Kabar bagus datang dari Almere, Belanda. Indonesia berhasil meraih satu gelar di turnamen bulutangkis Dutch Open 2018. Gelar dipersembahkan pasangan ganda putra Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf Santoso.
Wahyu/Ade menjadi juara Dutch Open 2018 setelah mengalahkan ganda putra terbaik tuan rumah, Jelle Maas/Robin Tabeling di final. Wahyu/Ade menang atas Maas/Tabeling dalam pertandingan rubber game (tiga game) yang menguras keringat, 21-19, 17-21, 21-11 selama 1 jam 1 menit seperti dikutip dari https://olahraga.kompas.com/read/2018/10/14/21593078/wahyuade-juara-di-belanda.
Kok Indonesia hanya bisa meraih satu gelar? Padahal, Tiongkok dan Jepang tidak menurunkan pemain-pemain terbaiknya di turnamen BWF World Tour level Super 100 ini.
Raihan satu gelar itu sudah maksimal. Sebab, Indonesia melalui Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) memang hanya mengirimkan dua wakil. Dua-duanya merupakan ganda putra. Karenanya, hanya di sektor ganda putra, Indonesia berpeluang meraih gelar.
Selain Wahyu/Ade yang menjadi unggulan 2, juga ada pasangan Berry Angriawan/Hardianto yang sejatinya menjadi unggulan 1. Namun, mereka terhenti di perempat final dari ganda Belanda yang main di final ini.
Biasanya, PBSI mengirimkan cukup banyak pemain-pemain pelapis di turnamen BWF World Tour level 100. Namun, karena padatnya agenda, kebiasaan itu diubah. Sebelumnya, pemain-pemain pelapis Indonesia memang tampil di turnamen Bangka Belitung Indonesia Masters (turnamen Super 100) pada pertengahan September lalu. Kemudian ada beberapa pemain yang tampil di Korea Open pada akhir September.
Akhiri Rasa Penasaran di Final Ketiga
Bagi Wahyu/Ade Yusuf, gelar yang diraih di Belanda ini bak kerinduan yang terjawab. Sebab, mereka akhirnya bisa mengakhiri rasa penasaran untuk meraih gelar pertama di tahun 2018 ini.
Sebelumnya, Wahyu/Ade Yusuf sempat dua kali tampil di final. Yakni di Australia Open 2018 dan Thailand Masters 2018). Sayangnya, dua kali kesempatan tampil di final, gagal mereka menangi.
Nah, kata orang Barat sana, ada 'kebetulan' bernama "third time lucky" yang diyakini bakal terjadi. Maknanya adalah keberuntungan di kesempatan ketiga. Artinya, bila sebelumnya telah dua kali gagal, di percobaan ketiga biasanya beruntung. Dan, Wahyu/Ade Yusuf ternyata mengalami hal itu. Meski, namanya saja biasanya, tidak selalu "beruntung di kesempatan ketiga" itu benar adanya.