Saya masih ingat bagaimana girangnya saya demi membaca pengumuman itu di sebuah warnet yang lokasinya tidak jauh dari toko waralaba pada siang yang terik, 9 Juli 2015. Ketika menemani istri berbelanja, saya lantas izin mampir ke warnet. Niatnya sekadar buka Kompasiana dan baca-baca tulisan. Ternyata ada pengumuman pemenang tersebut. Dan begitulah yang terjadi. Â
Kala itu, besaran hadiah untuk pemenang pertama sebesar Rp 3 juta. Dan hadiah itu ditransfer bertepatan menjelang Lebaran. Bagi saya dan istri, hadiah dari Kompasiana tersebut seperti berkah yang datangnya tidak disangka-sangka. Pasalnya, kami baru saja mengalami musibah tak terduga.
Awalnya, kami memang berniat untuk mudik ke kampung halaman istri di Betawi. Anggaran untuk tiket pulang pergi pesawat dari Surabaya-Jakarta, sudah disiapkan. Ternyata, kejadian tak terduga terjadi. Separuh atap dapur rumah mendadak ambruk karena kayu penyangga nya yang mulai lapuk. Mau tak mau, anggaran untuk tiket itupun terpakai untuk renovasi. Sebab, tidak lucu bila kami meninggalkan rumah untuk waktu lumayan lama dalam kondisi seperti itu. Bisa-bisa bila hujan, rumah kami akan berubah menjadi kolam.Â
Nah, dengan adanya renovasi tersebut, kami hanya bisa pasrah bila rencana mudiknya urung alias batal. Namun, transferan hadiah dari Kompasiana itu seperti mengganti uang yang terpakai untuk renovasi dapur. Kami pun jadi mudik.
Bagi saya, dari beberapa kali terpilih untuk mendapatkan hadiah dari Kompasiana lewat menulis blog competition, hadiah pada Juli 2015 itu yang paling saya kenang. Karena waktunya yang berdekatan dengan lebaran dan juga kemanfaatannya yang datang di saat tepat, saya menganggapnya sebagai hadiah Lebaran paling berkesan. Luapan rasa gembiranya tidak kalah dengan seperti menerima hadiah kambing saat saya masih bocah dulu. Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H