Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Lebaran Jangan Kalap Makan, Tetap Jaga Kesehatan

14 Juni 2018   10:09 Diperbarui: 14 Juni 2018   10:19 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Opor ayam, rendang dan ketupat jadi menu favorit ketika Lebaran/Foto: Hello Sehat

Unjung-unjung ke rumah orang tua, kerabat dan kawan sembari bermaaf-maafan dan menikmati hidangan kue dan makanan, menjadi aktivitas paling menarik di hari Lebaran. Ya, makan-makan menjadi salah satu kegiatan paling menyenangkan ketika Lebaran.

Ketika Lebaran, ada banyak orang yang selera makannya mendadak naik drastis. Bila unjung-unjung ke empat lokasi dan di setiap lokasi disediakan menu hidangan makan, rasanya teramat sayang bila tidak dimakan. Itu belum termasuk godaan mampir ke warung bakso selama perjalanan unjung-unjung. Nyatanya, ketika Lebaran, ada banyak warung bakso ataupun rujak cingur yang pembeli nya penuh sesak.  

Apalagi bila sampean seorang pecinta kuliner dan tengah berada di tempat yang kaya kuliner enak. Rasanya ingin mencicipi semua kuliner yang tersedia.

Situasi seperti itu yang terjadi di Lebaran tahun lalu saat saya sekeluarga mudik ke Betawi, ke rumah mertua. Sejak sampai di Jakarta pada satu hari sebelum Lebaran, mertua sudah membuat opor ayam, rendang dan jua sambal goreng ati plus ketupat. Bila menunya seperti itu, siapa coba yang tidak tergoda makan? Serasa pengen makan terus di hari Lebaran.

Terlebih, Betawi itu merupakan salah satu "surga kuliner". Ada banyak kuliner enak di sana. Dan, rumah eyang utinya anak-anak kebetulan tidak jauh dari pasar yang terdapat beberapa penjual kuliner enak. Mulai dari lontong sayur, ketoprak, soto mie, tekwan, laksa, rujak serut, bubur ayam hingga warung tegal yang menurut saya khas Betawi.

Selama kurang lebih seminggu di sana, satu demi satu kuliner itu pun saya coba. Mumpung anak-anak bisa seru-seruan sama sepupunya di Jakarta, saya dan istri bisa berdua hunting kuliner.

Kuliner favorit Lebaran tahun ini, kare ayam kampung dan kupang lontong

Sementara di Lebaran tahun ini, karena tidak mudik, saya akan berlebaran di Sidoarjo. Meski tidak memiliki kuliner enak sekaya Betawi, Sidoarjo juga memiliki ragam kuliner yang enek-enak. Yang wajib dinikmati, saat silaturrahmi ke rumah ibu, ada kare ayam kampung yang rutin jadi masakan andalan ibu di hari raya.

Lantas, di rumah mbah buyut yang berada di kampung kupang lontong yang merupakan salah satu kuliner khas Sidoarjo. Ketika keluarga besar berkumpul, mbah lantas memanggil penjual kupang lontong langganan ke rumah. Jadilah kami menikmati sepiring kupang lontong yang menurut saya salah satu yang paling enak di Sidoarjo. Mau tahu seperti apa kupang lontong? Semoga besok saya bisa menuliskan serunya menikmati kupang lontong secara berjamaah ini. 

Dan di hari berikutnya, bisa ke rumah bibi yang kebetulan punya warung rujak cingur. Ini juga kuliner legenda. Sebab, bibi saya ini sudah berjualan rujak uleg lebih dari 20 tahun. Namun, untuk menikmati kuliner ini, saya tidak mau mengumbar keinginan makan. Sebab, petis dan pedas, bila berlebihan bisa berakibat kurang bagus.

Kendalikan "lapar mata", tetap jaga kesehatan

Menikmati kuliner ketika Lebaran setelah sebulan penuh berpuasa, tentunya sah-sah saja. Tidak ada larangan. Anggap saja bagian dari merayakan hari kemenangan dengan makan bersama keluarga. Terlebih bila bertujuan untuk menyenangkan tuan rumah yang sudah membuat masakan.

Namun, penting untuk tetap mengontrol keinginan makan selama Lebaran. Setelah berpuasa sebulan penuh, jangan menjadikan hari raya sebagai waktu untuk "balas dendam" meluapkan keinginan menyantap hidangan sebanyak mungkin. Ya, jangan kalap makan di hari Lebaran. Dalam artian, makan secukupnya saja. Bukankah diri kita yang paling paham ketahanan fisik dan kapasitas perut alias level kekenyangan kita?

Sebab, bila kita kalap makan selama Lebaran yang dipicu oleh "lapar mata" alias tidak tahan godaan hidangan masakan yang memang kelihatannya enak-enak, tanpa kita sadari, perilaku ingin menyantap semua makanan tersebut bisa mengundang penyakit.   Ya, imbas banyaknya makanan tanpa kontrol yang dilahap selama Lebaran, bukan tidak mungkin akan menyebabkan berbagai penyakit.

Diantaranya diare karena banyak makan makanan yang terlalu pedas ataupun mengandung banyak santan dan terlalu asam. Asupan makanan yang asin (terlalu tingi garam) dan berlemak tinggi juga bisa menyebabkan hipertensi. Lalu, menyantap kue manis dan minum-minuman manis, bila berlebihan akan membuat kadar gula yang selama puasa stabil, lantas mendadak melonjak naik.

Jadi, setelah berpuasa sebulan penuh dan bisa menjaga kesehatan dengan mengatur pola makan, janganlah ketika Lebaran datang kita malah langsung 'merusak' nya pola hidup sehat yang sudah terbentuk itu.

Namun, bila bisa menikmati Lebaran dengan cara asyik, menikmati makanan dengan lahap, tidak berlebihan dan bisa mengukur diri baik tidaknya makanan yang akan dimakan, kita tidak perlu khawatir akan sakit.

Selamat berlebaran. Selamat unjung-unjung dan menikmati hidangan Lebaran. 

Mohon maaf lahir dan batin. Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun