Maka, Arsenal pun memulai era baru. Mereka keluar dari zona nyaman. Era baru Arsenal dimulai dengan kedatangan pria asal Spanyol bernama Unai Emery. Kepada pria berusia 46 tahun yang musim lalu melatih Paris Saint Germain inilah, Arsenal berharap bisa berubah menjadi lebih baik.
Namun, perubahan memang memiliki dua kemungkinan. Bisa situasinya menjadi lebih baik. Atau malah memburuk. Tapi satu yang pasti, perubahan membutuhkan waktu. Terlebih perubahan di sepak bola. Tidak bisa langsung berubah dengan mantra sakti.
Arsenal pun begitu. Di awal musim, Emery tak mampu meraih start bagus. Arsenal mengalami dua kekalahan beruntun. Dalam debutnya di Liga Inggris, Arsenal yang menjadi tuan rumah, kalah 0-2 dari juara bertahan, Manchester City. Di pekan kedua, Arsenal kembali takluk, 2-3 dari tim tetangga, Chelsea.
Dua kekalahan itu pun membuat orang mulai pesimis pada kualitas Emery. Mereka kembali teringat Wenger. Emery dianggap tidak akan mampu membawa Arsenal keluar dari bayang-bayang Wenger dengan segala kenyamanannya selama 22 tahun di klub London Utara itu. Â
Dan memang, perubahan itu butuh waktu. Di pekan ketiga, Arsenal meraih kemenangan pertama dengan mengalahkan sesama tim London,West Ham United 3-1 pada 25 Agustus lalu.
Hebatnya, sejak itu, Arsenal tidak pernah lagi merasakan kekalahan. Sebanyak 13 laga di semua kompetisi (Liga Inggris, Europa League dan Piala Liga) dilalui dengan 12 kemenangan dan sekali hasil imbang.
Emery telah berhasil membawa Arsenal ke "habitat" mereka yang sebenarnya: di papan atas. Hingga pekan ke-10 Liga Inggris, Arsenal berada di peringkat keempat dengan 22 poin.
Emery juga telah mampu menghadirkan kenyamanan dalam artian positif. Bukan kenyamanan yang melenakan. Lihat saja, pemain-pemain Arsenal bisa bermain dengan gembira di lapangan. Â
Mesut Ozil telah melupakan masalahnya dengan Timnas Jerman dengan kembali rajin membuat assist (umpan berbuah gol). Alexander Lacazette dan Pierre Emerick Aubameyang kini bergantian merayakan gol. Lucas Torriera, salah satu "anak baru" asal Uruguay yang baru datang di musim ini, juga telah menemukan kenyamanan bermain di lini tengah.
Namun, ada satu hal yang masih harus dibuktikan Emery. Yakni, menghapus stigma "tim yoyo" yang dulu disematkan kepada Arsenal. Seperti yoyo yang naik turun bila dimainkan, capaian Arsenal pun dulu begitu. Â