Dan, ketika kick off dimulai, semakin terlihatlah bagaimana "bangunan rumah" Argentina. Mereka bermain bukanlah seperti tim. Setiap pemain justru terlihat seperti bermain sendiri. Tidak ada komunikasi yang cair, tidak ada gesture yang semringah. Semua tegang. Â
Bila di laga melawan Islandia, Messi yang beberapa kali mendapat bola dan sibuk melepaskan diri dari kawalan pemain-pemain Islandia, kali ini beda. Messi seperti tersisolasi. Sepanjang laga, bisa dihitung dengan jari peluang yang didapatnya. Babak pertama berakhir tanpa gol.
Di babak kedua, baru delapan menit berjalan, sebuah back pass dari bek Argentina, Gabriel Mercado ke kiper Willy Caballero berbuah petaka. Sapuan tak sempurna Caballero disambar Ante Rebic menjadi gol. Tertinggal, Argentina mulai bingung. Apalagi, serangan demi serangan yang dibangun juga gagal menjadi gol. Upaya memasukkan Gonzalo Higuain dan Paulo Dybala juga tidak mengubah situasi.
Pelatih Argentina, Jorge Sampaoli juga mulai frustrasi di pinggir lapangan. Legenda Argentina, Diego Maradona yang menonton dari tribun, yang di awal laga senyumnya mengembang, kali ini bolak-balik menutupi wajahnya.
Dan, ketika Luka Modric mencetak gol kedua dari sepakan di luar kotak penalti, kamera langsung menyorot wajah Messi yang lemas. Dan, ketika pemain-pemain Kroasia melancarkan serangan balik di akhir babak kedua yang dieksekusi dingin oleh Ivan Rakitic, kaki-kaki pemain Argentina sudah berat untuk bergerak. Argentina pun kalah 0-3.
Dan, seusai laga, Sampaoli yang sudah melepas jasnya dan mengumbar lengannya yang penuh tato, langsung nagcir ke ruang ganti pemain. Messi lantas menyusul tanpa menyapa kawan dan pemain lawan. Bahkan, Rakitic yang telah empat tahun bersamanya di Barcelona, tidak ia sapa.
Penyebab kekalahan Argentina terungkat saat sesi jumpa pers. Sampaoli menyebut Messi tidak mampu tampil optimal di Piala Dunia 2018 karena rekan-rekan setimnya tidak mampu menyatu dengannya.
"Leo is limited because the team doesn't gel with him as ideally as it should," ujar Sampaoli.
Pernyataan Sampaoli itu unik. Unik karena bukankah pemain-pemain yang membela Argentina hasil pilihannya. Termasuk ketika dia tidak memanggil  penyerang tajam Inter Milan, Mauro Icardi.
"Our driving force is Leo, but we couldn't find him. We work as a team to get the ball to Leo, but also the other team works to avoid that," sambung Sampaoli.
Ya, prasangka kita bahwa Argentina hanya tim Messi sentris itu ternyata benar. Sampaoli mengakuinya. Argentina tidak mampu bermain sebagai tim. Mereka tidak memiliki sebuah rumah yang "kokoh". Malah, rumah mereka sudah ambruk.