Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Inggris Enyahkan "Kutukan Adu Penalti", Pertanda Juara Dunia?

4 Juli 2018   10:58 Diperbarui: 4 Juli 2018   11:13 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Seriously now I know what it feels like...Wow...Come on England," tulis legenda Inggris, David Beckham di aku Instgram nya. 

Itu kemenangan yang menghapus 'kutukan'. Ya, kini tidak ada lagi kutukan adu penalti bagi Inggris di Piala Dunia. 

Inggris kali ini lebih kalem dan cuek

Lalu, apa yang membedakan Tim Inggris sekarang dengan tim-tim Inggris sebelumnya di Piala Dunia sehingga bisa mengatasi adu penalti?

Menurut saya, yang membedakan Tim Inggris sekarang adalah sikap easy going mereka. Usia pemain yang rata-rata 24 tahun membuat Inggris tampil bak anak muda yang cuek. Mereka bermain tidak dengan 'menggendong monyet'--untuk menggambarkan beban yang mereka pikul. Bandingkan dengan tim di Piala Dunia tahun 2006 yang dipenuhi ekspektasi tinggi dengan slogan "winning now or never" karena punya banyak pemain bintang. Karena bisa lebih kalem, mereka bisa maksimal ketika adu penalti.

Inggris menjadi negara terakhir yang lolos ke perempat final Piala Dunia 2018. Di perempat final yang digelar Samara pada 7 Juli nanti, Inggris akan menghadapi Swedia yang berhasil mengatasi Swiss di babak 16 besar.

Dari delapan tim yang akan tampil di perempat final Piala Dunia 2018, benua Eropa mendominasi dengan mengirimkan enam (6) wakilnya. Di Piala Dunia 2014 lalu, Eropa hanya mengirimkan empat wakil.

Selain Inggris dan Swedia, ada Prancis, Rusia, Kroasia, dan Belgia. Sementara dua tim perempat final lainnya berasal dari Amerika Latin, yakni Uruguay dan Brasil. Dengan jumlah enam wakil tersebut, jangan kaget bila juara Piala Dunia 2018 nanti adalah tim dari Eropa.

Apalagi, sejarah memang menunjukkan, ketika Piala Dunia digelar di Eropa, dari 10 kali penyelenggaraan, 9 kali tim Eropa bisa juara dunia. Di tiga Piala Dunia terakhir yang digelar di Eropa, tim Eropa selalu juara. Yakni di Piala Dunia 2006 ketika Italia menjadi juara di Jerman, lalu Prancis jadi juara di rumahnya sendiri pada 1998 dan Jerman (Barat) juara di Italia pada 1990.

Jalan Inggris menuju final lebih lapang

Lalu, adakah kaitan kemenangan Inggris dalam adu penalti dengan gelar juara dunia di Rusia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun