Sejak Minggu (20/1/2019) kemarin, halaman berita olahraga baik di media cetak maupun media online, dari yang ngetop sampai masih mencoba merangkul pembaca dalam jumlah banyak, kompak memberitakan kabar mundurnya Edy Rahmayadi dari Ketua Umum PSSI.
Berbagai sudut pandang berita dari yang normatif, informatif, provokatif, sampai yang rada lebay, dimunculkan untuk menarik orang agar mau membaca.
Saya tertarik membaca beritanya di surat kabar terkenal yang menurut saya tidak sekadar mengabarkan, tetapi pandai dalam menggambarkan suasana ketika Edy Rahmayadi menyampaikan pengunduran dirinya.
Oleh media tersebut digambarkan, ketika Edy Rahmayadi menyampaikan kalimat "Saya mundur dari posisi ketua umum PSSI" dalam pidato pembukaan Kongres Tahunan PSSI 2019 di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali, Minggu (20/1), suasana hening untuk beberapa saat. Namun kemudian disambut tepuk tangan meriah dan teriakan takbir dari 85 voter yang datang. Â Â
Membaca berita tersebut, saya seolah ikut berada di ruangan Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali dan menjadi saksi Edy resmi mundur dari jabatan yang diembannya sejak 10 November 2016 atau dalam dua tahun terakhir. Dia mundur di tengah gonjang-ganjing masalah yang seolah tengah bertubi-tubi menyerang PSSI.
"Jangan khianati PSSI. Jangan karena satu hal yang laint erus merusak rumah besar ini (PSSI)," sambung Edy Rahmayadi di hadapan voter seperti yang saya baca dari berita di media tersebut.
Namun, seberapa menariknya berita tersebut di media arus utama, bagi saya, rasanya kurang nikmat bila belum memantau bagaimana respons masyarakat daring di lini masa dalam menyikapi berita pengunduran diri Edy Rahmayadi ini.Â
Terlebih, ada cukup banyak akun media sosial seperti Instagram yang selama ini rajin memberitakan perkembangan berita seputar PSSI, Timnas, sepak bola Indonesia dan sepak bola dunia.
Mengapa kok harus media sosial?
Meski tidak menampilkan berita utuh dari 'mulut pertama' (baca narasumber) seperti halnya media cetak, tetapi media sosial menurut saya memiliki hubungan yang 'cukup dekat' dengan Edy Rahmayadi.
Sampean (Anda) mungkin masih ingat, ketika desakan yang meminta Edy Rahmayadi mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI sedang bergejolak yang dipicu kegagalan Timnas senior di Piala AFF 2018 pada November lalu serta karena rangkap jabatan Edy sebagai Gubernur Sumatera Utara, warganet termasuk yang paling rajin bersuara.