Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Coco", tentang Cinta pada Keluarga dan Mengingat yang Telah Tiada

22 Februari 2019   06:54 Diperbarui: 22 Februari 2019   07:30 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Scene ketika Miguel bertemu Hector di alam kematian/Foto: teen.co.id

Plot cerita yang dekat dengan kita

Sebenarnya, apa sih yang membuat Coco lebih istimewa dibanding film-film animasi lainnya? Sampean (Anda) yang pernah menonton film ini, pastinya tidak sulit untuk tahu jawabannya.

Bagi saya, Coco luar biasa karena ia menyajikan plot cerita tentang hal paling indah yang bisa dirasakan manusia dalam dunia ini. Plot tentang cinta dan keluarga yang dikemas dalam petualangan seru dan menyentuh di 'negeri orang mati'. Faktor cinta dan keluarga itu bak sebuah proximity (kedekatan) yang membuat penonton merasa menjadi bagian dari cerita.

Tidak mengherankan bila meski di awal rilisnya dulu, Coco bersaing dengan film-film box office macam Thor: Ragnarok, Justice League, Star Wars: The Last Jedi dan film animasi The Star dan Ferdinand, tetapi Coco mendapat respons positif.

Film Coco berlatar tentang kisah seorang ibu rumah tangga, Imelda Rivera yang memiliki suami pemusik. Demi mengejar karier, suaminya meninggalkan dirinya dan putri tunggalnya, Coco. Sejak itu, dia melarang musik ada dalam keluarganya. Sebagai penghidupan keluarga, dia memulai bisnis pembuatan sepatu yang berlangsung turun-temurun.

Cicitnya, Miguel yang berusia 12 tahun, tinggal bersama Coco tua dan keluarga mereka di sebuah desa kecil di Meksiko. Miguel ternyata bermimpi menjadi musisi seperti Ernesto de la Cruz, bintang film dan penyanyi populer generasi Imelda.

Suatu hari, Miguel yang tak sengaja merusak foto Imelda, mendapati foto suaminya (yang wajahnya disobek) memegangi gitar terkenal Ernesto. Miguel lantas beranggapan, Ernesto itu kakek buyutnya. Dia semakin mantap menjadi musisi. Kebetulan, di perayaan Da de Muertos atau Hari Peringatan bagi Orang-orang yang Telah Meninggal, digelar pertunjukan bakat. Dia ingin tampil. Tapi apa daya, neneknya Elena menghancurkan gitarnya.

Nekad, Miguel lalu memasuki makam Ernesto dan mencuri gitarnya untuk dipakai tampil di pertunjukan. Namun, ketika memetiknya, dia menjadi tidak terlihat oleh semua orang di desa. Miguel masuk ke alam kematian. Di sinilah cerita, konflik, jawaban dari masa lalu keluarganya terkuak.

Di awali pertemuan dengan keluarga dan nenek buyutnya, Imelda. Dia juga bertemu pria bernama Hector yang menemaninya berpetualang. Pada akhirnya, dia bisa bertemu Ernesto yang menjadi artis besar di alam kematian. Tetapi, pertemuan yang berujung dibuangnya Miguel dan Hector ke lembah sungai mati itu lantas menguak kisah berbeda dari yang semula disangkanya.

Scene ketika Miguel bertemu Hector di alam kematian/Foto: teen.co.id
Scene ketika Miguel bertemu Hector di alam kematian/Foto: teen.co.id
Miguel jadi tahu, Ernesto dulu kawan lama Hector. Ernesto meracuni dan mencuri lagu yang dia tulis, lalu mengklaim ke publik sebagai karyanya. Miguel juga jadi tahu, Hector-lah kaket buyutnya dan Coco anak perempuan Hector yang dulu ditinggalkannya. Tapi, Hctor dalam bahaya. Sebab, Coco sebagai satu-satunya keluarga yang masih hidup, mulai melupakannya. Bila dilupakan, maka ia akan lenyap dari alam mati.

Maka, tugas Miguel adalah kembali ke rumahnya sebelum matahari terbit dan menaruh foto Hector agar tidak dilupakan. Bersama Imelda dan keluarganya, mereka menyusup ke konser Ernesto untuk mengambil foto Hctor dan mengungkap dosa masa lalu Ernesto ke publik. Misi itu berhasil. Namun, foto Hector karam di sungai. Tanpa foto itu, Miguel yang kembali ke desanya, berupaya menggugah ingatan Coco pada ayahnya agar tidak lenyap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun