Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bila Pekerjaan Menjadi Bak "Neraka", Mulailah Berpikir Ulang

21 September 2018   08:40 Diperbarui: 21 September 2018   15:15 1857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bekerja seharusnya menjadi periode membahagiakan, bukan sebaliknya/Foto: priotime.com

Namun, akan menjadi tidak wajar jika setiap Senin datang, kita malah frustrasi dan stress. Lantas menjalani hari-hari kerja dengan uring-uringan dan terpaksa karean tidak ada pekerjaan lain. Pendek kata, sekadar untuk menunggu akhir pekan lagi. Dan ketika Senin lagi, frustrasi lagi.

Bila seperti itu, Anda berarti tidak merasa nyaman dengan pekerjaan dan merasa tersiksa harus melanjutkannya. Bila begitu, mulailah berpikir ulang. Sebab, pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang bisa membuat kita bahagia dan bersemangat menjalaninya, bukan malah membuatstres.

Merasa berubah menjadi "orang lain" di kantor

Lingkungan kerja yang tidak nyaman terkadang bisa mengubah perilaku seseorang. Ada lho orang yang ketika berada di rumah dia seorang yang sabar dan lebih banyak diam.

Namun, ketika berada di tempat kerja, dia mendadak berubah menjadi orang yang mudah marah dan cerewet. Kenapa? Bisa jadi karena tekanan yang terlalu tinggi dari atasan. Bisa juga karena lingkungan kerja yang tidak sehat semisal rekan kerja yang tidak asyik sehingga kita enggan berbaur.

Nah, bila ternyata sampean tidak bisa menjadi diri sendiri dan tidak bisa mengekspresikan apa yang dirasakan saat berada di kantor, itu tandanya sampean mulai menyadari tidak nyaman di tempat kerja.

Merasa tidak dihargai

Dalam bekerja sejatinya tidak hanya melulu urusan gaji. Buat apa gaji besar bila selama sebulan menunggu gajian bak periode panjang yang menyiksa. Bekerja itu soal kenyamanan. Kita merasa nyaman karena dihargai oleh orang-orang di kantor.

Bukankah akan menyakitkan bila kita sudah berusaha melakukan yang terbaik, semisal datang paling pagi, dan pulang paling terakhir, juga berprestasi dalam pekerjaan, ternyata tidak mendapat apresiasi. Bukan hanya apresiasi promosi jabatan maupun kenaikan gaji, tetapi terpenting mendapatkan perlakuan baik dari atasan dan juga rekan kerja.

Apalagi bila ternyata kita 'dicueki' oleh atasan semisal dianggurkan seolah-olah tidak dibutuhkan. Juga, apa yang kita kerjakan tidak jelas job description nya, seolah bekerja serabutan.

Bila seperti itu, sejatinya tidak ada yang bisa dipertahankan. Jangan bertahan dengan tempat kerja yang tidak menghargai diri dan potensimu. Saatnya berpikir ulang untuk mencari pekerjaan yang bisa membuatmu dihargai. Bukan hanya dihargai sebagai karyawan, tetapi juga sebagai manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun