Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Menyoal Hasil "Undian Maut" Pemain-pemain Indonesia di Denmark Open 2018

16 Oktober 2018   06:54 Diperbarui: 16 Oktober 2018   17:53 1629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anthony Sinisuka Ginting dan Jonathan Christie dalam sesi latiha Denmark Open 2018| badmintonindonesia.org

Tidak berhenti di situ, "jadwal neraka" di babak awal Denmark Open 2018 juga dirasakan pemain ganda campuran Indonesia. Pasangan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti harus langsung bertemu unggulan 1 asal Tiongkok, Zheng Siwei/Huang Yaqiong yang merupakan juara dunia 2018.

Merujuk beberapa lawan yang berstatus juara dunia 2018, pemain-pemain Indonesia memang bisa dibilang 'ketiban sial' dalam drawing di Denmark Open 2018. Namun, bertemu lawan kelas berat bisa menjadi musibah atau malah berkah, tentunya bergantung bagaimana pemain menyikapinya.

Bila hasil undian disikapi biasa saja dan yang terpenting menyiapkan fisik dan mental untuk mengeluarkan penampilan terbaik di lapangan, undian seperti itu bakal sekadar tinggal cerita.

Ya, seharusnya pemain lebih termotivasi ketika menghadapi pemain unggulan. Sebab, selain bisa mengukur kemampuan, kemenangan atas pemain top dunia tentunya akan "bagus di mata media" yang lantas mengangkat reputasi pemain Indonesia di mata dunia.

Bukankah akan keren bila muncul kabar Wahyu/Ade bisa menyingkirkan Li Junhui/Liu Yuchen di babak awal. Dan, akan sangat luar biasa bila Praven/Melati bisa memulangkan Zheng Siwei/Huang Yaqiong di babak awal. Juga, akan membanggakan bila Ginting bisa kembali mengalahkan Momota.

Jadi, hasil undian berat yang didapat di babak awal Denmark Open 2018 sejatinya tidak perlu diratapi. Cukup disikapi dengan kalimat sederhana "mau bagaimana lagi?". Siapa tahu nanti malah pemain unggulan yang pada akhirnya berujar "mau bagaimana lagi?" karena tersingkir di babak awal.

Perjalanan Ginting menjadi juara di China Open 2018 bisa menjadi inspirasi betapa jadwal berat itu tidak seharusnya diratapi.

Ya, Ginting mengawali sukses di China Open 2018 beberapa waktu lalu juga dimulai dari jadwal terjal. Di babak awal bertemu Lin Dan, lantas menghadapi Viktor Axelsen, lalu Chen Long, CHou Tien-chen hingga akhirnya bertemu Momota di final.

Pada akhirnya, menarik untuk menerawang bagaimana peluang pemain Indonesia di Denmark Open 2018. Tahun 2017 lalu, Indonesia gagal meraih gelar di sini. Marcus/Kevin yang menjadi satu-satunya wakil di final, dikalahkan ganda Tiongkok Zhang Nan/Liu Yuchen yang merupakan juara dunia 2017. Bagaimana kali ini?

Semoga bisa lebih baik dari tahun lalu. Semoga bisa mengalahkan para pemain unggulan. Semoga bisa membawa pulang gelar. Semoga. Salam  bulutangkis.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun