Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Third Time Lucky, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf Juara Dutch Open 2018

15 Oktober 2018   09:17 Diperbarui: 15 Oktober 2018   09:37 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabar bagus datang dari Almere, Belanda. Indonesia berhasil meraih satu gelar di turnamen bulutangkis Dutch Open 2018. Gelar dipersembahkan pasangan ganda putra Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf Santoso.

Wahyu/Ade menjadi juara Dutch Open 2018 setelah mengalahkan ganda putra terbaik tuan rumah, Jelle Maas/Robin Tabeling di final. Wahyu/Ade menang atas Maas/Tabeling dalam pertandingan rubber game (tiga game) yang menguras keringat, 21-19, 17-21, 21-11 selama 1 jam 1 menit seperti dikutip dari https://olahraga.kompas.com/read/2018/10/14/21593078/wahyuade-juara-di-belanda.

Kok Indonesia hanya bisa meraih satu gelar? Padahal, Tiongkok dan Jepang tidak menurunkan pemain-pemain terbaiknya di turnamen BWF World Tour level Super 100 ini.

Raihan satu gelar itu sudah maksimal. Sebab, Indonesia melalui Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) memang hanya mengirimkan dua wakil. Dua-duanya merupakan ganda putra. Karenanya, hanya di sektor ganda putra, Indonesia berpeluang meraih gelar.

Selain Wahyu/Ade yang menjadi unggulan 2, juga ada pasangan Berry Angriawan/Hardianto yang sejatinya menjadi unggulan 1. Namun, mereka terhenti di perempat final dari ganda Belanda yang main di final ini.

Biasanya, PBSI mengirimkan cukup banyak pemain-pemain pelapis di turnamen BWF World Tour level 100. Namun, karena padatnya agenda, kebiasaan itu diubah. Sebelumnya, pemain-pemain pelapis Indonesia memang tampil di turnamen Bangka Belitung Indonesia Masters (turnamen Super 100) pada pertengahan September lalu. Kemudian ada beberapa pemain yang tampil di Korea Open pada akhir September.

Akhiri Rasa Penasaran di Final Ketiga

Bagi Wahyu/Ade Yusuf, gelar yang diraih di Belanda ini bak kerinduan yang terjawab. Sebab, mereka akhirnya bisa mengakhiri rasa penasaran untuk meraih gelar pertama di tahun 2018 ini.

Sebelumnya, Wahyu/Ade Yusuf sempat dua kali tampil di final. Yakni di Australia Open 2018 dan Thailand Masters 2018). Sayangnya, dua kali kesempatan tampil di final, gagal mereka menangi.

Wahyu/Ade, juara di final ketiga di tahun 2018/Foto: PBSI
Wahyu/Ade, juara di final ketiga di tahun 2018/Foto: PBSI
Di Thailand Masters 2018 yang digelar pada pertengahan Januari lalu, pasangan berumur 26 tahun (Wahyu)/Ade (25 tahun) ini kalah rubber game dari ganda terbaik Thailand, Tinn Isriyanet/Kittisak Namdash. Lalu di Australia Open 2018 pada pertengahan Mei lalu, Wahyu/Ade dikalahkan rekan senegaranya, Berry Angriawan/Hardianto.

Nah, kata orang Barat sana, ada 'kebetulan' bernama "third time lucky" yang diyakini bakal terjadi. Maknanya adalah keberuntungan di kesempatan ketiga. Artinya, bila sebelumnya telah dua kali gagal, di percobaan ketiga biasanya beruntung. Dan, Wahyu/Ade Yusuf ternyata mengalami hal itu. Meski, namanya saja biasanya, tidak selalu "beruntung di kesempatan ketiga" itu benar adanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun