Ya, di markas Newcastle, Manchester City sebenarnya mengawali pertandingan dengan benar. Sebagai tim tamu, City mampu unggul cepat ketika pertandingan belum genap berlangsung satu menit. Sergio Aguero membawa City unggul di detik ke-24 yang menjadi salah satu gol tercepat di Liga Inggris.
Mengawali pertandingan dengan keunggulan gol, tentunya hal yang positif. Minimal, pemain akan bermain lebih lepas dan lebih percaya diri untuk mengkreasi peluang dan menciptakan gol-gol berikutnya. Namun, yang terjadi justru sebaliknya.
Gol cepat tersebut ternyata tidak membuat City bisa dengan mudah mendapatkan gol-gol berikutnya. Meski menguasai pertandingan, tetapi hingga satu jam laga berlangsung, skor 0-1 itu belum berubah. Di menit ke-66, Newcastle yang kalah dalam possession ball, mampu menyamakan skor 1-1 lewat gol Salomon Rondon.
Lalu, di menit ke-78, petaka menghampiri City ketika gelandang mereka, Fernandinho terlalu lama memainkan bola di kotak penalti sendiri. Bola dicuri Sean Longstaff yang berujung pelanggaran Fernandinho pada Sean. Penalti. Matt Richie berhasil menaklukkan kiper Ederson dan membuat Newcastle berbalik unggul hingga akhir pertandingan.
Ternyata, mendapatkan gol cepat itu malah 'merusak mental' pemain-pemain City. Mereka malah menjadi terlalu nyaman, over percaya diri dan kurang fokus. Sebab, mereka merasa telah mendapatkan separo tujuannya.
Berbeda bila dalam situasi tertinggal lebih dulu di babak pertama, pemain tentunya akan memiliki semangat berlipat untuk tampil lebih baik di babak kedua guna menyamakan skor atau bahkan berbalik unggul dan menang. Apalagi bila "disemprot" pelatih di ruang ganti pada jeda pergantian babak.
Manajer Manchester City, Pep Guardiola mengakui, gol cepat itu justru 'membunuh' timnya. Setelah mendapatkan gol cepat, Guardiola menyebut pemain-pemainnya bermain lambat dan tampil kurang agresif.
"Mencetak gol cepat memang terkadang penting, tetapi terkadang juga tidak bagus. Sebab, situasi seperti itu tidak membantu kami untuk mengembangkan permainan. Ketika ungglul cepat 1-0, kami jadi bermain lambat. Karena itulah kami tidak bisa menang," sebut Guardiola.
City sebenarnya menguasai permainan. Mereka unggul 70 persen dalam penguasaan bola. Namun, penguasaan bola itu bak tanpa makna. Sebab, karena terlalu nyaman menguasai permainan, mereka kaget ketika mendapat serangan mendadak. Saking kesalnya, Guardiola bahkan menyebut Newcastle baru mendapat satu peluang dan jadi gol.Â
"Mereka mendapatkan peluang pertama dan langsung menjadi gol, lalu yang kedua penalti. Tetapi saya ucapkan selamat untuk Newcastle," ujarnya.
Padahal, menghadapi Newcastle dini hari tadi sebenarnya jadi kesempatan terbaik bagi Manchester City untuk memberikan tekanan kepada pemimpin klasemen, Liverpool. Sebab, City yang ada di peringkat dua, bermain lebih dulu dari Liverpool.Â