Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pasar Kaget Ramadan yang "Merampas" Fungsi Jalan

27 Mei 2018   13:18 Diperbarui: 27 Mei 2018   16:40 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar kaget selama Ramadan, diminati masyarakat, tapi juga 'merampas' fungsi jalan/Foto pribadi

Bagaimana cara sampean (Anda) menyikapi bulan Ramadan? Setiap orang punya cara berbeda-beda dalam menyikapi Ramadan. Ada orang yang menjadikan Ramadan sebagai kesempatan untuk lebih rajin beribadah. Ada orang yang melewatkan Ramadan dengan lebih sering bersedekah. Dan, ada pula orang yang memperlakukan Ramadan sebagai kesempatan untuk mencari rezeki lebih.

Peluang untuk mencari rezeki lebih di bulan Ramadan salah satu diantaranya dengan berjualan takjil dan segala keperluan rumah tangga. Maka, tidak mengherankan bila selama Ramada, di pinggir-pinggir jalan cukup banyak bermunculan "pasar kaget". Utamanya jelang waktu berbuka puasa. Tidak terkecuali di kota saya, Sidoarjo.

Kebetulan, lokasi pasar kaget ini tidak begitu jauh dari rumah. Sekira kurang lebih satu kilometer. Dan namanya pasar, semua ada di situ. Dari menu berbuka seperti sayur-sayuran matang yang siap dikonsumsi, berbagai jenis ikan bakar, botokan hingga aneka es yang menyegarkan pandangan. Termasuk juga penjual kerupuk bagi mereka yang menganut prinsip makan kurang lengkap tanpa kerupuk. Belum lagi gerobak soto ayam, siomay, bakso dan lain-lain.

Diminati masyarakat, tetapi Bikin Macet 

Malah di hari libur kerja, pasar kaget ini tidak hanya ada ketika sore hari, tetapi juga di pagi hari. Karena di pagi hari, 'menu' yang dijual pun berbeda. Benar-benar sudah seperti pasar. Ada yang berjualan 'baju lebaran',perlengkapan sholat seperti sarung untuk anak-anak, aneka buah-buahan dan sayur mayur.

Memang, keberadaan pasar kaget ini cukup membantu masyarakat yang memang membutuhkan barang yang dicari sehingga tidak perlu jauh-jauh ke pasar sebenarnya. Terlebih, kita tidak perlu parkir motor karena pelayanannya sudah seperti konsep "drive thru'. Pasar kaget ini juga bisa menjadi lokasi ngabuburit favorit di sore hari.

Pasar kaget, jadi lokasi ngabuburit favorit di sore hari?foto pribadi
Pasar kaget, jadi lokasi ngabuburit favorit di sore hari?foto pribadi
Hanya saja, keberadaan pasar kaget ini juga memunculkan dampak yang tidak menyenangkan. Jalanan jadi macet. Betapa tidak macet, para pedagang tersebut acapkali berjualan dan meletakan barang dagangannya di bahu jalan sehingga 'merampas' fungsi jalan. Belum lagi pembeli yang berjubel di tepi jalan dan melakukan transaksi jual beli plus memarkir kendaraannya sembarangan.

Padahal, jalan tersebut merupakan salah satu akses menuju tol kota Sidoarjo. Bila sudah seperti itu, tidak membawa mobil ketika melintas di jalan ini, menjadi pilihan bijak. Sebab, jangankan mobil, pengendara motor pun harus ekstra sabar ketika melintas di area pasar kaget ini. Namun, tetap saja banyak mobil yang melintas dan harus berjalan merambat.

Meski Ditertibkan Satpol PP tapi Ceritanya Berulang

Sebenarnya, di lokasi pasar kaget ini cukup sering dilakukan penertiban oleh Satpol PP setempat. Ketika sore hari, tidak jarang ada mobil polisi pamong praja yang terparkir di lokasi pasar kaget agar penjual tidak sembarangan menjajakan barang dagangannya. Oleh polisi pamong praja, beberapa pembeli juga ditempatkan untuk tidak berjualan di bagian jalan, tetapi mundur di wilayah pejalan kaki. Termasuk ditaruh di lapangan yang berada di seberang jalan. Sehingga, jalan bisa difungsikan sesuai fungsinya.

Namun, entah kenapa, acapkali di hari ini jalanan tertib tanpa pedagang kaki lima (PKL), tetapi di lain waktu, para penjual kagetan ini kembali bertumpahan di pinggir jalan. Dan situasi itu acapkali berulang. Sehingga lagi-lagi, pengguna jalan yang bukan merupakan pembeli yang terkenda dampaknya.

Dan memang, perihal menata pasar kaget ini tidak mudah. Butuh kemauan dan solusi nyata dari pemerintah setempat untuk mengatasinya. Semisal dengan membangunkan sentra PKL ataupun sentra kuliner di sebuah tempat yang nyaman dan prospek untuk menampung para PKL. Hanya saja, meski sudah ditata dan diberi tempat, tidak jarang para PKL ini kembali ke tempat jualan di pinggir jalan dengan alasan di sentra yang baru sepi pembeli.

Itu bila pemerintah daerahnya masih punya perhatian terhadap keberadaan PKL. Kalau tidak, ya pemandangan pasar kaget seperti itu akan terus ada. Dan tentu saja, masyarakat yang tidak termasuk dalam pusaran jual beli di pasar kaget tersebut, akan ikut terkena dampaknya karena jalanan telah berubah fungsi menjadi tempat berjualan. Salam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun