Saya kurang tahu detail bagaimana cara federasi bulutangkis India dalam menjaring pemain-pemain muda berbakat lantas mengasahnya menjadi pemain potensial. Yang jelas, Lakshya Sen bukan tunggal putra pertama India yang mencuri perhatian dunia.
Sebelumnya, India sudah punya Srikanth Kidambi yang tahun 2017 lalu meraih lima gelar Sper Series dan juga peraih medal emas SEA Games 2016. Lalu ada Sameer Verma dan HS Prannoy yang masuk dalam top world 20. Â
Lakshya Sen mengikuti jejak Pusarla Sindhu yang menjadi tunggal putri pertama India yang menjadi juara di ajang AJC. Sindhu melakukannya di tahun 2012 sekaligus memupus dominasi pemain Tiongkok yang selalu juara beruntun sejak 2002. Dan kini, Sindhu telah menjelma menjadi salah satu tunggal putri top dunia.
Seperti Sindhu, bukan tidak mungkin, Laksya Sen juga bakal sukses di level senior, mengikuti jejak mantan juara AJC yang di era kekinian mulai menjadi "pemain utama" dalam persaingan tunggal putra dunia. Diantaranya ada Kento Momota (Jepang) yang pernah jadi juara AJC pada 2002 dan juga Shi Yuqi (Tiongkok) yang juara AJC 2014. Â
Serta ada nama Ardiansyah yang juara pada tahun 2002 dengan mengalahkan Soy Dwi Kuncoro di final. Sayangnya, tidak banyak jejak digital yang mengulas bagaimana kelanjutan kiprah Ardiansyah di level senior. Sekadar menyebut bahwa ia merupakan klub Tangkas Bogasari Jakarta.
Tampilnya Lakshya Sen menjadi juara juga mengusik kembali kerinduan kita pada hadirnya tunggal putra Indonesia yang punya prospek menjadi pemain besar. Sebagai badminton lover yang besar dengan menonton bulutangkis di televisi di era 90 an, saya rindu periode ketika kita punya tunggal putra top yang tumbuh di era hampir bersamaan seperti era nya Alan Budikusuma, Arby B Wiranata. Kemudian Hariyanto Arbi, Joko Supriyanto. Lalu Hendrawan dan Taufik Hidayat.
Ah, semoga kerinduan itu tidak sebatas seperti kerinduan fans klub sepak bola yang lebih suka mengenang kejayaan klubnya di masa lalu tetapi kini pasrah pada realita karena kondisinya sekarang sudah jauh berbeda.Â
Bila di sektor tunggal putri kita sudah punya Gregoria Mariska Tunjung, gadis berusia 18 tahun yang menjadi juara dunia junior 2017 dan kini mulai bersaing dengan pemain-pemain top dunia, semoga di tunggal putra segera bermunculan pemain-pemain masa depan yang bisa membangkitkan kembali kejayaan bulutangkis Indonesia di sektor ini. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H