Lalu, apa kaitan kejutan rontoknya pemain-pemain unggulan di putaran pertama? Sangat berkaitan. Sebab, menurut "skenario" drawing, beberapa pemain unggulan yang tumbang tersebut sejatinya akan menjadi lawan pemain Indonesia.
Salah satunya di tunggal putri. Di babak 16 besar yang dimainkan Kamis (18/10/2018) besok, Mia Blichfeldt sang penakluk Marin, akan bertemu tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung. Gregoria lolos ke babak 16 besar setelah menang straight game 21-9, 24-22 atas pemain Tiongkok Chen Xiaoxin.
Boleh jadi, tersingkirnya Marin menjadi pertanda bagus bagi Gregoria yang diharapkan bisa menembus semifinal. Sebab, di atas kertas, Gregoria jelas lebih punya peluang bila bertemu Mia ketimbang menghadapi Carolina Marin. Sebab, tidak ada jaminan Mia bisa kembali tampil hebat kala menghadapi Gregoria besok.
Pun, di tunggal putra, tersingkirnya Shi Yuqi merupakan "kabar bagus" bagi tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie. Jojo lolos ke babak 16 besar setelah menang rubber game atas pemain Hongkong, Wong Wi Ki Vincent.
Nah, seharusnya, Shi Yuqi yang menjadi lawan Jojo. Yang terjadi, Jojo akan menghadapi pemain India, Sameer Verma. Memang, tidak ada jaminan Jojo bisa mengalahkan Verma. Sebab, di pertemuan terakhir di round 1 Japan Open 2018 pada September lalu, Jojo kalah. Tapi, setidaknya Jojo punya motivasi lebih untuk melakukan revans ketimbang menghadapi Shi Yuqi yang mood nya sulit ditebak.
Ganda putri juara dunia langsung rontok, Â keuntungan bagi ganda putri Indonesia
Dan, di ganda putri, tumbangnya Matsumoto/Nagahara yang merupakan unggulan 6, benar-benar menjadi berkah bagi pemain Indonesia. Sebab, ganda putri juara dunia 2018 ini merupakan calon lawan bagi ganda putri Indonesia, Ni Ketut Mahadewi/Rizki Amelia Pradipta.
Ganda putri racikan baru tim pelatih PBSI ini mengawali turnamen pertama mereka dengan meyakinkan, menang dua game atas ganda putri Malaysia, Chow Mei Kuan/Lee Men Yean, 21013, 21-11 hanya dalam waktu 29 menit. Nah, dengan rontoknya ganda Jepang tersebut, Ni Ketut/Rizki akan bertemu ganda Belanda, Selena Piek/Cheryl Seinen di babak 16 besar.
Tentu saja, tanpa bermaksud meremehkan, menghadapi ganda Belanda masih lebih bagus bila harus bertemu ganda putri Jepang. Sebab, faktanya, beberapa ganda putri Indonesia masih belum bisa menemukan "jurus ampuh" untuk mengalahkan ganda putri Jepang.
Pada akhirnya, seperti ujaran Paulo Coelho dalam karyanya, The Alchemist, mungkinkan seluruh alam semesta tengah bersatu membantu pemain-pemain Indonesia untuk meraih hasil terbaik seiring rontoknya pemain-pemain unggulan di babak awal Denmark Open 2018. Semoga. Salam bulutangkis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI