Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

"Menjodohkan" Messi-Ronaldo di Perempat Final Piala Dunia 2018, Mungkinkah Terjadi?

30 Juni 2018   14:00 Diperbarui: 30 Juni 2018   17:24 2020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Uruguay akan menjadi 'tembok tebal' bagi Ronaldo dkk/Foto: Twitter?uruguayanheroes

Penulis terkenal asal Italia, Luca Caioli dalam bukunya, Ronaldo: The Obsession for Perfection (2012) menggambarkan dengan detail bagaimana Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro membangun karier sepak bolanya. Dari bocah miskin yang tinggal di daerah kumuh di Madeira, Portugal, lantas bertumbuh menjadi salah satu pesepak bola paling penting di abad ini.

Menariknya, dalam buku tersebut, Caioli juga mengulas rivalitas panas antara Ronaldo dengan Lionel Messi. Dia membuat kalimat seksi untuk menggambarkan rivalitas Ronaldo-Messi: "Messi is like Kryptonite to Cristiano Ronaldo's Superman.

Penyuka tokoh komik Superman pastinya paham maksud kalimat Caioli tersebut. Messi digambarkan sebagai "batu krypton" yang menjadi kelemahan bagi Ronaldo yang terobsesi menjadi pesepak bola paling hebat sejagad.  

Buku Caoili itu yang rupanya mengilhami suporter dari klub lawan Ronaldo, untuk meneriakkan kata "Messi Messi" ketika dia bermain. Termasuk ketika Ronaldo membela Portugal di ajang Piala Dunia 2018.Itu terjadi ketika Portugal bersua Spanyol dan Maroko di penyisihan grup di Piala Dunia 2018. Tujuannya jelas, merusak konsentrasi Ronaldo. Meski, Ronaldo yang sekarang ternyata sudah "kebal" dengan teriakan itu. Faktanya, dia mencetak gol penentu di dua laga itu.

Menyebut Ronaldo dan Messi memang seperti saudara kembar. Apa-apa yang mereka lakukan, selalu dibanding-bandingkan. Ketika Ronaldo mencetak hat-trick ke gawang Spanyol sementara Messi gagal penalti melawan Islandia di laga pertama mereka di Piala Dunia 2018, jagad dunia maya heboh. Ronaldo dipuji dan Messi di-bully. Sebaliknya, ketika Ronaldo gagal penalti saat melawan Iran sementara Messi meloloskan Argentina ke babak 16 besar, giliran Messi yang banjir pujian.

Menyandingkan keduanya sama seperti membandingkan "mana yang lebih hebat" antara Pele dan Maradona yang dianggap ikon pesepak bola terbaik di masa lalu. Malah, membandingkan Ronaldo-Messi lebih mengasyikkan. Bila membahas Pele dan Maradona, sekadar membahas pencapaian masing-masing karena keduanya bermain di era berbeda. Sementara Ronaldo dan Messi lebih nyata karena keduanya sering bertemu di lapangan kala membela klub masing-masing.

Bagaimana bila keduanya saling berhadapan di Piala Dunia 2018? Ah, itu akan jadi tontonan menawan. Kabar bagusnya, keinginan melihat Messi dan Ronaldo bertemu di Piala Dunia itu, bisa jadi beneran. Ya, Portugal bisa bertemu Argentina di perempat final Piala Dunia 2018.

Syaratnya, Messi dkk harus bisa melewati Prancis, sementara Ronaldo cs harus mengalahkan Uruguay di babak 16 besar yang pertandingannya akan dimainkan Sabtu (30/6/2018) malam nanti.

Bisakah Argentina mengalahkan Prancis?

"Kami percaya dengan kemampuan tim ini. Argentina kuat secara mental dan itu akan membuat pemain bermain dengan komitmen kuat. Kalian akan melihat tim mana yang lebih punya motivasi untuk menang," ujar Jorge Sampaoli, Pelatih Argentina dikutip dari rte.ie.

Sampaoli benar. Masalah utama Argentina sejatinya pada motivasi dan komitmen pemain. Karenanya, dia merasa perlu menguatkan semua orang di timnya bahwa Argentina solid dan siap lahir batin menghadapi Prancis.

Terlebih, dalam tiga Piala Dunia terakhir, Argentina selalu bermasalah ketika bertemu tim Eropa di Piala Dunia. Argentina berturut-turut kalah dari Jerman di perempat final Piala Dunia 2006 dan 2010 serta di final Piala Dunia 2014. Kekalahan 0-3 dari Kroasia di fase grup juga jadi bukti teranyar.  

Apalagi, Prancis punya rekor mentereng ketika bertemu tim-tim Amerika Latin. Les Bleus tak terkalahkan dari Amerika Latin dalam sembilan pertandingan di Piala Dunia. Kali terakhir Prancis kalah dari tim Amerika Latin terjadi di Piala Dunia 1978 di Argentina. Siapa yang mengalahkan mereka? Argentina dengan skor 2-1 di putaran pertama.

Ya, Argentina era Messi perlu menengok kembali spirit tim Argentina pada 40 tahun lalu ketika Daniel Passarella, Mario Kempes dkk, tampil sebagai juara setelah mengalahkan Belanda di final.

Messi akan dikawal Samuel Umtiti, rekan setimnya di Barcelona

Bisa tidaknya Argentina mengalahkan Prancis, bakal banyak bergantung pada permainan Messi dan juga dukungan pemain-pemain lain. Ever Banega perlu kembali menjadi ruh di lini tengah Argentina. Begitu juga Angel Di Maria.

Sebab, bila hanya mengandalkan Messi saja, Prancis sudah punya senjata peredam dalam diri Samuel Umtiti yang merupakan rekan setim Messi di Barcelona. Umtiti mengaku sudah hafal permainan Messi. 

"Saya melihatnya setiap hari. Sangat sulit menghentikannya. Namun, menurutku Messi berbeda ketika bermain di Argentina. Dia tidak didukung pemain seperti di Barcelona. Dia tidak bisa melakukannya seorang diri," ujar Umtiti dikutip dari iol.co.za.  

Melawan Prancis, Messi akan dikawal ketat oleh Samuel Umtiti/Foto: Times New
Melawan Prancis, Messi akan dikawal ketat oleh Samuel Umtiti/Foto: Times New
Ronaldo hadapi "tembok tebal" Uruguay

Sementara Ronaldo akan menghadapi 'tembok tebal' barisan pertahanan Uruguay. Dari 16 tim peserta babak 16 besar Piala Dunia 2018, hanya Uruguay yang gawangnya tidak kemasukan gol di tiga pertandingan penyisihan grup. Mereka selalu menang clean sheet.

Andai Portugal masih bermain "ala kadarnya" seperti saat melawan Maroko dan Iran, mereka bisa "dimakan" Uruguay. Portugal harus kembali bermain seperti saat bertemu Spanyol. 

"Uruguay tim luar biasa dengan pemain-pemain hebat. Mereka juga juara dunia dua kali. Namun, kami juga juara Eropa. Kami sangat siap menghadapi laga," ujar full back Portugal, Cedric Soares dikutip dari rte.ie.

Uruguay akan menjadi 'tembok tebal' bagi Ronaldo dkk/Foto: Twitter?uruguayanheroes
Uruguay akan menjadi 'tembok tebal' bagi Ronaldo dkk/Foto: Twitter?uruguayanheroes
Laga ini akan menjadi pertemuan pertama Portugal dan Uruguay di Piala Dunia. Toh, meski baru bertemu di Piala Dunia, bukan berarti kedua tim buta kekuatan lawan. Justru, baik Portugal dan Uruguay sudah sama-sama tahu kekuatan kelemahan masing-masing. Sebab, pemain-pemain kedua tim sudah sering berhadapan di level klub.

Ronaldo sudah bolak-balik bertemu bek Uruguay, Diego Godin dan Jose Gimenez yang membela Atletico Madrid. Juga Luis Suarez yang berkostum Barcelona. Begitu juga gelandang Joao Moutinho (AS Monaco) yang sering berhadapan dengan sriker Uruguay, Edinson Cavani (PSG) di Ligue 1 Prancis.

Dipimpin wasit Meksiko yang pernah "bawa hoki" untuk Ronaldo

Laga Portugal melawan Uruguay akan dipimpin wasit asal Meksiko, Cesar Arturo Ramos. Sebelumnya, dia memimpin laga Brasil melawan Swiss di fase grup yang menjadi debutnya memimpin pertandingan di Piala Dunia. Dia juga memimpin laga Polandia melawan Kolombia.

Menariknya, wasit berusia 34 tahun ini pernah memimpin pertandingan final Piala Dunia antar Klub 2017 antara Real Madrid melawan klub Brasil, Gremio. Kala itu, Real Madrid jadi juara lewat kemenangan 1-0 berkat gol Cristiano Ronaldo. Nah, Ronaldo pastinya berharap, dirinya bisa kembali 'hoki' di pertandingan yang dipimpin oleh Cesar Arturo Ramos.

Ronaldo dkk, perlu tampil bagus seperti saat melawan Spanyol?foto: wdef.com
Ronaldo dkk, perlu tampil bagus seperti saat melawan Spanyol?foto: wdef.com
Jadi, mungkinkah Ronaldo dan Messi akan berjodoh di perempat final? Silahkan menjadi saksi dua pertandingan babak 16 besar malam nanti. Dan agar nonton nya bisa kuat sampai pagi, jangan lupa siapkan camilan idola. Ya, jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun