Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bahkan, untuk Bicara pun Butuh Data

22 Desember 2018   18:33 Diperbarui: 22 Desember 2018   18:35 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto kenangan 'masuk tivi' ketika Piala Dunia 2018 lalu/ Foto istimewa

Perihal komentar yang diplintir ini, Pelatih Timnas Indonesia senior yang baru saja ditunjuk, Simon McMenemy, pernah merasakan hal itu. Di akun Instagramnya, pelatih asal Skotlandia ini pernah "dikerjai" oleh 'oknum tukang nulis'. Tepatnya ketika dia mengomentari penunjukan Bima Sakti sebagai pelatih Timnas senior di Piala AFF pada 10 November lalu.

Kala itu, sebuah akun Instagram menampilkan kutipan dari Simon berbunyi "Apakah Bima Sakti dapat mengenali jika formasinya tidak berfungsi dan tahu bagaimana cara mengubahnya? Karena Bima Sakti mungkin masih kurang berpengalaman dalam pelatihan permainan". Di bawah kutipan tersebut tertulis nama Simon McMenemy, pelatih Bhayangkara.

Simon lantas men-capture kutipan di IG tersebut lantas menuliskan klarifikasi berbunyi "Fake news. My comment was "Bima's success will come down to his 'in game' coaching, this is the area he will find most difficult". Would never be disrespectful of a new coach stepping up for the first time, that was me in 2010 with the Philippines".

Terjemahannya, komentar saya adalah "kesuksesan Bima akan tergantung pada kemampuannya melatih 'saat pertandingan', dan inilah hal yang paling sulit." Saya tidak akan pernah bersikap tidak hormat kepada pelatih yg pertama kali menangani tim, karena itu sama dengan saya ketika bersama Filipina di tahun 2010".

Pada akhirnya, meski pun sekadar bicara, tetapi penting untuk berbicara dengan berdasarkan data. Sebab, bila berbicara sembarangan yang sekadar "setahu saya", bukan tidak mungkin omongan tersebut keliru dan malah buruk bagi sampean. Mungkin niatnya baik, tetapi bila dampaknya buruk, sampean tentunya tidak mau.

Tentu saja, bila bicara saja harus berbasis data, apalagi bila menulis perihal tema tertentu untuk menginformasi maupun meyakinkan pembaca tentang tema tersebut. Jadi, sebelum bicara dan menulis, hayuuk membiasakan diri menggunakan data yang benar. Salam.  

  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun