Apakah sampean (Anda) pernah menemukan berita foto di media yang memajang 'pekerja' yang tengah tertidur di siang hari di awal bulan puasa? Bahkan, foto seperti ini terkadang sengaja memajang 'profesi tertentu' demi menunjukkan pesan, mereka tertidur (baca malas-malasan) saat jam kerja. Padahal, foto tersebut jarang dibubuhi keterangan bahwa mereka sebenarnya tengah sejenak berisitrahat di jam istirahat.
Sejatinya, media dalam hal ini tengah menjalankan fungsi kontrol sosial. Media ingin menyampaikan pesan bahwa mereka yang bekerja, utamanya yang bekerja melayani masyarakat, tidak boleh bermalas-malasan ketika sedang menjalankan puasa.
Bahwa puasa tidak boleh dijadikan alasan pembenar untuk bermalas-malasan dalam bekerja. Pendek kata, biarpun perut kosong, tetapi staminan harus terus on fire untuk bekerja. Apa bisa?
Pengalaman saya menjalankan ibadah puasa ketika bekerja di lapangan yang mengharuskan berkeliling di jalanan di siang hari yang terik, kemudian pengalaman bekerja kantoran yang lebih banyak duduk di belakang meja hingga kini "bekerja di rumah", kita sebenarnya bisa tetap produktif untuk bekerja dan berkarya seperti hari-hari di luar bulan Ramadan.
Ada beberapa cara yang mudah dilakukan untuk menjaga agar "batere stamina" kita tidak gampang drop selama bekerja di bulan puasa. Mudah dilakukan karena sampean tidak perlu susah-susah apalagi mengeluarkan biaya mahal. Â Apa saja?
Mengatur Tidur yang Cukup Selama Ramadan
Bila kita sering merasakan kantuk tak tertahan di siang hari selama bulan puasa sementara masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan, berarti ada yang keliru dengan kualitas tidur kita. Sebab, mengantuk di siang hari boleh jadi pertanda tidur yang kurang.
Memasuki bulan Ramadan, badan bisa jadi kaget karena waktu tidur akan berubah sebab perlu bangun di waktu sahur. Karenanya, perlu untuk mengatur ulang jam tidur agar cukup sehingga badan tidak menjadi lemas ataupun mengantuk di saat jam-jam kerja tengah seru-serunya.
Solusinya, bila sampean pegawai kantoran yang pulang kerja sore hari dan menjelang maghrib sudah berada di rumah, upayakan untuk tidak tidur larut malam.
Pengalaman saya, ketika terbiasa tidur jam 21.00 atau jam 22.00 WIB, badan kita seolah punya "alarm" untuk terbangun sendiri pada pukul 03.00 an karena merasa tidur sudah cukup.
Harus diingat bahwa tidur merupakan kebutuhan penting selain makan dan minum. Tidur yang cukup akan membuat badan lebih bugar, meningkatkan fokus dan mengurangi stres. Bahkan, pernah ada survei yang dilakukan National Sleep Foundation (NSF), bahwa jutaan orang di Amerika Serikat mengalami berbagai masalah dikarenakan kurang tidur. Selain sakit, ada banyak orang yang mengalami kantuk di siang hari sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari mereka.