PBSI menampilkan racikan baru di Hongkong Open. Tontowi Ahmad coba dipasangkan dengan Della Destiara Haris. Sayangnya, jadwal 'memusuhi' mereka.Â
Hasil drawing langsung mempertemukan pasangan baru ini dengan ganda Jepang, Yuta Watanabe/Arisha Higashino. Tontowi/Della langsun out. Dan, Watanabe/Higashino akhirnya jadi juara.
Meski langsung kalah, tetapi kiranya tidak adil bila langsung menilai kombinasi Tontowi/Della hanya berdasarkan pencapaian di Hongkong Open. Kecuali bila mereka sudah tampil di dua tiga turnamen.
Selain Tontowi/Della, dua ganda ganda campuran Indonesia sebenarnya meraih hasil lumayan. Praveen Jordan/Melati Daeva dan Hafiz Faizal/Gloria Widjaja mampu tembus perempat final. Lalu Ronald/Annisa Saufika sempat membuat kejutan di round 1 dengan mengalahkan ganda Tiongkok, Zhang Nan/Li Yunhui sebelum akhirnya tumbang di round 2.
Namun, perempat final tentunya bukan pencapaian maksimal. Terlebih, di Hongkong Open, tidak ada pasangan Tiongkok, Zheng Siwei/Huang Yaqiong. Pasangan yang menguasai ganda campuran di turnamen BWF tahun ini, tidak ikut tampil. Harusnya, itu menjadi kesempatan terbaik bagi ganda campuran Indonesia untuk menjadi juara.
Apa daya, Praveen/Melati kalah rubber game dari pasangan kedua Tiongkok, Wang Yilyu/Huang Dongping. Sementara Hafiz/Gloria yang membuat kejutan di round 2 dengan mengalahkan ganda kuat tuan rumah, Tang Chun Man/Tse Yung Suet, malah kalah dari ganda Thailand non unggulan di perempat final. Pun, Ronald/Annisa yang setelah membuat kejutan, malah kalari ganda Thailand non unggulan. Rentetan hasil ini menunjukkan bahwa penampilan ganda campuran kita masih belum konsisten.
Semua pencapaian tersebut tentunya bisa menjadi bahan evaluasi bagi PBSI. Terlebih, sekarang sudah memasuki penghujung tahun. Memang, masih ada dua turnamen yang akan digelar di bulan November ini dan juga putaran final BWF World Tour pada Desember nanti.Â
Semoga PBSI bisa segera menemukan "kunci jawaban" dari semua pekerjaan rumah yang muncul di Hongkon Open 2018. Salam bulutangkis. Â Â Â