Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Agar Duit Gajian Bisa Terkumpul untuk Membeli Rumah

27 Desember 2018   13:08 Diperbarui: 27 Desember 2018   21:00 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi mengumpulkan uang untuk membeli rumah/Foto: PresidentPost.id

Akhir pekan kemarin, rumah saya kedatangan tamu. Seorang kawan lama yang masih berstatus "pasangan baru" karena usia pernikahannya baru beberapa bulan. Dia berkunjung sembari mengenalkan istri barunya.

Selama kurang lebih satu jam, kami---saya dan istri bersama dia dan istrinya--mengobrol banyak hal. Tentu saja tidak berlangsung adem ayem karena terkadang diselingi suara 'debat kusir' dua anak saya. 

Kami mengobrol mulai dari pekerjaannya sekarang, dinamika perpolitikan, hingga kesukaannya pada sepak bola. Tak lupa, tentang keinginannya untuk segera memiliki hunian baru.   

Dia bercerita, setelah menikah, mereka masih tinggal di rumah orang tua kawan saya tersebut. Orang tua mereka tidak keberatan bila mereka tinggal di sana. Selain karena rumahnya cukup luas dan masih ada kamar yang kosong, kebetulan rumah tersebut tidak terlalu jauh dari tempat kerjanya. Namun, dia mengaku ingin segera memiliki rumah sendiri.

Dan memang, memiliki hunian yang nyaman setelah menikah, tentunya menjadi idaman bagi setiap pasangan muda. Hanya saja, perlu 'perjuangan berat' untuk bisa memiliki hunian. Sebab, membeli rumah tidak semudah seperti membeli tahu bulat di pinggir jalan.

Saya lantas bercerita, tepatnya berbagi pengalaman dan saran tentang masa perjuangan di awal membeli rumah dulu. Dari rajin ke pameran perumahan untuk nanya-nanya dan berburu brosur, melakukan cek lokasi beberapa perumahan yang ditaksir di brosur tersebut, lalu menentukan lokasi perumahan mana yang akan dibeli. Dan, setelah semuanya oke, masuk pada bagian yang paling krusial, yakni pembayaran uang muka.

Pendek kata, ada beberapa 'bekal' yang perlu dipersiapkan sebelum membeli rumah. Dari beberapa bekal, yang paling penting tentunya memiliki duit cukup untuk membayar uang muka rumah. Sebab, pembayaran DP rumah yang tentu saja mencapai puluhan juta, acapkali membuat pasangan muda menunda niat untuk memiliki hunian.

Apalagi, harga rumah sekarang dibandingkan ketika masa perjuangan saya dulu (tahun 2010), harganya sudah berlipat-lipat lebih mahal. Di Sidoarjo saja, untuk rumah dengan luas tanah 7x15, rata-rata sudah di atas 700-800 juta.

Karenanya, bagi sampean (Anda) yang ingin membeli hunian, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan. Seperti mengurangi pengeluaran yang bersifat konsumtif dan mulai menyisihkannya untuk menabung. Meski, menabung bukanlah hal yang mudah merujuk pengeluaran bulanan yang semakin mahal.

Nah, bagi sampean yang kini sedang berjuang mengumpulkan uang untuk membayar uang rumah ataupun apartemen, sampean bisa melakukan beberapa hal yang mungkin sepele tetapi manfaatnya bisa luar biasa.

Membuat rencana belanja bulanan, hindari pembelian impulsif

Kawan saya tersebut kebetulan pasangan yang sama-sama bekerja. Bila seperti itu, tentunya itu modal besar bila ingin membeli hunian. Sebab, dengan gaji berasal dari dua pihak, tentunya uang akan cepat terkumpul.

Hanya saja, seberapa banyak pun pemasukan yang didapat, bila tidak diprioritaskan, penghasilan besar yang dimiliki bisa menguap tanpa terasa. Terlebih bagi pasangan muda yang umumnya masih senang menuruti keinginan berbelanja.

Nah, agar gaji bekerja yang didapat tidak cepat menguap, perlu perencanaan pengeluaran yang matang. Salah satunya dengan mengatur belanja bulanan. Semisal membuat daftar kebutuhan belanja bulanan. Dengan berbelanja kebutuhan pokok selama sebulan di awal bulan, kita bisa terhindar dari pembelian impulsif membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan.

Namun, bila ada supermarket yang tengah membuka 'pesta diskon' lumayan untuk barang-barang kebutuhan utama, sampean bisa memanfaatkannya untuk membeli stok. Minimal untuk berhemat di bulan berikutnya.

Melakukan kencan "murah meriah"

Pasangan muda tentunya ingin menikmati waktu berduaan. Terlebih bagi pasangan yang sama-sama bekerja sehingga sehari-harinya baru bertemu di tempat tinggal pada malam hari. Itupun dalam keadaan capek. Karenanya, periode akhir pekan bisa dimanfaatkan untuk berkencan dan melepas lelah setelah seminggu bekerja.

Nah, agar aktivitas kencan tidak terlalu menguras isi dompet, sampean perlu mencari alternatif kencan seru tetapi murah meriah. Kencan tidak selalu menghabiskan isi dompet. 

Sebab, ada banyak aktifitas seru yang bisa dilakukan tanpa menghabiskan banyak uang. Diantaranya bangun pagi-pagi di hari Minggu lalu datang ke car free day ataupun jalan-jalan ke taman kota. Selain bisa refreshing, juga bisa berdua mencicipi makanan pedagang kaki lima yang tentunya tidak membutuhkan biaya mahal.

Manfaatkan tawaran 'liburan ekonomis'

Mengumpulkan uang bukan berarti pelit. Terlebih pelit bagi diri sendiri. Dengan rutinitas bekerja yang rentan membuat stress dan bosan, kita perlu menyisihkan waktu untuk berlibur. Ya, mengumpulkan uang bukan berarti terus-terusan bekerja tanpa berlibur. Semisal bila mendapatkan bonus dari kantor, sampean bisa menyisihkannya untuk berlibur.

Bukankah berlibur tidak harus mahal dan menguras uang dalam jumlah banyak? Sebab, ada alternatif liburan yang hemat tapi tetap asyik. Diantaranya dengan  memanfaatkan promo voucher untuk menginap di hotel ataupun memilih tempat liburan yang lokasinya tidak jauh dari tempat tinggal.

Selain itu, penting juga untuk terus menambah wawasan serta rutin meng-update informasi tentang perkembangan properti. Sehingga, ketika hendak membeli rumah, sampean benar-benar paham perihal apa saja yang harus dilakukan. Dan yang tidak kalah penting tentunya menjaga semangat untuk mewujudkan mimpi. Karena memang, membeli rumah tidak semudah membeli tahu bulat. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun