Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kala Gregoria Mariska Menantang Juara Dunia di Japan Open 2018

13 September 2018   06:08 Diperbarui: 13 September 2018   07:55 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gregoria saat bertemu Ratchanok di Indonesia Open 2018/Foto: olahraga.kompas.com

Apa momen yang paling sampean (Anda) ingat dari penampilan pebulutangkis Indnesia di Asian Games 2018 lalu? Apakah selebrasi kemenangan buka baju nya Jonatan Christie yang viral itu? Ataukah final sesama ganda putra Indonesia, Marcus Gideon/Kevin Sanjaya dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang mengundang decak kagum?

Sejatinya, ada beberapa momentum hebat pebulutangkis Indonesia di Asian Games 2018 yang mungkin terpinggirkan dalam ingatan. Salah satunya kemenangan Anthony Sinisuka Ginting atas Kento Momota yang menurut saya langka karena sang juara dunia 2018 ini sulit dikalahkan (bahkan tahun ini baru Lee Chong wei yang bisa mengalahkan dia).

Dan, momen hebat lainnya yang sejatinya membanggakan untuk diingat adalah kiprah tunggal putri masa depan Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung yang bermain nyaris sempurna di nomor beregu putri.

Diplot sebagai tunggal pertama Indonesia, gadis berusia 19 tahun ini tampil heroik. Dari tiga pertandingan, dia selalu meraih kemenangan. Bukan kemenangan biasa. Sebab, Gregoria mampu mengalahkan beberapa pemain yang secara rangking dunia (BWF) jauh di atasnya. Di antaranya Sun Ji-hyun dari Korea (rangking 8 dunia) yang dia kalahkan di perempat final. Juga, Akane Yamaguchi (rangking 2 dunia) yang dikalahkannya di semifinal, meski pad aakhirnya Indonesia kalah 1-3 dari Jepang.

Dua kemenangan hebat itu diraih Gregoria melalui pertandingan rubber game alias tiga set yang memperlihatkan semangatnya untuk pantang menyerah. Menang di game pertama, lantas kalah di game kedua dan menang dramatis di game ketiga.

Tidak sedikit pecinta bulutangkis Indonesia yang menyebut pebulutangkis kelahiran Wonogiri ini kelak akan menjadi pemain hebat. Gregoria yang tahun lalu meraih gelar juara dunia junior 2017, diyakini akan bertumbuh menjadi tunggal putri andalan Indonesia. Tentunya itu butuh waktu. Gregoria juga harus membuktikan dengan tampil konsisten di turnamen-turnamen BWF World Tour.

Gregoria saat bertemu Ratchanok di Indonesia Open 2018/Foto: olahraga.kompas.com
Gregoria saat bertemu Ratchanok di Indonesia Open 2018/Foto: olahraga.kompas.com
Nah, salah satu yang ditunggu adalah penampilannya di Japan Open 2018. Hari ini, Kamis (13/9/2018), Gregoria akan menghadapi jadwal maut di babak 16 besar tunggal putri Japan Open 2018. Dia akan bertemu tunggal putri terbaik Thailand yang juga juara dunia 2013, Ratchanok Intanon.  

Bertemu Intanon, kesempatan Gregoria akhiri penasaran

Ini bukan pertemuan pertama mereka. Sebelumnya, Gregoria pernah bertemu pemain berusia 23 tahun ini. Pertemuan itu terjadi di babak kedua Indonesia Open 2018 pada awal Juli lalu. Kala itu, Jorji--sapaan Gregoria--kalah rubber game 11-21, 21-17, 14-21 dari pebulutangkis yang oleh fansnya akrab disapa May itu. 

Menariknya, seusai laga itu, Ratchanok memuji Gregoria yang disebutnya lebih kuat dan lebih cepat. Dia bahkan menyebut Gregoria berkembang dalam waktu yang cukup singkat.

Dan, setelah berlalu dua bulan, keduanya akan kembali bertemu. Pertemuan di babak kedua Japan Open 2018 nanti akan menjadi kesempatan Gregoria untuk membuktikan kepada Intanon bahwa dia memang terus berkembang, sekaligus mengakhiri penasarannya. Pasalnya, beberapa tunggal putri Thailand sudah pernah dikalahkannya. Mulai si cantik Nitchaon Jindapol yang merupakan tunggal putri kedua Thailand, lalu Busanan Ongbumrungphan dan Supanida Katethong. Hanya Ratchanok Intanon yang belum bisa dikalahkannya.

"Di babak kedua (16 besar) saya akan bertemu dengan Ratchanok. Saya ingin membalas kekalahan saya dan berusaha mengeluarkan yang terbaik di pertandingan besok," begitu pernyataan Gregoria usai memenangi laga pertama seperti dikutip dari sini. 

Tidak ada yang tidak mungkin di lapangan bulutangkis. Bila Sun Ji-hyun dan Akane Yamaguchi bisa dikalahkan, Ratchanok Intanon seharusnya juga bisa ditaklukkan. Syaratnya, Gregoria harus siap capek, main tanpa beban dan mengeluarkan semua kemampuan terbaiknya. "Kalau target, saya maunya bisa melewati Ratchanok dulu dan menembus babak delapan besar," sambung dia.

Ketika mengalahkan pemain Rusia, Evgeniya Kosetskaya dengan skor 21-18, 21-17 di babak 32 besar (11/9/2018), Gregoria mengaku belum puas dengan penampilannya. Dia menyebut pukulannya masih banyak yang tidak pas karena memang masih menyesuaikan diri dengan kondisi lapangan dan shuttle cock yang berat. Dia juga mengaku masih melakukan kesalahan sendiri.

Nah, melawan Intanon yang memiliki power dan akurasi pukulan di atas rata-rata pemain Thailand lainnya, Gregoria tentunya tahu, tidak boleh ada lagi kesalahan sendiri yang berujung poin gratis bagi lawan. Selamat berjuang Jorji !  

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun