Meski begitu, waktu sahur itu ternyata sangat bijak. Dia bisa mengingatkan kita tentang umur yang semakin bertambah. Rasanya seperti baru kemarin bisa seru-seruan di waktu sahur bareng teman-teman sepermainan, tahu-tahu kini usianya sudah kepala dua, tiga atau bahkan empat puluhan.
Rasanya baru kemarin ketika bangun di waktu sahur dalam kondisi masih mengantuk usai dibangunkan ibu, lalu cukup cuci muka dan langsung makan karena masakan ibu sudah siap di meja makan. Kini, kita sudah berada di posisi "ibu dulu" yang harus bangun pagi demi menyiapkan maka sahur dan merasakan sulitnya membangunkan anak-anak untuk ikut makan sahur.
Si kakak yang kini kelas 1 SD, memang mulai ikutan puasa maghrib. Tahun lalu pun dia sudah ikutan sahur dan belajar puasa. Dan, tentu saja, membangunkan bocah hampir 7 tahun ini butuh 'strategi khusus'. Dari mulai mengatur jam tidurnya agar tidak terlalu malam, hingga menyiapkan menu sahur yang membuatnya bisa 'melek' dan bersemangat makan sahur. Lantas, ikut berjamaan sholat Shubuh di masjid. Ah, itu momen sahur paling seru.
Toh, meski sudah tidak mungkin lagi ikut road show bangunin orang sahur, kita masih bisa menciptakan sahur seru di era kekinian versi masing-masing. Semisal serunya menyiapkan menu sahur bareng istri. Atau juga serunya membangunkan anak-anak untuk ikut bangun sahur karena sudah bolak-balik dibangunin tetapi tetap nempel di kasur.
Lantas, kita membayangkan seperti merekalah lah pas kita kecil dulu. Ya, keseruan waktu sahur memang bisa mengingatkan kita, bahwa kita semakin berumur. Selamat menikmati Ramadan tahun ini. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H