Kala itu, yang bisa menyampaikan kritikan hanyalah wartawan lewat tulisan mereka di media cetak. Itupun bahasa kalimat dalam beritanya sudah disaring sedemikian rupa melalui rapat redaksi sebelum naik cetak.
Kini, kritikan, hujatan segala macam itu bisa disampaikan langsung suporter ke pemain melalui media sosial. Kalaupun tidak ke akun pribadi pemain yang bersangkutan, mereka bisa menulis kritikan di akun media sosial yang memberitakan U-16 sembari me-mention akun pemain bersangkutan.
Menghadapi era seperti ini, pemain memang harus lebih bersikap santai dan tidak boleh baperan. Sebab, baperan malah bisa memperburuk situasi.Â
Lha wong yang mengkritik itu lho tidak semuanya mengerti betapa susahnya bermain bola. Apalagi lepas dari kawalan pemain lawan sembari membawa bola. Bahkan bermain sepak bola di lapangan saja mungkin belum pernah. Mungkin dipikirnya sekadar menendang bola saja.
Tetapi memang, yang namanya penonton itu lebih enak. Lha wong tinggal sekadar nonton. Bahkan, ada penonton yang terkadang merasa lebih hebat dari pemain yang dipujanya.Â
Jangankan Bagus Kahfi yang 'masih hijau', pemain top dunia sekelas Cristiano Ronaldo ataupun Lionel Messi pun sering dikata-katain di media sosial oleh haters masing-masing.. Â
Tentu saja, dukungan penuh dari rakyat Indonesia merupakan senjata ampuh bagi Timnas U-16 untuk bisa melangkah jauh di turnamen ini. Dalam hal dukungan, suporter Indonesia itu tidak ada duanya.Â
Tengok saja di negara manapun, ketika Timnas U-16 nya bermain, rasanya akan sepi dukungan. Sementara di Indonesia, ketika U-16 main, nauansanya seperti Timnas senior. Itu yang terlihat ketika Timnas U-16 jadi juara Piala AFF 2018 di Sidoarjo beberapa waktu lalu.
Dan memang, tipikal suporter Indonesia sejatinya "benci tapi sayang". Meski kecewa sekalipun, mereka sejatinya berharap yang terbaik untuk timnasnya.Â
Walaupun mengkritik, bahkan ditulis dengan bahasa kasar sekalipun yang mengarah pada mem-bully, sejatinya mereka itu sayang dengan Timnas U-16. Harapan mereka hanya satu, Timnas U-16 bisa lolos ke Piala Dunia U-17. Syukur-syukur bila bisa menjuarai turnamen ini.
Namun, suporter juga harus mulai belajar menghargai perjuangan pemain di lapangan. Harus diingat, menghujat itu justru bukan cara benar dalam mendukung pemain.