Saya teringat pernyataan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Susy Susanti yang pernah menyebut tunggal putri utama Indonesia, Fitriani tengah mengalami krisis kepercayaan diri setelah out di putaran pertama Indonesia Masters 2018 pada awal tahun lalu seperti dikutip dari sini.Â
Fitriani selama ini memang menjadi pebulutangkis yang paling sering dibully warganet di media sosial. Padahal, dia pernah menjadi tunggal putri pertama Indonesia di Piala Uber 2018. Bahkan, pelatih tunggal putri PBSI, Minarti Timur pernah berkomentar perihal belum konsistennya penampilan Fitriani, dikarenakan terlalu mendengarkan omongan orang. Hal ini akhirnya berpengaruh kepada gaya permainannya.Â
Pebulutangkis kelahiran Garut--sebuah kabupaten di Jawa Barat--ini, selama ini identik dengan gaya main reli dengan bola-bola lob (lambung) yang baik. Tidak sedikit lawan-lawan yang kerepotan saat bertemu dengannya. Namun, di lapangan, Fitriani kini justru acapkali mengubah gaya mainnya sehingga permainan aslinya malah tidak keluar. Boleh jadi dia terpengaruh dengan omongan orang yang menyebut gaya mainnya sudah kuno.
Di ajang 'pesta olahraga' terbesar di benua Asia, Asian Games 2018 yang digelar di Jakarta-Palembang dan pelaksanaannya tinggal menghitung hari, sudah seharusnya cemoohan dan bully-an suporter Indonesia kepada atlet-atlet Indonesia itu dihilangkan. Â Tidak hanya untuk atlet-atlet bulutangkis, tetapi juga kepada semua atlet Indonesia yang akan tampil di semua cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Games 2018. Lagu lama bahwa "bila menang dipuji dan bila kalah dicaci" seharusnya tidak lagi terdengar. Â
Sudah saatnya, pecinta olahraga di Indonesia menyatukan energi untuk mendukung perjuangan atlet-atlet Indonesia untuk mengharumkan nama bangsa di antara bangsa-bangsa Asia lainnya. Bentuk dukungan tersebut tidak hanya diwujudkan dengan datang langsung ke stadion, arena, dan lapangan yang menjadi venue/tempat digelarnya 'pesta' Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.
Semisal ke Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, tempat venue beberapa cabor pertandingan seperti atletik, bulutangkis, bola voli dan panahan. Lalu ke Jakarta International Velodrome yang merupakan venue pertandingan balap sepeda nomor track dan menjadi venue balap sepeda paling keren di Asia. Juga di Jakabaring Sport City di Palembang yang akan menjadi venue pertandingan beberapa cabor seperti cabang olahraga skate board, sepatu roda, sepak takraw dan panjat tebing. Â Â
Selain itu, dukungan suporter untuk atlet-atlet Indonesia juga bisa disampaikan lewat media sosial. Para warganet bisa mampir ke akun Instagram resmi Kemenpora @kemenpora ataupun Menteri Pemuda Olahraga, Imam Nahrawi yang pastinya bakal terus up date untuk memberikan support kepada atlet-atlet Indonesia. Termasuk di beberapa akun media sosial yang sejak jauh-jauh hari menggelorakan energi Asian Games 2018 kepada seluruh warganet.
Mendukung Atlet, Menjadi Suporter Tertib
Dan, suporter yang hebat tentu saja tidak diukur hanya dari semangat mereka untuk hadir langsung ke arena guna mendukung perjuangan atlet-atlet Indonesia. Suporter yang hebat juga punya attitude hebat dengan mau untuk ikut menyukseskan predikat Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018.
Ya, pada peran besar suporter Indonesia-lah, salah satu parameter sukses Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 yang baik, akan dinilai publik se-Asia. Dan kuncinya adalah tertib. Tertib ini tentu saja tidak hanya ketika berada di dalam stadion ataupun di arena ketika mendukung atlet-atlet Indonesia bertanding.