Turnamen bulutangkis Korea Open yang akan dimulai Selasa (25/9/2018) hari ini akan menjadi ajang reuni bagi tiga tunggal putra Indonesia. Mereka yakni Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie dan Ihsan Malana Mustofa. Setelah di beberapa turnamen terpisah, tiga sahabat ini akan kembali bermain bersama.
Ya, Ginting, Jojo dan Ihsan memang bersahabat sejak lama. Menghuni Pelatnas sejak beberapa tahun lalu membuat ketiganya bak saudara. Selayaknya saudara, mereka saling memotivasi, saling menguatkan, bahkan saling membalaskan 'dendam' di lapangan.
Ada banyak kenangan manis pahit yang pernah tercipta diantara mereka ketika membela tim putra Indonesia di even bulutangkis internasional. Kenangan yang merekatkan persahabatan mereka.
Betapa manisnya meraih medali emas SEA Games 2015 di Singapura ketika tim putra Indonesia mengalahkan Thailand 3-2 di final. Kala itu, Ihsan menjadi penentu kemenangan di pertandingan kelima. Juga gelar juara di Kejuaraan Beregu Asia (Badminton Asia Team Championship 2016 di Hyderabad, India ketika Jonatan Christie menjadi penentu kemenangan 3-2 tim putra Indonesia atas tim Jepang. Kala itu, Ihsan menjadi tunggal pertama dan Ginting kedua lalu Jojo ketiga. Juga juara BATC 2018 pada Februari lalu.
Tak melulu kenangan manis, mereka juga pernah merasakan pahit. Di Kunshan, Tiongkok pada 2016 silam, Ihsan yang tampil di pertandingan penentuan di final Piala Thomas, kalah dari pemain senior Denmar, Hans-Kristian Vittinghus. Indonesia pun kalah 2-3 dan gagal membawa pulang Piala Thomas. Ihsan bahkan pernah mengaku masih terkenang kekalahan menyesakkan itu.
Di turnamen perorangan, Ihsan yang sedikit lebih senior (22 tahun) sejatinya 'meledak' lebih dulu ketimbang Ginting (21 tahun) dan Jojo (21 tahun). Pemain kelahiran Tasikmalaya ini beberapa kali mencapai babak penting di turnamen level Grand Prix Gold. Salah satunya di Thailand Open 2015, Ihsan melesat ke final tetapi dikalahkan pemain senior Korea, Lee Hyun-il. Ihsan bahkan pernah berada di rangking 17 dunia pada September 2016.
Namun, cedera membuat penampilan Ihsan kemudian perlahan menurun. Sekembali dari cedera, dia belum mampu tampil seperti dulu. Dari periode awal 2016 hingga tengah tahun 2017, dia sama sekali tak mampu tampil di babak penting. Pernah di final Macau Open 2017 di bulan November tetapi kalah dari Kento Momota. Rangkingnya pun terus turun. Kini dia ada di peringkat 39 dunia.
Di sisi lain, penampilan Anthony Ginting dan Jonatan Christie semakin melesat dan menjadi andalan Indonesia. Mereka berdua bertemu di final Korea Open tahun 2017 lalu yang dimenangi Ginting. Di awal tahun, Ginting kembali jadi juara Indonesia Masters 2018. Jojo juga bersinar di Asian Games 2018 dengan meraih medali emas.
Dengan 'kombinasi' penurunan penampilan dan melesat itu, karena perhitungan ranking, di tahun 2018 ini Ginting, Jojo dan Ihsan tidak lagi tampil bersama seperti dulu.
Sebab, turnamen BWF World Tour Super 750 dan 1000 (dulu Super Series dan Super Series Premier) yang tidak memberlakukan kualifikasi, hanya diikuti pemain dengan rangking BWF tinggi.
Sehingga, Ihsan tidak bisa ikut tampil. Termasuk di Japan Open dan China Open 2018 yang baru berakhir akhir pekan kemarin.