Terlepas dari potret kelam penampilan pemain Indonesia Korea Masters di masa lalu, tahun ini sebenarnya menjadi periode terbaik bagi Indonesia untuk meraih gelar pertama di turnamen ini. Setidaknya, setelah 12 tahun, akhirnya ada pemain Indonesia yang juara di sini.
Pasalnya, PBSI mengirimkan beberapa pemain utama yang menjadi unggulan 1 di turnamen ini. Salah satunya ganda putra pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Apalagi, Fajar/Rian tampil di Korea Masters 2018 setelah jadi juara di turnamen Syed Modi International (BWf World Tour Super 300) di India.
Yang terjadi, pasangan peraih medali perak Asian Games 2018 ini justru langsung tersingkir di putaran pertama. Fajar/Rian kalah rubber game dari "pasangan gado-gado", Tan Boon Heong (Malaysia)/Kim Sa-rang (Korea). Kombinasi Tan Boon Heong (31 tahun)--yang merupakan mantan tandem Hendra Setiawan di tahun lalu---bersama Kim sa-rang (29 tahun), salah satu pemain berpengalaman Korea yang pernah juara Asia 2012, rupanya mengagetkan Fajar/Rian.
Bahkan, tadi malam, Jumat (30/11/2018), Tan Boon Heong/Kim sa-rang memastikan lolos ke semifinal setelah mengalahkan ganda putra Indonesia lainnya, Berry Angriawan/Hardianto, 21-16, 21-17.
Dan memang, fase perempat final Korea Masters yang dimainkan, Jumat (30/11/2018) kemarin seperti kurang ramah bagi pemain-pemain Indonesia. Dari tujuh pemain Indonesia yang tampil, lima pemain tersingkir. Selain Berry/Hardi, pasangan muda di ganda campuran, Akbar Bintang Cahyono/Winny Oktavina juga tumbang. Serta, dua tunggal putra Ihsan Maulana Mustofa dan Shesar Hiren Rhustavito dan Fitriani di tunggal putri.
Ihsan takluk rubber game dari andalan tuan rumah yang juga unggulan 1, Son Wan-ho. Sempat unggul 21-16 di game pertama, Ihsan kalah 17-21 di game kedua dan penampilannya makin mengendur di game ketiga (kalah 13-21). Sementara Shesar kalah straight game dari pemain Malaysia, Lee Zii Jia.
Di tunggal putri, Fitriani juga terhenti di perempat final. Dia kalah dari pemain senior Tiongkok, Li Xuerui yang merupakan peraih medali emas Olimpiade 2012. Sebelumnha, Li yang tahun ini kembali ke lapangan usai absen cukup lama karena cedera, menyingkirkan andalan Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung di round 1.
Di semifinal yang akan dimainkan Sabtu (1/12/2018), Indonesia hanya menyisakan dua pemain. Yakni pasangan ganda putri Yulfirah Barkah /Jauza Fadhila Sugiarto dan pasangan ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.
Praveen/Melati dan Yulfira/Jauza yang di perempat final menyingkirkan pemain tuan rumah, bakal kembali bersua dengan pemain-pemain Korea di semifinal. Praveen/Melati bertemu pasangan Choi S Gyu/Shin Seung Chan dan Yulfira/Jauza bertemu unggulan 3, Chang Ye Na/Jung Kyung Eun.
Kepada dua ganda yang belum meraih gelar inilah, harapan Indonesia bertumbuh. Ada tanya besar, apakah keduanya akan mengakhiri "kutukan" Indonesia di Korea Masters 2018.
Khusus Praveen/Melati yang menjadi unggulan 1 di ganda campuran, turnamen ini akan menjadi kesempatan untuk meraih gelar pertama bagi mereka sejak dipasangkan pada akhir tahun 2017 lalu. Â Terlebih, tidak ada ganda campuran Tiongkok yang di tahun mendominasi. Sejauh ini, prestasi terbaik Praveen/Melati adalah runner up India Open Super 500 pada awal Februari lalu. Bagaimana kali ini? Semoga ada kabar bagus. Salam bulutangkis.