pertandingan yang sama. Namun, kemenangan Liverpool ini tentunya memberikan tekanan pada City yang baru bermain pada 14 April mendatang di markas Crystal Palace.

Selain memberikan tekanan kepada City, kemenangan away atas Southampton ini menjadi bukti Liverpool tengah dalam situasi on fire. Setelah bermain 0-0 dengan Everton pada 3 Maret lalu, Liverpool terus menang.

Ini merupakan kemenangan kelima beruntun Liverpool dalam lima laga terakhir. Sebelumnya, Si Merah menang 2-1 atas Tottenham Hotspur (31/3), 1-2 atas Fulham (17/3), 1-3 atas Bayern Munchen di Liga Champions (14/3) dan menang 4-2 atas Burnley (10/3).

Mo Salah akhiri "puasa gol" dan bekal menghadapi Porto di Perempat Final Liga Champions

Tengah on fire jelang akhir kompetisi tentunya bagus bagi Liverpool dan tentu saja bagi pendukungnya. Andai bisa menyapu bersih lima pertandingan tersisa di Liga Inggris, Liverpool berpeluang besar untuk menjadi juara.

Memang, Manchester City lebih berpeluang karena masih memiliki sisa enam laga. Namun, di atas kertas, jadwal City lebih rumit karena masih harus menjamu Spurs pada (20/4) dan away ke Manchester United (25/4). Sementara Liverpool jadwal paling berat adalah menjamu Chelsea pada 14 April nanti.

Liverpool juga layak senang karena salah satu penyerang yang paling diharapkan menjadi sumber gol, Mohamed Salah, mulai 'bangun dari tidurnya'. Golnya ke gawang Southampton mengakhiri mengakhiri 'paceklik golnya'.

Ini juga gol ke-50 nya untuk Liverpool di Liga Inggris. Dia menjadi pemain tercepat Liverpool yang meraihnya dalam 69 penampilan, lebih cepat dari Fernando Torres yang meraih 50 gol dengan tiga pertandingan lebih banyak.

"Setelah melewatkan sembilan pertandingan tanpa mencetak gol, saya sungguh senang bisa kembali mencetak gol. Ini gol spesial saya. Namun, terpenting, gol ini membantu tim meraih kemenangan. Itulah yang terpenting," ujar Mo Salah dikutip dari liverpoolfc.com.

Kemenangan atas Southampton dan kembali tajamnya Mo Salah, juga menjadi bekal sempurna bagi Liverpool jelang menghadapi klub Portugal, FC Porto pada laga pertama perempat final Liga Champions. Liverpool akan menjamu Porto di Anfield pada Rabu (10/4/2019).

Pekan depan bahkan akan menjadi momen krusial bagi Liverpool. Bisa tidaknya Liverpool meraih trofi di musim ini, akan banyak ditentukan pada periode dua pekan depan. Selain menghadapi Porto home (10/4) dan away (18/4), Liverpool juga akan menjamu Chelsea di Liga Inggris pada (14/4).

Bila semuanya bisa dimenangi, Liverpool akan lolos ke semifinal Liga Champions dan memperbesar peluang juara di Liga Inggris. Sebab, jadwal melawan Chelsea itu jadwal terberat Liverpool di lima laga tersisa di Liga Inggris. Selebihnya Liverpool akan away ke Cardiff City (21/4), menjamu Huddersfield Town (27/4), away ke Newcastle United (5/5) dan menjamu Wolverhampton di laga terakhir pada 12 Mei.

Bila nanti Liverpool bisa juara, saya akan mudah berujar "ah, hidup itu memang dinamis". Sebagai orang yang pernah tersakiti oleh Liverpool lewat drama final Liga Champions 2005 (meski kemudian terbalaskan di tahun 2007), kali ini saya justu mengharapkan Liverpool bisa juara Liga Inggris.

Penantian selama 29 tahun rasanya terlalu lama bagi (salah satu) klub yang memiliki fans paling setia di muka bumi ini. Sebab, hanya mereka yang setia yang tetap mencintai tim pujaannya meski hampir tiga dekade tak pernah juara liga. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun