Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Cerita Cinderella ala Timnas Qatar di Piala Asia 2019

31 Januari 2019   09:21 Diperbarui: 31 Januari 2019   11:43 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagian mana paling sampean (Anda) kenang dari kisah dongeng Cinderella yang telah diadaptasi dalam bentuk film baik di era jadul maupun era kekinian?

Apakah pada bagian kehidupan merana Cinderella bersama ibu tirinya yang ketus, dengki, dan cerewet dengan dua putrinya yang manja dan pemalas? Atau momen pencarian siapa pemilik pemilik sepatu kaca sebelah oleh pihak istana? Ataukah bagian cerita yang lainnya?

Ada cukup banyak bagian kenangan yang bisa diingat dari kisah Cinderella. Namun, menurut saya, bagian paling 'sakral' adalah ketika Cinderella tampil memesona dengan sepatu kacanya di pesta dansa semalam di istana sang pangeran. Itu plot cerita paling keren dan kaya metafora.

Kaya metafora? Benar.

Plot cerita di bagian ini merupakan bentuk metafora dari mereka yang selama ini terpinggirkan dari hingar bingar gemerlap dunia, lantas tampil menjadi sorotan banyak orang.

Analogi tentang kisah Cinderella di pesta semalam di istana tersebut bahkan bisa dibawa ke mana-mana. Termasuk digeret ke lapangan sepak bola. Ada banyak kisah di lapangan sepak bola yang seolah terilhami dari cerita Cinderella yang awalnya dekil, diremehkan, dan tak dianggap, lantas menjadi sorotan publik.

Di awal tahun ini, cerita ala Cinderella itu ternyata hadir di gelaran Piala Asia 2019.

Adalah Timnas Qatar yang mampu memainkan peran sebagai Cinderella dengan sangat baik.

Qatar yang datang ke "panggung" Piala Asia 2019 bukan sebagai 'orang terpandang' selayaknya tim-tim hebat di Asia yang pernah mengukir prestasi juara di Piala Asia, justru mampu mencuri perhatian.

Qatar yang 'hanya peserta biasa', ternyata berhasil lolos ke final. Ini merupakan pencapaian tertinggi dalam sejarah sepak bola Qatar.

Bagaimana ceritanya Qatar yang tidak masuk dalam tim unggulan, bisa menjejakkan kakinya di final?

Qatar menggenggam tiket tampil di final setelah mengalahkan tuan rumah Uni Emirat Arab (UEA) dengan kemenangan meyakinkan di semifinal yang digelar di Abu Dhabi, Selasa (29/1/2019) malam waktu setempat.

UEA yang di perempat final mengalahkan juara bertahan, Australia, dan didukung ribuan suporternya demi mewujudkan mimpi mengulang pencapaian ke final seperti saat menjadi tuan rumah Piala Asia 1996 silam, dibuat tak berdaya. Qatar pesta gol, 4-0 ke gawang UEA. Qatar bermain cerdas. Mereka seperti membiarkan UEA menguasai penguasaan bola. Namun, Qatar telah menyiapkan strategi mematikan melalui serangan balik cepat.

Pada babak pertama, Qatar sudah unggul dua gol lewat gol Boualem Khoukhi di menit ke-22 dan Almoez Ali di menit ke-37.

Qatar lantas menambah gol di babak kedua di menit ke-80 lewat Hassan Khalis AL-Haydos dan Hamid Ismail di penghujung laga.

Ini merupakan untuk kali pertama Qatar lolos ke final Piala Asia. Di final Piala Asia 2019 yang akan digelar di Abu Dhabi, Jumat (1/2/2019) besok, Qatar akan menghadapi Jepang yang lebih dulu lolos ke final usai menang 3-0 atas Iran di semifinal (28/1/2019).

Di panggung Piala Asia, Jepang adalah tim terpandang. Mereka adalah tim yang paling sering juara, empat kali. Secara nama besar, Timnas Qatar jelas bukan bandingannya Jepang.

Namun, tampilnya Qatar di laga puncak juga bukanlah sebuah kebetulan. Justru, penampilan Qatar sejak babak penyisihan hingga di semifinal, memperlihatkan bahwa mereka memang layak tampil di final.

Sama seperti Cinderella, sejatinya dia juga putri yang cantik dan memesona. Tetapi karena tidak dianggap dan dipandang sebelah mata, potensinya jadi tertutupi. Padahal, dia sangat pantas berada d istana. Qatar pun begitu.

Faktanya, Qatar merupakan tim yang tampil paling sempurna di Piala Asia 2019. Mereka tim yang paling banyak mencetak gol di babak penyisihan dengan 10 gol. Dengan tambahan enam gol di tiga pertandingan di babak gugur, Qatar berarti sudah mengemas 16 gol dalam 6 pertandingan.

Dan yang istimewa, dalam enam pertandingan tersebut, gawang Qatar sama sekali belum kemasukan gol. Ya, sejak babak penyisihan hingga babak gugur, Qatar mampu mencatat clean sheet.

Sebelum mengalahkan Uni Emirat Arab di semifinal, mereka mengalahkan Korea Selatan 1-0 di perempat final dan menundukkan Irak 1-0 di babak 16 besar.

Mundur lagi ke belakang, atau di babak peyisihan, Qatar menang 2-0 atas Lebanon, 2-0 atas Arab Saudi dan 6-0 atas Korea Utara. Tentu saja, itu bekal bagus bagi Qatar untuk menantang Jepang di final.

Tidak hanya memiliki rekor gol dan pertahanan yang impresif, Qatar juga punya bekal mental yang bagus untuk menghadapi Jepang. Dalam perjalanan menuju final, Qatar telah mampu mengalahkan tiga tim berpredikat juara Piala Asia.

Di babak penyisihan, Qatar berhasil mengalahkan tim juara tiga kali Piala Asia, Arab Saudi (1984, 1986, 1996) dengan skor 2-0.

Di babak 16 besar, Qatar menyingkirkan tim juara Piala Asia 2007, Irak dengan skor 1-0 (22/1). Dan di perempat final, giliran tim juara dua kali Piala Asia, Korea Selatan yang dikalahkan dengan skor 2-0.

Pesona Timnas Qatar di Piala Asia 2019 semakin lengkap dengan tampilnya penyerang mereka, Almoez Ali Zainaabiddin Abdulla sebagai kandidat pencetak gol terbanyak (top skor).

Penyerang berusia 22 tahun ini mencetak satu gol ke gawang Uni Emirat Arab yang membuatnya telah mencetak 8 gol dalam enam pertandingan.

Raihan 8 gol itu sangat mungkin membuat Almoez Ali akan meraih golden boot di Piala Asia 2019 ini. Sangat kecil kemungkinan Almoez Ali terkejar dalam persaingan memperebutkan gelar top skor Piala Asia 2019.

Sebab, pesaingnya kini tinggal penyerang Jepang, Yuya Osako yang baru mencetak empat gol. Dengan penampilan oke Qatar, rasanya tidak mungkin Yuya yang merupakan pemain klub Jerman, Werder Bremen, akan bisa mencetak lima gol di final dan melampaui perolehan gol Almoez Ali.

Almoez Ali (19) merayakan gol ke gawang UEA/Foto: afc-com
Almoez Ali (19) merayakan gol ke gawang UEA/Foto: afc-com
Tidak hanya berpeluang menjadi top skor, Almoez Ali kini juga menyamai rekor gol penyerang legendaris Iran, Ali Daei yang mencetak 8 gol dalam satu turnamen di Piala Asia 1996. Jumlah ini merupakan gol terbanyak dalam satu turnamen sejak Piala Asia digelar tahun 1956. Bahkan, Almoez Ali masih berpeluang melewati rekor Ali Daei karena masih akan tampil melawan Jepang di final.

Toh, dia mengaku tidak terlalu memikirkan rekor gol. "Saya tidak terpikir bisa menyamai rekor gol Ali Daei. Saya hanya ingin mencetak gol dan membuat orang tua, rakyat Qatar, rekan setim dan fans bahagia. Sekarang kami harus fokus mempelajari cara main Jepang," ujar Ali.

Nah, dengan semua fakta tersebut, Qatar memang pantas tampil di final. Semangat besar Qatar untuk mencetak sejarah juara pertama kali, akan diuji oleh Jepang yang mengincar gelar kelima dan tentu saja lebih memiliki kematangan dan pengalaman tampil di laga puncak.

Bak Cinderella, Qatar yang penuh pesona memang layak ada di pesta puncak di istana. Tinggal menunggu apakah Qatar akan bisa merasakan akhir yang bahagia (happy ending) selayaknya kisah Cinderella yang akhirnya hidup di istana bersama sang pangeran.

Ataukah, penampilan memesona Qatar hanya akan terhenti di final. Seperti halnya Cinderella, semuanya kembali seperti biasa ketika jam 12 malam.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun