Setelah beristirahat kurang lebih dua pekan usai tampil di Asian Games 2018, pebulutangkis-pebulutangkis top Indonesia akan kembali mengayun raket di turnamen Japan Open 2018 yang akan dimulai hari ini.
Japan Open yang digelar 11-16 September 2018, akan menjadi pembuka dari tiga turnamen elit BWF World Tour yang digelar selama September ini. Setelah Japan Open usai, China Open dan Korea Open sudah menunggu.
Ada 28 pebulutangkis Indonesia yang siap tampil di lima nomor, yakni tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri dan ganda campuran. Dari 28 nama tersebut, tidak ada pasangan ganda campuran senior, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang batal tampil di Japan Open 2018 karena kondisi Liliyana yang kurang fit.
Dikutip dari badmintonindonesia.org, Kepala Pelatih Ganda Campuran PBSI Richard Mainaky mengatakan, Liliyana tidak dalam kondisi seratus persen fit sehingga dirinya memutuskan untuk mengistirahatkan pasangan rangking tiga dunia tersebut.Â
"Butet (Liliyana) saat ini tidak dalam kondisi fit untuk bertanding. Tapi bukan cedera kok, kondisi lututnya tidak apa-apa. Dia sedang tidak enak badan, badannya panas," kata Richard seperti dikutip dari http://m.badmintonindonesia.org/app/information/newsDetail.aspx?/7375.
Toh, tanpa Tontowi/Liliyana, Indonesia masih punya beberapa pemain yang diharapkan bisa membawa pulang gelar. Sorotan akan tertuju pada dua tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting. Ada harapan, lebih tepatnya pertanyaan, bisakah Jojo--panggilan Jonatan dan Ginting meneruskan penampilan hebat mereka di Asian Games 2018?
Tahun lalu out di round 1, tahun ini diharapkan berprestasi
Ya, Japan Open 2018 akan menjadi ujian konsistensi bagi Jojo dan Ginting. Saya pribadi penasaran sembari berharap Jojo bisa meneruskan standar penampilan yang membawanya meraih medali emas Asian Games 2018 juga Ginting yang berhasil mengalahkan juara dunia 2018 Kento Momota dalam perjalanan meraih medali perunggu. Pertanyaan dan penasaran ini yang rasanya menyelimuti benak para badminton lover Indonesia?
Kenapa?
Karena selama ini, Jojo dan Ginting acapkali tampil melempem ketika turun di turnamen-turnamen BWF World Tour. Penampilan mereka masih labil dan lebih sering naik turun. Faktanya, mereka lebih sering hanya jadi pengembira di babak-babak awal.