Bahkan, di Japan Open tahun 2017 lalu, Ginting dan Jojo langsung out di round 1. Padahal, sepekan sebelumnya, Jojo dan Ginting tampil luar biasa di Korea Open 2017. Mereka menciptakan "All Indonesian Final" yang dimenangi Ginting. Â
PBSI bukannya tidak tahu itu. Malah sangat tahu. Karenanya, dalam wawancara dengan badmintonindonesia.org usai Jojo meraih medali emas dan Ginting meraih medali perunggu Asian Games, pelatih tunggal putra PBSI, Hendry Saputra berpesan khusus kepada keduanya. Bahwa tantang berikutnya adalah konsisten.
"Konsisten! Ini yang paling utama dan paling menantang. Konsisten dari segi prestasi dan bagaimana dia mengelola keadaan dirinya sendiri. Kalau suatu saat peringkat dia naik tapi dia tidak bisa jaga pikiran, jaga fisiknya, tekniknya, mainnya, otomatis akan drop juga. Nah itu tugas saya untuk membantun," ujar Hendry Saputra dikutip dari http://m.badmintonindonesia.org/app/information/newsDetail.aspx?/7362Â .
Namun, semoga pencapaian hebat di Asian Games 2018, bisa menjadi pengingat bagi Jojo dan Ginting. Bahwa mereka sebenarnya bisa bersaing bahkan menang atas pemain manapun. Dengan catatan, mereka tetap bermain dengan standar permainan seperti di Asian Games lalu. Apalagi, lawan-lawan yang dihadapi di BWF World Tour sejatinya itu-itu saja.
Di Japan Open 2018, hasil drawing mengharuskan Ginting akan menghadapi pemain Hongkong unggulan delapan, Ng Ka Long Angus. Sementara Jonatan akan ditantang Prannoy H.S dari India. Di pertemuan terakhir, Ginting dan Jojo kalah. Ginting kalah dari Angus di China Open 2017 dengan skor 20-22, 18-21 dan kini kalah 2-4 dalam head to head. Sedangkan Jojo kalah rubber game dari Prannoy di pertandingan beregu Asian Games yang menjadi pertemuan pertama mereka.
Menariknya, bila keduanya berhasil menang, Jonatan dan Ginting sudah harus bertemu di putaran kedua. "Memang disayangkan saya dan Jonatan kalau ketemu di babak-babak awal. Tapi saya mau fokus di pertandingan pertama dulu karena lawannya juga nggak mudah," ujar Ginting dikutip dari http://m.badmintonindonesia.org/app/information/newsDetail.aspx?/7373
Fajar/Rian juga ditunggu konsistensinya
Tidak hanya Ginting dan Jojo, pemain Indonesia lainnya yang menarik ditunggu penampilannya di Japan Open 2018 adalah ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Mereka tampil heroik di Asian Games 2018 dan meraih medali perak. Dan, hampir sama dengan Jojo-Ginting, Fajar/Rian juga kerap tampil memble di turnamen BWF. Namun, semoga pencapaian di Asian Games 2018 telah mampu mengubah pola pikir mereka dalam menghadapi turnamen.
"Semua lawan kemampuannya imbang, asal kami fokus, kami pasti bisa. Setelah Asian Games tentunya rasa percaya diri meningkat, ketenangan juga, terutama pada saat poin-poin kritis harus bagaimana, banyak yang kami pelajari," ungkap Fajar.
Di sektor ganda putra, Indonesia menurunkan kekuatan penuh. Indonesia mengirimkan enam pasangan ganda putra. Selain Fajar/Rian, juga ada Markus Gideon/Kevin Sanjaya, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Berry Angriawan/Hardianto, Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf Santoso serta Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi yang akan kembali bermain bersama setelah "diceraikan" beberapa lama.