Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pantangan Berhubungan Seks dan Misi Juara "Back to Back" Timnas Jerman

13 Juni 2018   00:31 Diperbarui: 13 Juni 2018   13:04 2703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain-pemain Timnas Jerman saat beruji coba menghadapi Arab Saudi pada 8 Juni lalu. Jerman bertekad meraih gelar juara dunia beruntun di Piala Dunia 2018/Foto: Goal.com

Berstatus sebagai juara bertahan, Timnas Jerman datang ke Piala Dunia 2018 dengan mengusung misi super keren: menjadi tim Eropa pertama yang bisa juara beruntun di Piala Dunia dalam 56 tahun terakhir. Negara terakhir yang bisa juara Piala Dunia secara back to back adalah Timnas Brasil yang melakukannya di Piala Dunia tahun 1958 di Swedia dan tahun 1962 di Chile.

Nah, sejak Brasil bisa juara beruntun di tahun 1962 silam, dari 13 kali penyelenggaraan Piala Dunia dalam 56 tahun terakhir, tim-tim Eropa mampu mendominasi tim-tim Amerika Latin dengan 8 kali tampil sebagai juara. Namun, belum pernah ada yang mampu mempertahankan gelar seperti Brasil.

Dan memang, bisa back to back juara Piala Dunia itu berat. Banyak tim yang tidak kuat. Tengok bagaimana nasib Timnas Spanyol di Piala Dunia 2014 lalu. Datang sebagai juara bertahan, tim pengusung romantisme bola "Tiki-Taka" ini malah sudah pulang di babak penyisihan grup usai dipermalukan Belanda 5-1. Nasib tragis serupa juga pernah dialami Prancis era Zinedine Zidane di Piala Dunia 2002.

Tiga pantangan untuk pemain-pemain Jerman
Sadar dengan misi berat yang ingin diraih di Rusia, pelatih Timnas Jerman, Joachim Loew pun menerapkan disiplin tingkat tinggi kepada pemain-pemainnya. Dalam jumpa pers jelang laga uji coba melawan Austria pada awal Juni lalu, Loew menyebut ada 3 hal yang masuk kategori terlarang dan haram dilakukan oleh Mesut Ozil dan kawan-kawan selama Piala Dunia 2018.

Selama tampil di Piala Dunia 2018, Mesut Ozil dkk dilarang melakukan hubungan seks, mengonsumsi alkohol dan beraktivitas di media sosial/Foto: www.irishexaminer.com
Selama tampil di Piala Dunia 2018, Mesut Ozil dkk dilarang melakukan hubungan seks, mengonsumsi alkohol dan beraktivitas di media sosial/Foto: www.irishexaminer.com
Loew melarang keras pemain-pemainnya untuk berhubungan seks, mengonsumsi alkohol, dan juga beraktivitas di media sosial semisal menulis cuitan di Twitter ataupun mengunggah foto aktivitas di akun Instagram. Menurut Loew, disiplin-lah yang menjadi salah satu kunci sukses Timnas Jerman saat menjadi juara Piala Dunia 2014 dengan mengalahkan Argentina di final. Karenanya, semua pemain harus patuh. Tidak terkecuali pemain bintang seperti Manuel Neuer, Mesut Oezil, Thomas Muller atau Toni Kroos.

Selama berlangsungnya Piala Dunia 2018, pemain-pemain Jerman akan diisolasi dari kehidupan luar. Fokus mereka hanyaah tampil bertanding di lapangan. Meski juga akan ada waktu untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.

"Pemain saya sudah paham dengan aturan dan bagaimana mereka harus bersikap di tim ini. Mereka tahu seperti apa ambisi tim ini. Setiap pemain adalah kepingan puzzle dan tim jauh lebih penting dari individu," ujar Loew dikutip dari Marca.com

"Mesin" Jerman belum panas
Selain fokus disiplin pemain, Loew dihadapkan pada "pekerjaan rumah" yang tidak mudah. Yakni, mengembalikan kondisi pemain-pemainnya mencapai top form di Rusia setelah tenaganya "diperas" di klub masing-masing. Faktanya, Jerman tidak tampil hebat dalam beberapa pertandingan uji coba sebagai "pemanasan" jelang tampil di Piala Dunia.

Pada uji coba 3 Juni 2018 lalu, Jerman di luar dugaan kalah 1-2 dari Austria. Sebelumnya, di 2 uji coba di bulan Maret, Jerman juga tak mampu menang: kalah 0-1 dari Brasil pada 28 Maret 2018 serta bermain imbang 1-1 dengan Spanyol pada 24 Maret 2018. Jerman akhirnya bisa menang saat mengalahkan Arab Saudi 2-1 di laga uji coba di Leverkusen pada 8 Juni lalu.

Belum mampu tampil maksimal di pertandingan uji coba, mesin Jerman belum panas/Foto: The New Paper
Belum mampu tampil maksimal di pertandingan uji coba, mesin Jerman belum panas/Foto: The New Paper
Meski menang, penampilan Jerman mendapat sorotan karena tidak istimewa selayaknya tim juara dunia. Terlebih, satu gol Jerman lahir dari gol bunuh diri pemain Arab Saudi. Pendek kata, "mesin" Jerman belum panas.

Terlepas dari itu, kemenangan atas Arab Saudi bermakna penting bagi Jerman. Tim juara dunia empat kali ini berhasil move on dari kekalahan atas Austria. Bila saja gagal menang atas Arab Saudi yang artinya belum mampu meraih kemenangan di tahun 2018, tentunya itu akan menjadi bekal buruk bagi Jerman.

Jerman tim spesialis turnamen
Meski, Loew sejatinya tidak terlalu pusing dengan penampilan timnya. Baginya, sebuah tim untuk mencapai kondisi top form, tidak serta merta muncul begitu saja. Namun, harus ada tahapannya. Ibaratnya, laga uji coba ini baru sekadar pemanasan.

Terlebih, tujuan utama Loew sebenarnya demi menjaga kebugaran dan feeling ball anak asuhnya setelah penat berkompetisi di level klub. Dan tujuan itu tercapai karena Loew bisa melakukan rotasi pemain di laga melawan Austria dan Arab Saudi.

Saat melawan Arab Saudi, Loew mengistirahatkan Mesut Oezil. Gelandang yang main di Arsenal ini tidak ikut bermain. Dia juga merotasi kiper Manuel Neur dan memainkan kiper barcelona, Marc-Andre ter Stegen di babak kedua. Jerome Boateng juga hanya dimainkan di babak pertama dan digantikan pemain muda Bayern Munchen, Nicklas Sule di babak kedua. Sementara Ilkay Gundogan bergantian tampil dengan Marco Reus dan Mario Gomez dengan Timo Werner.

Pelatih Timnas Jerman, Joachim Loew diuntungkan dengan kualitas pemain inti dan cadangan yang nyaris setara/Foto: The Indian Express
Pelatih Timnas Jerman, Joachim Loew diuntungkan dengan kualitas pemain inti dan cadangan yang nyaris setara/Foto: The Indian Express
Rotasi pemain ini tentunya memiliki banyak manfaat bagi Timnas Jerman. Selain pemain akan mendapatkan minute play, juga akan menjaga kebugaran pemain dan meminimalisasi risiko cedera. Pendek kata, beginilah enaknya memiliki tim yang kualitas pemain inti dan pemain cadangannya tidak beda jauh.

Nama besar dan kedalaman skuad inilah yang menjadikan Jerman salah satu favorit juara di Piala Dunia 2018. Dan jangan pernah lupa, Jerman merupakan tim spesialis turnamen yang seringkali menemukan kehebatannya di turnamen sesungguhnya. Jerman berbeda dari tim-tim kebanyakan yang hanya bagus di laga uji coba tapi melempem di turnamen sebenarnya.

Di Piala Dunia 2018 yang kick off-nya tinggal menghitung hari, Jerman akan mengawali upaya mempertahankan gelar dengan menghadapi Meksiko di Moskow pada 17 Juni 2018. Jerman berada di Grup F bersama Meksiko, Swedia dan juga Korea Selatan.

Fans Timnas Jerman di manapun berada, termasuk di Indonesia, pastinya sudah tidak sabar menunggu penampilan Ozil dkk di Piala Dunia 2018. Dan, karena jadwal bertanding Jerman di babak penyisihan grup malam hari dan dini hari waktu Indonesia, agar keseruan menonton semakin asyik, jangan lupa siapkan camilan idola saat nonton bola. Ya, jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda! Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun