Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Tidak Perlu Ada Dikotomi Peran dalam Membereskan Pekerjaan Rumah

1 September 2018   06:34 Diperbarui: 6 Juni 2021   06:26 1678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memberesi pekerjaan rumah tangga bersama menghadirkan kesenangan dan memiliki banyak kemanfaatan/Foto: min.co.id

Bila Anda sudah berumah tangga dan berpikiran bahwa memasak dan memberesi pekerjaan di dapur atau sumur itu hanya tanggung jawab istri, Anda telah melewatkan salah satu momen paling menyenangan di dalam rumah.

Kenapa? Ada banyak hasil penelitian yang menyebutkan bahwa aktivitas rumah tangga yang dilakukan bersama pasangan, ternyata punya banyak manfaat. Bukan hanya bisa lebih hemat dan masakannya lebih sehat.

Lebih dari itu, pasangan yang punya sistem bagi tugas tertentu untuk pekerjaan rumah tangga, salah satunya memasak, ternyata lebih bahagia dalam menjalani hubungan. Silahkan googling bila penasaran ingin membuktikan kebenarannya.

Masalahnya, entah siapa yang dulu memulainya lantas dilakukan hingga sekarang, bahwa kehidupan di rumah itu seolah-olah ada batas antara ranah pekerjaan seorang istri dan peran suami.

Tidak sedikit mereka yang sudah berumah tangga, malah mendikotomi sendiri kerjaan istri atau suami di rumah. Bahwa ranahnya suami itu ya bekerja di luar rumah saja. Sementara rumah itu yang mengurusi istri. Ah, ruginya bila masih punya pemikiran seperti itu.

Ya, terlepas dari tidak berimbang karena bila membandingkan pekerjaan di kantor dengan pekerjaan di rumah (dengan asumsi tanpa pembantu), jelas jauh lebih berat pekerjaan di rumah, Anda kehilangan momen-momen seru di rumah.

Pekerjaan di kantor sudah terbagi sedemikian rupa oleh tugas pokok dan fungsi dari bidang kerjaan, departemen atau bahkan kompartemen atau apalah namanya. 

Pendek kata, jarang sekali pegawai yang bekerja serabutan karena ranah pekerjaannya sudah jelas. Bahkan, sewaktu bekerja di "pabrik koran", pekerjaan yang sama-sama menulis pun dibedakan: siapa yang menulis bidang politik, ekonomi, olahraga dan sebagainya.

Sementara di rumah, bila semua pekerjaan hanya menjadi bagiannya istri, mulai memasak, mencuci piring, memberesi baju-baju kotor, hingga mengasuh anak--itu bukan hanya berat, tetapi sekali lagi, Anda kehilangan momen-momen seru di rumah. Termasuk bila semua pekerjaan itu dikerjakan oleh pembantu, Anda tidak akan pernah merasakan keseruannya. Karenanya, tidak ada salahnya sebagai suami, kita ikut "mencicipi" pekerjaan di rumah yang biasanya dilakukan istri.

Dulu, di awal-awal menikah dan menempati rumah, saya dan istri acapkali bekerja sama dalam memasak. Kami bergantian melakoni peran di dapur. Bila memasak yang sekiranya "rumit", itu bagiannya istri saya yang memang pintar masak. Tapi, bila cuma bikin sayur asem, mie siram atau nasi goreng (apalagi merebus air), saya yang amatiran ini yang memasak.

Dan, menikmati masakan yang kita masak sendiri, itu nuansanya berbeda dari yang sekadar tinggal makan. Apalagi masakan yang tinggal beli. Ada perasaan senang, bangga hingga evaluasi bila masakannya belum oke. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun