Ihsan yang kini masih berusia 22 tahun, pernah menjadi salah satu dari tiga tunggal putra andalan Indonesia. Namun, karena cedera dan jarang tampil di babak penting turnamen setelah comeback, membuat rangkingnya di peringkat tunggal putra BWF, terus merosot. Dia kini ada di rangking 48. Padahal, per September 2016 lalu, dia sempat ada di peringkat 17 dunia.
Sementara di tunggal putri, PBSI tidak mengirimkan pemain-pemain tenar seperti Gregoria Mariska, Fitriani dan Dinar Dyah Ayustine ataupun Ruselli Hartawan. Dari tiga pemain, tersisa dua nama, yakni Bening Sri Rahayu dan Choirunnisa. Menariknya, keduanya tampil di turnamen ini dengan terlebih dulu melangkah dari babak kualifikasi. Bening bahkan mampu mengalahkan pemain unggulan 5 asal Kanada, Brittney Tam 21-14, 21-11 di round 1.
Adapun di ganda putra tersisa satu wakil, yakni pasangan Akbar Bintang Cahyono/Moh Rezha Pahlaevi Ishafani. Melihat kualitas lawan-lawannya, Akbar/Bintang yang dua pekan lalu sudah "pemanasan" tampil di Thailand Open dengan bertemu dua ganda top Thailand dan Jepang, berpeluang tampil menjadi yang terbaik.
Dan, bila harus jujur, peluang terbaik untuk meraih gelar ada di nomor ganda campuran. Indonesia masih punya tiga wakil di putaran kedua. Yakni pasangan Alfian Eka Prasetya/Angelica Wiratama, Akbar Bintang Cahyono/Winny Octavina dan Rinov RIvaldy/Pitha Mentari. Semuanya berhasil menang straight game di round 1.
Hari ini, tiga pasangan ganda campuran Indonesia ini akan mencoba meraih tiket ke perempat final. Alfian/Angelica akan menghadapi ganda Taiwan, Yang Po-Hsuan/Lin Ying Chun, Rinov/Pitha juga bertemu ganda Taiwan, Po Li-Wei/Chang Ching Hui. Sementara Akbar/Winny yang menjadi unggulan 3, akan menghadapi ganda Singapura, Hee Yong Kai Terry/Putri Sari Dewi.
Pekan lalu, Rinov/Pitha dan Akbar/Winny tampil bagus di Singapore Open 2018, turnamen yang levelnya di atas Akita Masters yang berarti lawan-lawannya lebih berat. Rinov/Pitha melaju hingga ke perempat final dan dihentikan ganda Malaysia yang akhirnya jadi juara. Sementara Akbar/Winny bahkan melaju sampai ke semifinal sebelum dihentikan senior mereka, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Andai tampil konsisten, mereka berpeluang juara di Akita Masters 2018.
Ya, menarik menunggu bagaimana akhir dari perjuangan pemain-pemain muda Indonesia di Akita Masters 2018. Ketika para senior mereka tengah bersiap tampil di Kejuaraan Dunia maupun Asian Games 2018, para pemain pelapis ini mencoba memburu gelar pertama untuk Indonesia di turnamen Super 100.
Menurut saya, gelar di turnamen Super 100 ini penting. Bahkan, tidak kalah penting dari gelar di turnamen level di atasnya. Sebab, bila pemain muda kita mampu juara, dunia akan tahu bahwa bulutangkis Indonesia tidak sedang diam. Bulutangkis Indonesia tidak hanya ada Marcus/Kevin, Tontowi/Liliyana, Greysia/Apriani, Athony Ginting dan Hendra/Ahsan. Namun, masih ada banyak calon penerus mereka yang kelak siap menggantikan mereka.Â
Bukan hanya penerus Tontowi/Liliyana seperti yang tertulis di judul, tetapi juga melanjutkan estafet prestasi Marcus/Kevin, Hendra/Ahsan, Greysia/Apriani dan pemain-pemain senior lainnya. Semoga. Salam. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H