Babak 16 besar turnamen bulutangkis Japan Open 2018 yang digelar di Tokyo, Kamis (14/9) kemarin, memunculkan kejutan-kejutan dashyat. Beberapa pemain unggulan, pemain tenar yang selama ini menjadi kesayangan media (media darling) dalam artian kiprahnya di bulutangkis nyaris tidak pernah luput dari sorotan media, gagal melaju ke perempat final. Â
Beberapa pemain media darling tersebut dikalahkan oleh pemain yang belum banyak dikenal publik. Bahkan, untuk pengucapan namanya saja cukup susah karena saking belum terkenalnya mereka di 'panggung' bulutangkis dunia. Siapa coba yang mengenal nama Chen Xiaoxin. Penggemar bulutangkis pastinya lebih familiar dengan nama Chen Yufei atau Gao Fangjie, bila menyebut pebulutangkis tunggal putri Tiongkok era kekinian karena penampilan keduanya lebih konsisten.
Nah kemarin, Chen Xiaoxin yang baru berusia 20 tahun, membuat kejutan hebat dengan mengalahkan pemain unggulan 1, Tai Tzu-ying. di babak 16 besar. Xiaoxin bahkan bisa menang dua set langsung (straight game) 21-18, 21-14 hanya dalam waktu 40 menit. Ini hasil yang terbilang cukup langka di bulutangkis.
Baru kali ini, sejak menguasai persaingan di tunggal putri dalam beberapa tahun terakhir, Tai Tzu-ying (TTY) tersingkir cepat di sebuah turnamen. Biasanya, pemain rangking 1 dunia asal Taiwan ini hampir selalu juara di turnamen yang diikutinya. Tahun 2018 ini, TTY sudah meraih enam gelar. Mulai dari Indonesia Masters, All England Open, Malaysia Open, Indonesia Open, juara Asia dan terakhir meraih medali emas Asian Games 2018.
Kalaupun kalah, pemain berusia 24 tahun ini biasanya takluk di final seperti di turnamen Malaysia Masters pada Januari lalu. Sangat jarang dia kalah di round 2 seperti di Japan Open 2018 ini.Â
Atas prestasinya itu, TTY menjadi pemain kesayangan media. Apalagi, dia juga atlet yang mementingkan pendidikannya. Juni lalu, TTY meraih gelar master setelah menyelesaikan pendidikan S2 di universitas di Taiwan. Pemberitaan tentang TTY bukan hanya di media Taiwan. Media Tiongkok seperti Xinhua pun sering mengekspos suksesnya. Termasuk media-media di Indonesia. Â
Sindhu selama ini juga menjadi 'media darling', meski prestasinya belum segemerlap seperti TTY. Selama ini, pebulutangkis berpostur atletis dengan tinggi 177 cm ini lebih sering menjadi runner-up. Termasuk di Olimpiade 2016 silam. Tidak hanya mengulas penampilannya di lapangan, media India dan media internasional juga kerap menyoroti hubungan kaku nya dengan sesama pebulutangkis India, Saina Nehwal.
Sayangnya, tren kejutan itu tidak mampu dilakukan oleh tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung. Gregoria tidak mampu mengikuti jejak Chen Xiaoxin. Menghadapi pemain terbaik Thailand unggulan 4 dan pernah jadi juara dunia 2013, Ratchanok Intanon, Gregoria kalah stright game, 15-21, 13-21. Â
Pemain unggulan di sektor ganda putra/putri juga bertumbangan
Dan, daftar pemain kesayangan media yang rontok di round 2 di Japan Open 2018, bertambah dengan tumbangnya ganda putra nomor satu Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Unggulan 3 ini dikalahkan ganda Korea. Juga, ganda senior Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen (unggulan 5) yang tahun lalu menjadi musuh bebuyutan bagi ganda putra Indonesia, Markus Gideon/Kevin Sanjaya.